SURAKARTA –Namanya Sulami (35). Dia adalah warga Dukuh Selorejo RT 31, Desa Mojokerto, Kecamatan Kedawung, Sragen, Jawa Tengah. Gadis muda ini tak bisa beraktivitas seperti orang umumnya, dia hanya berkawan dengan hamparan kasur serta lebih banyak menghabiskan waktu berbaring.
Sulami ketika berjalan tanpa mengayuhkan kakinya hanya mengandalkan tongkat, ketika dia berbaring pun langsung menjatuhkan tubuhnya ke tempat tidur. Kini apa yang diderita oleh Sulami sudah menjadi sorotan dan pemberitaan berbagai media di Indonesia termasuk mancanegara.
Ya, dia Sulami adalah sosok yang dikenal ‘Manusia Kayu’ dari Sragen dan kini sedang menanti kesembuhannya. Sulami sebenarnya menderita penyakit langka selama 13 tahun ini dalam kepiluan, tak ada biaya cukup untuk membiayai pengobatannya. Dia didiagnosis menderita ankylosing spondylitis atau rematik sistemik.
Neneknya Ginem (90) merupakan sosok yang menemani dan merawat Sulami sepanjang tahun. Sebelumnya kembaran Sulami Paniyem juga mengalami penyakit serupa. Hingga penyakit itu merengut nyawanya tiga tahun lalu. Sulami sudah merasakan gejala penyakit ini ketika dia duduk di bangku kelas IV SD.
Saat ini Sulami sedang menanti kesembuhannya dalam perawatan di RSUD Dr Moewardi Surakarta. Sebelumnya dia dirawat di RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen saat dijemput dari Puskesmas Kedawung di rumahnya pada Selasa (24/1/2017).
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sudah menjenguk Sulami ke RSUD Dr Moewardi Surakarta, Rabu (25/1/2017) malam. Ganjar mengatakan Pemprov akan membantu dengan segala fasilitas yang ada.
“Kami berupaya membantu, apalagi keluarganya tidak mampu. Ini juga jadi tantangan dunia kesehatan bahkan sudah jadi viral di dunia. Kalau bisa di dunia luar juga bisa datang ke sini bagi yang punya keahlian untuk membantu,” katanya dilansir dari rilis Humas Pemprov Jawa Tengah.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, imbuh Ganjar, menargetkan setidaknya Sulami bisa duduk dan kaki bisa ditekuk. Selanjutnya, baru penanganan untuk memperbaiki tulang belakang. Jika dibutuhkan pakar-pakar medis kelas dunia, pihaknya siap meminta Kementerian Kesehatan untuk turut membantu mengatasinya.
“Kita berikhtiar seoptimal mungkin, harapannya sampai sembuh, tapi gusti Allah yang menentukan,” imbuh gubernur. (berbagai sumber/asr)