Oleh Ma Li
Dinas intelijen militer Irak mengatakan, pasukan Irak sedang melakukan serangan gencar ke benteng terakhir organisasi ekstremis Islamic State/IS, Mosul. Seorang lagi pimpinan senior IS tewas dalam serangan udara.
Laporan CNN pada Jumat (11/11/2016) menyebutkan bahwa Mahmoud Shukri al Nuaimi, juga dikenal sebagaiĀ Sheikh Faris adalah seorang petinggi di organisasi IS.
Sumber dari Irak mengatakan bahwa yang bersangkutan di era Saddam Hussein pernah menjadi seorang pejabat tinggi di dinas intelijen militer. Ia tewas dalam serangan udara pada hari Selasa (8/11/2016) dan hal ini telah mendapat konfirmasi dari IS melalui sebuah rekaman video.
IS melakukan pembantaian terhadap warga sipil
Laporan yang dikeluarkan oleh kantor pejabat khusus UNHCR pada Jumat (11/11/2016) menyebutkan, militan IS telah melakukan pembantaian terhadap warga di kota Mosul, sedikitnya 60 orang tewas dan jenasah mereka digantung dan dibuang di jalan untuk dipertontonkan.
Baru-baru ini, IS menuduh 40 orang warga sipil berbuat makar dan berkolaborasi dengan musuh (Pasukan Irak) dan mengeksekusi mereka di Mosul. Setelah itu, jenasah mereka digantungkan pada tiang-tiang di beberapa tempat dalam kota Mosul.
Laporan itu juga mengatakan bahwa seorang pria berusia 27 tahun yang berada di sekitar Bab al-Jideed juga dibunuh pada Selasa malam dengan alasan bahwa pria tersebut menggunakan telepon genggam.
Rabu malam, militan IS yang berada di pangkalan militer mereka di utara Mosul membunuh 20 orang warga sipil yang dicurigai telah melakukan āpembocoran informasiā kepada pasukan Irak. Lembaga PBB mengatakan, jenasah para warga yang dibunuh tersebut kemudian digantung pada tiang-tiang di berbagai persimpangan jalan di kota Mosul. Maksudnya tak lain adalah sebagai peringatan agar warga tidak bekerjasama dengan pasukan Irak.
Pasukan Irak sudah berhasil menewaskan 1.200 orang anggota militas IS
Menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kepolisian Federal Irak bahwa sejak penyerangan besar-besaran ke Mosul yang dimulai pada 17 Oktober lalu, pasukan Irak telah berhasil menewaskan 1.200 orang anggota militan IS.
Sementara itu, sebanyak puluhan ribu keluarga telah diselamatkan dari ākekuasaanā IS. dan 56 buah sumur minyak yang berhasil direbut kembali dari tangan mereka.
Pasukan Mobilisasi Rakyat merupakan sebuah koalisi longgar dari organisasi pertahanan sipil Irak. Mereka perlahan tetapi pasti sedang bergerak maju ke Tal Afar, kota yang berjarak sekitar 70 km dari Mosul.
Direktur Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk HAM Zeid Raāad Al Hussein mengatakan, IS memaksa anak-anak untuk mengeksekusi tahanan, dan menjadikan wanita sebagai objek bagi IS yang bisa seenaknya untuk didistribusikan. Ia meminta pihak berwenang Irak untuk memastikan bahwa penanangan pelanggaran HAM tersebut perlu disesuaikan dengan hukum yang berlaku demi mengurangi serangan pembalasan dan membantu dalam pembangunan kembali komunitas di wilayah itu.
Perjuangan berat
Bulan lalu, Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi dalam pengumuman tentang dimulainya serangan pasukan Irak ke Mosul telah mengingatkan bahwa, perang bisa berlangsung dalam waktu panjang.
IS adalah musuh yang licik, mereka siap untuk melakukan pertahanan selama 2 tahun, mereka sekarang memanfaatkan medan, terowongan dan bangunan, memasang bom, melakukan pemencaran tempat persembunyian, sehingga ketika pasukan Irak memasuki lokasi yang sempit dalam kota Mosul. Militan IS lalu menyerang warga sipil dengan bom mobil di tempat-tempat seperti Baker, Aden dan tempat lainnya.
Militan IS juga menempatkan sejumlah drum berisikan minyak di beberapa jalan utama yang sewaktu-waktu dinyalakan guna memblokir serangan pasukan Irak.
Warga sipil setempat mengatakan, para petinggi IS sudah mulai melarikan diri dari Mosul, meninggalkan para militan muda yang diminta untuk terus bertahan melawan pasukan Irak. Warga Mosul mengatakan bahwa para militan muda itu sudah dicuci otak, sehingga fanatisme dan tindakan berdarah dingin mereka membuat orang menjadi ngeri.
Pejabat militer AS memperkirakan bahwa tidak kurang 3.000 ā 5.000 orang militan IS kini masihĀ bertahan dan berperang melawan pasukan Irak. Selain itu, mungkin masih ada sekitar 1.500 hingga 2.000 orang militan lainnya yang menunggu di luar kota. (sinatra/rmat)