Pejabat di Pusat Manajemen Donor Organ Manusia Jiangxi Tiongkok Diperiksa Kejaksaan

Media Tiongkok pada Kamis (17/11/2016) melaporkan, Wakil Direktur Pusat Manajemen Donasi Organ Manusia Palang Merah Jiangxi Tiongkok, Xie Xianci yang diduga terlibat dalam kasus menerima suap sedang diperiksa kejaksaan.

Ini merupakan kejadian pertama seorang pejabat Partai Komunis Tiongkok/PKT yang berhubungan langsung dengan kasus donasi organ manusia dimintai pertanggungjawaban. Tahun ini, kejahatan pengambilan organ yang dilakukan PKT di Tiongkok semakin menjadi perhatian masyarakat internasional.  Xi Jinping juga sudah mulai melakukan pembersihan terhadap kelompok Jiangxi yang pro Jiang Zemin.

Laporan media menyebutkan bahwa Kejaksaan Provinsi Jiangxi pada 8 November telah menunjuk Kejaksaan Kota Nanchang untuk melakukan pemeriksaan termasuk memberikan hak untuk mengambil tindakan paksa kepada Xie Xianci, Wakil Direktur Pusat Manajemen Donasi Organ Manusia Palang Merah Jiangxi.

Sebagaimana diketahui bahwa Pusat Manajemen Donasi Organ Manusia yang dibentuk pada Juni 2015 tersebut merupakan lembaga koordinator yang mengelola segala pendanaan yang berhubungan langsung dengan donasi organ manusia di propinsi Jiangxi. Pemeriksaan terhadap pejabat tinggi dari lembaga ini baru pertama kali terjadi di Tiongkok.

Epoch Times sebelumnya pernah melaporkan bahwa PKT untuk menyembunyikan kejahatannya dalam pengambilan organ tubuh hidup praktisi Falun Gong di Tiongkok, lalu mengakalinya dengan mendirikan lembaga yang mengatur sistem donasi organ manusia.

Organisasi Internasional untuk Penyelidikan Penganiayaan terhadap Falun Gong (WOIPFG) di antara Januari hingga November 2015 telah melakukan survei sampel melalui sambungan telepon terhadap 169 pusat transplantasi, rumah sakit dan lembaga swasta yang terlibat dalam kegiatan pendonoran organ manusia menemukan bahwa, jumlah kasus pengambilan paksa organ hidup dari praktisi Falun Gong selain tidak menurun, bahkah bertambah banyak.

Hasil survei WOIPFG yang dipublikasikan pada 15 Juli tahun ini menunjukkan bahwa sejak Januari hingga Juni 2016, PKT memanfaatkkan apa yang disebut Pusat Manajemen Donor Organ Manusia untuk mengelabui masyarakat internasional dan terus secara besar-besaran mempraktikkan pengambilan paksa organ hidup praktisi Falun Gong Tiongkok.

Laporan menyebutkan, pertama, hal itu ditunjukkan melalui tingginya jumlah transplantasi organ yang dilakukan di seluruh Tiongkok, waktu menunggu organ yang sangat singkat, persediaan organ yang tidak perlu dikhawatirkan yang tidak berubah dari waktu-waktu sebelumnya.

Beberapa rumah sakit transplantasi bahkan menyediakan fasilitas ‘Jalur Hijau’ (jalur khusus) bagi pasien yang sedang kritis untuk segera mendapatkan kesempatan menjalani transplantasi organ hati (lever). Ini tidak mungkin bisa dilakukan oleh pusat-pusat transplantasi bersekop kecil yang persediaannya tidak stabil dan atau kesulitan dalam menemukan donatur organnya.

Kedua yaitu, jumlah donatur organ di Tiongkok masih terbatas karena masyarakat Tiongkok belum banyak berubah dari sikap ingin mempertahan kelengkapan organ tubuh setelah meninggal dunia.

Dalam situasi jumlah persediaan organ yang terbatas dan tidak stabil seperti ini, bagaimana PKT dapat menyelesaikan transplantasi organ yang jumlahnya sangat besar? Dan bagaimana mereka bisa mempertanggungjawabkan janji mereka bahwa waktu untuk menunggu persediaan organ sangat singkat?

Resolusi DPR AS no. 343 yang ditandatangani oleh 185 anggota berisikan desakan terhadap  PKT untuk segera menghentikan kejahatan pengambilan organ tubuh hidup dari tahanan nurani termasuk praktisi Falun Gong telah disahkan pada 13 Juni 2016.

2 hari kemudian, putra Zhou Yongkang yakni Zhou Bin dijatuhi hukuman penjara selama 18 tahun oleh pengadilan dan denda sebesar RMB 350 juta.

Epoch Times sebelumnya melaporkan bahwa Zhou Yongkang beserta putra itu juga terlibat dalam pengambilan paksa organ hidup. Sedangkan Zhou Yongkang adalah kroni Jiang Zemin.

Dalam sebuah wawancara dengan televisi Phoenix Tiongkok pada bulan Maret 2015, Huang Jiefu  (mantan Wakil Menteri Kesehatan Tiongkok) melimpahkan tanggung jawab atas kasus pengambilan organ tubuh dari terpidana mati itu kepada Zhou Yongkang.

Saat itu ia mengatakan, “Tidak perlu diragukan lagi, Zhou Yongkang adalah ‘harimau besar’, ia adalah Sekretaris Komisi Hukum dan Politik bagi kita, ia juga menjabat sebagai Ketua Komite Tetap Biro Politik …. Jadi,  tahanan yang dieksekusi itulah menjadi sumber persediaan organ, Apakah masih kurang jelas?”

Yang perlu dicatat adalah bahwa sebelum Pusat Manajemen Donor Organ Manusia yang berlokasi di Jiangxi tersebut diperiksa pihak berwenang. Xi Jinping melalui Kongres Keenam PKT yang diselenggarakan pada Oktober lalu telah dikukuhkan sebagai “inti kepemimpinan” yang berarti bahwa kekuasaan kelompok Jiang Zemin dalam pemerintahan sudah melemah.

Komentator politik Lun Guochi menjelaskan bahwa sebagian besar dari posisi kunci dalam pemerintahan di propinsi Jiangxi yang sebelumnya dikuasai oleh orang-orangnya Zeng Qinghing yang juga asal Jiangxi, sekarang sudah ditempati oleh para personil kepercayaan Xi Jinping.

Dengan dilengserkannya satu per satu orang kepercayaan Zeng Qinghong, tidak menutup kemungkinan Xi Jinping berusaha untuk membuktikan bahwa kasus kejahatan pengambilan paksa organ yang terjadi di Tiongkok selama ini memiliki kaitan langsung dengan Jiang Zemin dan Zeng Qinghong. Jadi mereka inilah yang harus bertanggung jawab.  (Wen Shufan/sinatra/rmat)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular