Pada tahun 2003, Saartjie Geurts, seorang siswa studi komunikasi tahun pertama di Belanda telah mengalami pengalaman hampir mati atau lebih dikenal sebagai near-death experience (NDE) di rumahnya.
Geurts merasa pusing dan merasakan bahwa daya keseimbangan dan kemampuan untuk berkonsentrasi menurun. Kondisi ini berlanjut untuk beberapa hari sebelum dia mengambil keputusan untuk beristirahat di dalam kamar saja.
Sekitar hari kelima, Geurts mengalami pengalaman hampir mati, yang dinamainya “pengalaman neraka”. Meskipun lima hari telah berlalu, bagi Geurts pada ketika itu, waktu berlalu dengan begitu cepat sekali seolah-olah hanya sehari telah berlalu.
Kelelahan yang dirasakan Geurts membuatnya seolah-olah hidup dalam sebuah vakum.
Geurts akhirnya mencoba tidur saat kepalanya terasa terlalu berat dan semua tenaganya telah meninggalkannya.
“Saya menyadari bahwa saya tidak bisa bangun dari tempat tidur lalu panik,” katanya dalam sebuah video oleh NDEvideos.com.
Tiba-tiba, semua inderanya menerima stimulasi yang banyak; cahaya yang terang, suara degungan yang kuat selain merasakan berbagai rasa: manis, asin, jeruk.
Dia juga melihat gambar-gambar alam seperti bunga-bungaan yang berwarna-warni dan gunung-gunung dan bangunan. Geurts menggambarkannya seperti satu liburan.
Setelah itu, dia merasakan kehadiran suatu ancaman yang menakutkan.
Geurts mengatakan “Tiba-tiba saya melihat diri saya terbaring di atas tempat tidur dan merasa bahwa saya sedang melihat skenario ini dari atas.” Ini merupakan pengalaman yang sering dilaporkan oleh mereka yang mengalami pengalaman hampir mati.
Kepalanya menoleh ke belakang dan dia merasa seolah-olah ditarik untuk memutarkan badan.
Geurts kemudian melihat kejadian ibunya di dalam kamar karantina di rumah sakit; Ibunya yang diisolasi pada tahun 2001 karena kanker usus besar yang akhirnya telah membunuhnya. Meskipun peristiwa ini terjadi setengah tahun lalu, ia begitu jelas di benaknya.
Geurts merasa sakit sesaat sebelum dia ditarik melalui sebuah terowongan yang semakin menyempit.
“Kemudian saya tiba di sebuah pintu pagar … Saya harus membuat keputusan”, kata Geurts. Ibunya berada di seberang pintu pagar.
“Jika saya melalui pagar itu, ia berarti saya akan mati,” kata Geurts. Keputusan yang harus bakal dibuatnya sulit dan akan menghantuinya.
Geurts berkata “Ini sulit. Saya harus melepaskan dia (ibu). ”
Ini bukan sebuah akhir. Seluruh kehidupan Geurts terlintas di depan matanya; saat-saat dia bersama dengan anggota keluarganya. “Ini merupakan pengalaman fotografik,” kata Geurts.
Tiba-tiba satu gambar lain: seorang pria, satu bayangan, sesuatu yang tidak dapat saya namakan muncul. Saya menjerit ketakutan.
Kemudian, seorang ahli medik dan anggota polisi berada di dalam kamar saya.
Gambar yang terakhir terus menghantui Geurts. Dia mengatakan “Saya tidak percaya adanya neraka atau surga tapi saya rasa bahwa segala hal buruk yang dilakukan diperbesar selama pengalaman neraka.”
Geurts menggambarkan NDE sebagai “seorang insan berniat baik yang mempertanyakan sikap saya yang tidak ramah terhadap ibu saya. Dia mersa seperti diinterogasi. NDE menunjukkan kebenaran yang tidak difilter. ”
Sesungguhnya, pengalaman hampir mati (NDE) mengubah hidup seseorang. (Erabaru.my/Yant)