Pentagon pada Jumat (16/9/2016) merilis sebuah pernyataan yang menyebutkan bahwa Menteri Informasi Islamic State/IS yang bertanggung jawab untuk mengedarkan rekaman video atau gambar mengerikan tentang penyiksaan dan pengeksekusian para sandera, bernama Wa’il Adil Hasan Salman al-Fayad telah tewas dalam serangan udara pasukan koalisi di Raqqa pada 7 September lalu. Pernyataan itu disampaikan oleh Asisten Menteri Pertahanan untuk Urusan Publik dan Sekretaris Pers Pentagon, Peter Cook.
Selain itu, pasukan koalisi yang dipimpin oleh AS juga sedang bersiap-siap untuk melakukan serangan ke benteng terakhir IS di Irak yaitu Mosul.
Ini adalah kemajuan terbaru dari serangan udara pasukan koalisi pimpinan AS terhadap IS. Baru-baru ini Pentagon juga menegaskan bahwa tokoh nomor dua IS yang juga merangkap sebagai juru bicara, Abu Mohammad al-Adnani telah tewas dalam serangan udara yang dilakukan pada 30 Agustus.
Adnani yang merupakan tokoh penting di IS itu selain berperan sebagai pengatur strategi militer dan koordinator operasi militer, juga bertanggung jawab dalam membangkitkan semangat untuk mendorong para pelaku teror melancarkan serangan individu terhadap warga sipil dan personil militer Barat. Serangan teror di Paris dan Brussels adalah hasil dari koordinasinya.
Fayad yang tewas pada 7 September itu adalah orang kepercayaan Adnani. Hanya beberapa pekan setelah ia ditunjuk sebagai juru bicara menggantikan Adnani yang tewas dalam serangan udara, ia pun menjadi sasaran serangan pesawat tempur tak berawak Angkatan Udara koalisi.
Sejak 2014 pasukan koalisi pimpinan AS mulai melancarkan serangan udara ke basis IS. Selama 2 tahun ini, sudah lebih dari 45.000 militan IS tewas. Dan sejak akhir tahun lalu, AS mulai mengubah strategi perang dan mengalihkan fokus sasaran pada pembunuhan atau penangkapan para tokoh kunci IS dengan tujuan akhir untuk merebut kembali Raqqa.
6 bulan sebelum Adnani terbunuh, tokoh kunci IS lainnya termasuk Menteri Keuangan IS Haji Iman dan orang ketiga di IS, Omar Shishani juga sudah tewas dalam serangan udara pasukan koalisi.
Pakar militer pernah mengatakan, tewasnya Adnani menjadi pukulan berat bagi organisasi teroris tersebut termasuk menyurutkan semangat juang para anggota IS. Apalagi kawan seperjuangan yang menggantikan kedudukan Adnani, sekarang juga tewas.
“Tewasnya para pemimpin kunci ISIL (IS) jelas akan mengurangi kemampuan dalam mempertahankan wilayah yang mereka duduki, kemampuan mereka dalam masalah pengaturan strategi perang, perencanaan keuangan serta dalam melancarkan serangan-serangan langsung ke dalam dan luar wilayah mereka,” kata Peter Cook.
Selain operasi militer yang dilakukan dalam wilayah Suriah, di sekitar 40 mil bagian selatan dari Mosul Irak, ratusan pasukan AS juga sedang membantu persiapan pasukan keamanan Irak untuk menyerbu dan mengambil kembali Mosul dari tangan militan IS.
Pejabat Kementerian Pertahanan AS kepada CNN mengatakan bahwa pasukan keamanan Irak dengan didukung oleh pasukan koalisi pada Juli lalu telah berhasil merebut kembali pangkalan udara di Qayyarah dan sudah mulai dilakukan pekerjaan rekonstruksi. Pangkalan udara tersebut selanjutnya akan digunakan oleh Angkatan Udara AS sebagai tempat untuk mengalokasikan persedian logistik,pasokan dan dukungan bagi pasukan darat Irak.
Peter Cook dalam siaran pers, Kamis lalu mengatakan, Pasukan AS sudah semakin dekat dengan garis pertahanan dan daerah pertempuran IS, tetapi agar pasukan AS dan koalisi bisa lebih dekat dengan Mosul, rekonstruksi pangkalan udara Qayyarah merupakan bagian penting dari strategi perang membebaskan Mosul dari kedudukan IS.
Perwira AS Let. Jen. Jeffry Harigian mengatakan, ini adalah rencana pertempuran darat bersama dengan pasukan koalisi, ketika pasukan keamanan Irak siap untuk bergerak merebut Mosul, maka pasukan AS juga harus memastikan kebutuhan tempur dan peralatan lainnya sudah siap agar serangan udara berlangsung lancar.
Laporan CNN menyebutkan bahwa serangan ke benteng terakhir IS itu mungkin paling cepat dilakukan pada Oktober mendatang. Langkah selanjutnya adalah mulai melancarkan penggerebekan terhadap daerah pinggiran yang berada di bagian selatan Mosul untuk membersihkan sisa-sisa anggota IS.
Pasukan keamanan Irak telah menjatuhkan cukup banyak selebaran peringatan kepada penduduk di bagian selatan Mosul, meminta mereka untuk menjaga diri baik-baik, agar tidak dijadikan perisai manusia oleh anggota IS dan menghimbau mereka agar secepatnya meninggalkan wilayah itu.
Pejabat Pertahanan AS dan analis intelijen mengatakan, pertempuran untuk merebut Mosul mungkin menjadi pertempuran yang paling menantang bagi pasukan AS, karena sejak diduduki IS pada 2014, Mosul menjadi kota yang terdapat banyak terowongan bawah tanah yang digali oleh militan IS. Kabarnya, hingga saat ini masih ada sekitar 3.000 – 4.500 orang militan IS yang bersembunyi di Mosul. (Zou Yun/sinatra/rmat)