Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih pada Minggu (23/10/2016) mengatakan bahwa karena membaiknya fundamental pasar, siklus penurunan harga minyak mentah yang terjadi sekarang sudah mendekati akhir.
Harga minyak mentah per barel yang pada 2014 naik sampai melebihi seratus Dollar AS, pada awal tahun ini turun menjadi kurang dari 30 ollar AS. Terendah dalam 10 tahun terakhir. Kemudian naik lagi sampai harga sekarang yang berada di kisaran 50 Dollar AS per barel.
Central News Agency mengutip laporan Agence-France Presse memberitakan, setelah pertemuan para menteri energi negara-negara Teluk Persia melakukan pertemuan di Riyadh, Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih dengan Menteri Perminyakan Rusia Alexander Novak mengadakan konferensi pers dan mengatakan, “Siklus penurunan harga yang terjadi belakangan ini sudah mendekati akhir”.
“Dilihat dari fundamental pasar yang terkait jumlah pasokan dan permintaan yang telah membaik. Kami memprediksikan bahwa harga minyak mentah di masa datang akan naik lagi,” katanya.
Hal senada dikatakan Menteri Energi Qatar Mohammed al-Sada, “Masa sulit (industri perminyakan) sudah berakhir”.
Qatar sekarang adalah Presiden Bergilir Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC).
Menurut Alexander Novak, dalam pertemuan dengan para menteri energi negara Teluk Persia, dibahas soal bagaimana mengembangkan mekanisme yang terbaik untuk memecahkan masalah stabilitas harga minyak mentah.
Tulisan dalam majalah triwulanan terakhir ‘Prospek Pasar Komoditas’ yang diipublikasikan Bank Dunia pada Kamis (20/10/2016) menyebutkan bahwa sehubungan dengan negara-negara OPEC bersepakat untuk memotong produksi minyak, harga minyak mentah dunia diperkirakan akan meningkat menjadi USD 55 per barel pada 2017. Lebih tinggi dari harga penyerahan bulan Juli yang USD. 53 per barel.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa harga rata-rata minyak mentah dunia pada 2016 diperkirakan akan berada di USD 43 per barel, tidak jauh bergerak dari harga yang diprediksikan pada Juli lalu itu. Terdorong oleh kenaikan harga minyak mentah, Bank Dunia juga memperkirakan bahwa harga gas alam dan batubara juga mungkin akan naik sebesar 25 % pada 2017. (sinatra/rmat)