Oleh: Xu Ru
Mengetahui terlebih dahulu yang akan terjadi setelah kematiannya
Menurut sebuah sumber dari orang dalam yang pernah menengok jenazah ibu tua dari luar jendela.
Pada waktu itu sang ibu tua sudah meninggal selama tiga tahun, putra ibu tua itu berkata, “Menjelang meninggal, ibu berpesan, agar keluarga melepaskan seluruh pakaian ditubuhnya, menggunakan tikar dari lempengan bambu menutupi dirinya dan meletakkannya di atas kang (tempat tidur yang terbuat dari batu bata yang dapat dihangatkan dengan api), dan bahwa dirinya telah mencapai taraf kedewaan, setelah meninggal dunia tubuhnya tidak akan membusuk, tidak boleh dimasukkan ke dalam peti mati, dan lain sebagainya……”
Karena merasa ibunya setelah meninggal dibiarkan bertelanjang dan hanya dibungkus dengan tikar bambu tidaklah memenuhi norma bakti, namun berhubung menjelang wafat seluruh ruangan dipenuhi bau harum, putra putri ibu tua itu pun tidak berani melanggar pesan, maka dibiarkan tetap seperti kondisi itu. Banyak sekali saksi yang mengetahui hal tersebut.
Selain itu, sang ibu tua ketika menjalani perawatan di rumah sakit, pernah kelepasan berkata pada putri bungsunya, ”Abang sulungmu sebentar lagi akan datang.”
Baru saja diucapkan lima menit, Yang Shoude putra sulung ibu tua benar-benar telah kembali dari Beijing. Sedangkan ketika keluarga berniat menghibur ibu tua dengan mengatakan bahwa sang cucu sebentar lagi akan tiba, ibu tua menggelengkan kepalanya dan berkata, ”Dia besok baru bisa datang!”
Ternyata keesokan harinya, sang cucu dengan terburu-buru baru datang dari Xuzhou. Di tengah malam lima hari menjelang wafatnya ibu tua, dalam perjalanan dari Xianghe kembali ke Beijing. Ibu tua berbaring dalam mobil dengan ditutupi selimut, tetapi mobil telah berjalan sampai dimana pun dia mengetahui dengan jelas dan yang dikatakannya semuanya tepat.
Sedangkan dalam hal mempertahankan tubuhnya, sang ibu tua masih menunjukkan kemampuan memprediksinya. Yang Xueqiang mengatakan, ketika ibunya berhenti bernapas, mereka sama sekali belum mengetahui apa yang dimaksud dengan jasad bodhisatwa (sebutan di kalangan buddhis tentang jasad yang tidak hancur) yang tidak akan membusuk.
Sampai pada hari ke 15 setelah meninggal, sepulang dari bekerja ia berbincang di rumah seorang rekan kerja dan melihat di atas meja terdapat setumpuk surat kabar, sambil lalu ia mengambil satu eksemplar. Terbaca berita tentang jasad tidak membusuk dari seorang bhiksu Daxing dari gunung Jiuhua.
Dilihatnya berita tersebut sangat mirip dengan keadaan neneknya, lalu ia bergegas pulang menunjukkannya kepada keluarga di rumah. Barulah mengetahui bahwa ibu mereka mungkin sudah menjadi jasad bodhisatwa Maka timbullah pikiran untuk menyimpan jenazah ibu tua tersebut.
Yang Xueqiang mengunjungi Institut Riset Sains Tubuh Manusia Tiongkok. Institut itu lantas mengutus seorang profesor yang beragama Buddha untuk membawa rombongannya ke sana. Profesor itu mengatakan bahwa sang ibu tua mengandalkan kultivasi diri sendiri yang telah mencapai tingkatan spiritual sangat tinggi.
Pada akhir abad XX di Tiongkok telah muncul seorang ibu tua seperti ini, merupakan kejadian yang langka dan membanggakan. Kemudian, pihak Institut mengeluarkan maklumat perihal perlindungan jasad bodhisatwa ibu tua tersebut. Pada pagi hari itu Yang Xueqiang bermimpi, sang nenek berkata kepadanya, agar dimulai dengan hari itu, mereka tidak perlu sembunyi-sembunyi lagi dalam mengurus hal-hal yang berhubungan dengan dirinya.
Jelaslah, ibu tua yang bernama asli: Zhou Fengchen itu sudah mengetahui sebelumnya bahwa jika dia harus tetap tinggal di pedesaan. Menurut adat di daerah pedesaan, dua atau tiga hari sesudahnya harus dikebumikan. Sedangkan di Beijing, jenazah dapat disimpan melalui cara ini.
Dalam pengurusan oleh pihak Departemen Penelitian Ilmiah dan pemerintah setempat, keluarga Yang tidak mengkremasi sang ibu tua, bahkan pada 5 Juli 1993 malam diangkut kembali dan disemayamkan di kampung halaman Xianghe.
Selain kemampuan untuk mengetahui hal-hal yang akan terjadi, semasa hidupnya ibu tua juga memiliki kemampuan semacam sensor, misalnya setelah dia tinggal di Beijing, dia mengetahui semua yang terjadi di desa kampung halamannya. Bahkan kadang-kadang jika ada seorang kerabat dari desa yang akan ke Beijing menjenguknya, di pagi hari dia sudah mengetahui, dan berpesan agar menyisakan nasi karena siang ini akan ada tamu yang datang serta dipastikan datang, maka hari itu orang yang dimaksud benar-benar datang, sangat tepat sekali. (pur/whs/rmat)
BERSAMBUNG