Di sekolah Xiao Ming akan mementaskan sebuah drama. Dalam drama tersebut ada yang berperan sebagai raja, jenderal, pejabat negara dan peran lainnya. Ketika semua orang sedang mendiskusikan siapa yang cocok berperan sebagai apa dalam drama itu, Xiao Ming buru-buru mengatakan ingin berperan sebagai raja, karena menurutnya raja paling gagah dan berwibawa, setiap orang harus tunduk padanya .
Namun, ketika latihan drama, Xiao Ming merasa menyesal, karena berperan sebagai raja ternyata tidak segagah seperti yang dibayangkan.Tidak hanya dialognya yang sedikit, tapi juga tidak bukan lakon utamanya, selain itu juga harus mengenakan kostum yang tebal dan berat, persis seperti latar dalam drama yang dipentaskan.
Sebaliknya ia melihat mereka yang berperan sebagai pembantu itu justru sebagai lakon utamanya dalam drama tersebut. Bukan hanya mengenakan kostum yang sederhana dan banyak dialognya, tapi juga paling banyak mendapatkan aplaus/tepuk tangan penonton saat secara resmi dipentaskan. Disamping itu, yang dibahas teman-teman seusai pementasan juga seputar temannya yang berperan sebagai pembantu itu.
Dalam sebuah drama, berperan sebagai raja meskipun sekilas tampak gagah dan hebat, tapi terkadang hanya sebagai peran pelengkap, cukup pemain biasa saja sudah bisa memerankannya dengan baik. Sebaliknya, peran yang biasanya terlihat tidak penting justru adalah pelakon utamanya, yang harus dimainkan oleh seorang aktor berpengalaman.
Begitu juga dalam kehidupan nyata sehari-sehari, mereka yang menjabat sebagai presiden, pejabat tinggi, CEO atau pemimpin perusahaan itu belum tentu segagah yang dibayangkan. Di bawah pandangan orang banyak, bukan saja banyak keterbatasan, tapi juga sejumlah besar kesulitan yang tidak diketahui. Tidak seperti masyarakat biasa yang justeru bisa lebih santai, bebas leluasa dan bisa semaunya memilih/menjalani gaya hidup yang diinginkan.
Mari kita lakoni dengan baik peran kita masing-masing, dan terkait bagaimana perkembangan kita di masa depan, jalani saja secara alami ! (Epochtimes/Jhn/Yant)
