Seharusnya Sabun Tidak Mengandung Zat Antibakteri

Ketika sabun pencuci piring, pencuci baju dan sabun mandi dengan antibakteri muncul pada tahun 2000-an, dipromosikan sebagai “produk baru dengan mutu yang lebih baik”, “membersihkan jauh lebih bersih”, dan “aroma kesegaran yang baru”, bertujuan supaya konsumen membeli produk tersebut.

Masalahnya adalah produk tersebut tidak membuat Anda “menjadi lebih bersih” dibandingkan Anda menggunakan sabun biasa dan air, malah mengakibatkan kekebalan terhadap antibiotik dan terjadilah”superbug” (bakteri yang kebal terhadap berbagai antibiotik) serta mengganggu sistem hormon pada manusia dan hewan, seperti halnya pestisida.

Sekarang FDA telah memberi waktu satu tahun kepada industri untuk tidak memakai antibiotik seperti triklosan dan triklokarban yang ditemukan dalam ribuan produknya. “Perusahaan tidak dapat lagi memasarkan sabun cuci yang mengandung triklosan dan triklokarban karena produsen tidak dapat membuktikan triklosan dan triklokarban aman untuk digunakan setiap hari dalam jangka panjang dan lebih efektif daripada sabun biasa dan air dalam mencegah penyakit dan penyebaran infeksi tertentu”, kata FDA dalam sebuah pernyataan. Produsen sabun akan diberi tambahan tahun untuk bernegosiasi dengan produsen lainnya mengenai benzalkonium klorida yang jarang digunakani.

Ahli mengatakan bahwa triklosan, yang ditemukan di deterjen pencuci piring Ajax dan Palmolive dan pasta gigi Colgate Total, akan terurai menjadi kloroform dengan air keran dan dioxin di lingkungan dan mengganggu fungsi tiroid dan air susu ibu (ASI), air kencing dan darah. “Triklosan memiliki kesamaan dengan hormon tiroid (T4) maupun dengan beberapa pengganggu hormon, termasuk polychlorinated bisphenyl (PCB), dietilstilbestrol (DES), dan bisfenol A (BPA),” kata Breast Cancer Fund. Hidrokarbon aromatik terklorinasi seperti DDT atau hexaklorofen telah dilarang untuk digunakan sejak tahun lalu. Minnesota melarang penggunaan triklosan sejak tahun 2014; negara bagian Washington melarang penggunaan plastik yang mengandung bisfenol A yang terkandung di dalam botol bayi sejak tahun 2010.

Pengganggu hormon meniru dan mengganggu hormon alami dan ditemukan dalam makanan kaleng, tas popcorn yang dipanaskan dengan microwave, kosmetik, larutan pembersih karpet, furnitur, pemadam api, plastik, dan struk kasir yang dicetak dengan pemanasan. Senyawa tersebut terkait dengan kanker payudara, infertilitas, jumlah sperma yang rendah, kelainan bentuk genital, pubertas dini dan diabetes pada manusia dan mutasi yang mengkhawatirkan pada satwa liar seperti ikan dan amfibi interseks yang mempunyai karakteristik jantan dan betina. Senyawa tersebut diduga juga berperan penting dalam epidemi perilaku dan masalah pembelajaran pada anak-anak yang berkaitan dengan penggunaan pengganggu hormon secara luas.

Penggunaan antibiotik secara berlebihan pada produk perawatan diri “yang baru dengan mutu yang lebih baik,” yang banyak diresepkan dan pada sektor pertanian yang menggunakan obat untuk menambah berat badan pada hewan ternak yang kurang diberi pakan ternak. FDA telah melakukan upaya untuk mengurangi penggunaan hewan ternak pada produsen daging dan industri obat, jika ada, maka harus dimanfaatkan secara maksimal. Menurut ringkasan laporan FDA pada tahun 2014 mengenai penjualan dan distribusi antimikroba yang digunakan untuk hewan ternak yang diolah menjadi makanan, antara tahun 2009 sampai dengan 2014 penjualan domestik dan distribusi sefalosporin untuk hewan yang diolah menjadi makanan meningkat sebanyak 57 persen, antibiotik linkosamid seperti klindamisin meningkat sebanyak 150 persen, dan antibiotik aminoglikosida seperti gentamisin meningkat sebanyak 36 persen.

Profesional medis semakin khawatir akan bahaya bakteri yang kebal terhadap antibiotik seperti Stafilokokus aureus yang kebal terhadap metisilin, Enterobakteria yang kebal terhadap karbapenem, Enterokokus yang kebal terhadap vankomisin dan E. Coli yang kebal terhadap antibiotik.

Meskipun didesak dan tidak disetujui oleh ilmuwan, kelompok konsumen, kelompok lingkungan, dan pejabat kesehatan masyarakat, FDA tetap memperbolehkan penggunaan antibiotik di dalam sabun sampai terbukti sangat berbahaya. Bahkan sekarang ini, triklosan tetap diperbolehkan terkandung di dalam pasta gigi karena menurut FDA manfaatnya jauh lebih besar daripada risiko yang ditimbulkannya.(Epochtimes/Vivi/Yant)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular