Pentingnya Demokrasi dan HAM
Korsel yang berada dalam lingkup budaya Konghucu, puluhan tahun belakangan ini, Hallyu (gelombang trend Korea) melanda Asia dan bahkan seluruh dunia, daya penetrasi budayanya sangat menarik perhatian khalayak, penyebab utama dari hasil tersebut adalah upaya pewarisan nilai-nilai tradisional dan tuntutan terhadap demokrasi dan HAM yang dilakukan oleh Korsel.
Presiden Korsel sekarang, Park Geun-hye di berbagai kesempatan selalu menyampaikan respeknya terhadap demokrasi dan HAM. Dia pernah secara terbuka menyampaikan permintaan maaf atas perbuatan ayahnya yang menginjak-injak HAM sewaktu berkuasa.
Ketika Park memimpin rapat dewan negara dan terjadi perdebatan atas masalah penempatan “THAAD”, dia mengatakan satu-satunya keinginan lama yang belum tercapai adalah, sebagai presiden harus dapat menjamin keamanan negara dan rakyat, melindungi mereka tidak sampai mengalami berbagai macam ancaman.
Tentang munculnya fenomena Hallyu di lingkup seni dan budaya, ada komentar menganalisa, kenapa karya drama TV Korsel dapat memperlihatkan keunggulannya, adalah berkat kelonggaran sensor politik dan pemujaan terhadap nilai-nilai universal.
Nilai-nilai universal itu meliputi apa saja?
Rasionalitas, nurani, keadilan, hak asasi, kebebasan, kebersamaan, cinta kasih dan demokrasi. Dukungan dan penghargaan terhadap prinsip-prinsip tersebut tidak hanya terwujud dalam karya seni dan sastra, juga harus benar-benar terlaksana dalam kehidupan bermasyarakat. Terutama ketika nilai-nilai itu mengalami serangan dan ancaman, apakah pemerintah, organisasi dan masyarakatnya dapat maju ke depan membelanya?
Perjalanan mempertahankan hati nurani ini tentu tidak akan mulus dan kesulitan pasti akan mengujinya, namun itu juga merupakan kunci pembuka lintasan dalam menuju hari depan. (Gao Tian Yun/sud/whs)
BERSAMBUNG