Kasus “Mayat hidup” merupakan topik yang cukup banyak dibahas orang. Tetapi, karena tidak bisa sepenuhnya mengetahui apakah mayat hidup itu ada atau tidak, sehingga selalu meninggalkan ruang imajinasi pada generasi berikutnya.
Jika dilihat dari maknanya secara kata-kata, bahwa “mayat hidup” karena kaku di sekujur tubuh itu memang ada.
Baru-baru ini seorang wanita bernama Sulami menjadi viral di media sosial, dan menjadi sorotan media internasional “Daily Mail.”
Tampak dalam gambar seorang wanita asal Sragen, Jawa Tengah bernama Sulami (35) ini sekujur tubuhnya hanya bisa tegak lurus tidak bisa membungkuk karena keras dan kaku, sehingga ia dikenal sebagai “Mayat hidup” oleh penduduk setempat.
Namun bukan “virus zombie” yang bisa menular seperti dalam cerita film, tapi dikarenakan mengidap penyakit genetik, yang menyebabkan sekujur tubuhnya kaku tidak bisa membungkuk.
Menurut Departemen Kesehatan Sragen, Sulami menderita gangguan genetik langkah yang disebut Ankylosing Spondylitis, menyebabkan tubuhnya lambat laun menjadi kaku, tidak bisa bergerak bebas apalagi membungkuk.
Selama 10 tahun terakhir, kondisinya semakin buruk, Sulami tidak bisa duduk seperti orang normal lainnya, bahkan untuk sekedar merebahkan badan juga perlu dibantu. Sementara untuk kehidupan atau aktivitas sehari-hari Sulami mengandalkan neneknya yang berumur 90 tahun.
Jika penanganan penyakit genetik ini ditunda bisa menyebabkan kondisinya semakin buruk, dan tidak tertutup kemungkinan berkembang menjadi penyakit “bamboo spine” atau “bambu tulang”, yang membuat tubuhnya benar-benar menjadi kaku dan tidak bisa membungkuk.
Saat demikian mata penderita tidak bisa menatap lurus, hanya bisa menunduk, lehernya juga tidak bisa bergerak menoleh, sehingga terpaksa membalikkan badan ketika hendak melihat ke belakang. Selain kepala, leher dan jari, anggota badan lainnya juga tidak bisa digerakkan, sehingga ia harus menggunakan tongkat atau dibantu untuk aktivitas sehari-hari.
Terbetik berita, keluarga Sulami didera oleh penyakit ini, ibu dan saudara kembarnya juga memiliki gejala yang sama, dan meninggal satu demi satu.
Penyakit yang tidak lazim itu mulai dirasakan oleh Sulami sejak masih di Sekolah Dasar. Saat itu, dia merasakan sebuah benjolan di lehernya.
“Benjolan itu lama-lama menjadi luka karena sering digaruk,” kata Sulami, Jumat (20/1/ 2017).
Bersamaan dengan itu, tubuhnya satu per satu menjadi kaku.
“Pada awalnya hanya bagian jari,” katanya. Lama kelamaan, anggota tubuh yang lain mengalami hal yang sama, seperti tangah, kaki, punggung hingga leher.
Penyakit itu mencapai puncaknya sejak 12 tahun silam. Hampir semua tubuhnya kaku dalam kondisi membujur lurus tanpa bisa ditekuk. Selain itu, terdapat luka di kedua kakinya yang tidak kunjung sembuh selama bertahun-tahun.
Dari keterangan dokter yang diperolehnya, Sulami mengatakan bahwa penyakit yang dideritanya berupa pengapuran sendi dan tulang. Penyakit itu membuat semua tulang dan sendinya menyatu sehingga tidak bisa ditekuk. (jhoni/rp)