Erabaru.net. Pada tanggal 31 Mei, pengadilan RRT secara terpisah ditemukan sebanyak enam pejabat tinggi PKT yang divonis bersalah, karena melakukan korupsi dan melakukan pelanggaran.
Keenam pejabat tersebut terkait dengan atau merupakan bagian dari faksi politik yang didalangi oleh mantan bos Partai Komunis Tiongkok (PKT), Jiang Zemin.
Ketiga pejabat yakni mantan kepala biro statistik Wang Baoan (foto atas), mantan kepala Kota Luoyang, Chen Xuefeng, dan mantan Walikota Ningbo, Lu Ziyue, telah menerima suap senilai ratusan juta yuan (sekitar puluhan juta dolar), dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Tiga pejabat lainnya, yakni mantan ketua China Telecom, Chang Xiaobing, mantan wakil Gubernur Kota Sichuan, Li Chengyun, dan mantan ketua Wuhan Iron and Steel, Deng Qilin, masing-masing dijatuhi hukuman 6, 10, dan 15 tahun penjara, karena menerima suap mulai dari jutaan sampai puluhan juta yuan.
Chang Xiaobing mungkin yang paling menonjol dari keenam pejabat tersebut. Dia pernah memimpin China Telecom dan China Unicom, dua perusahaan telekomunikasi milik negara terbesar di RRT. China Unicom dipercaya secara luas telah lama di¬pegang oleh Jiang Mianheng, putra sulung Jiang Zemin.
Chang dikenal dekat dengan orang-orang kepercayaan Jiang, dan juga dipercaya menjadi pembantu utama Jiang Mianheng. Ketika Chang sedang diselidiki pada tahun 2015, beberapa situs berita di daratan Tiongkok melaporkan penjualan Chang atas gedung perkantoran milik pemerintah senilai 1,2 miliar yuan kepada wakil ketua militer Guo Boxiong yang korup, dengan harga sepertiga dari nilai pasaran. Pelindung politik Guo adalah Jiang Zemin.
Pengadilan Rakyat Menengah Baoding di Provinsi Hebei utara, yang menjatuhkan vonis terhadap Chang, telah mengurangi hukumannya karena dia telah mengungkapkan kejahatan orang lain kepada pihak berwenang, menurut media pemerintah. Chang didenda sebesar 500.000 yuan dan menjalani masa hukuman 6 tahun penjara.
Meskipun tidak disebutkan dalam laporan negara RRT, beberapa pejabat yang dituntut pada tanggal 31 Mei tersebut, juga ditemukan terlibat dalam kampanye penga¬niayaan Jiang Zemin terhadap disiplin spiritual tradisional Tiongkok, Falun Gong.
Karena merasa terancam oleh popularitas Falun Gong (ada sekitar 70 juta sampai 100 juta praktisi yang berlatih pada tahun 1999, menurut perkiraan praktisi dan pejabat), Jiang memerintahkan penekanan terhadap latihan damai tersebut pada bulan Juli 1999. Jiang kemudian mendorong pejabat Tiongkok untuk secara aktif berpartisipasi dalam penganiayaan dengan menjanjikan mereka kekuasan dan kekayaan.
Chen Xuefeng, mantan sekretaris partai Kota Luoyang di Provinsi Henan, adalah satu contoh penting sebagai seorang pejabat yang mendapat penghargaan karena mematuhi kebijakan penganiayaan dari Jiang.
Chen adalah rekan lama Li Changchun. Li, sekutu penting Jiang Zemin, adalah mantan anggota Komite Tetap Politbiro yang pernah menjadi kepala Partai Provinsi Henan.
Chen, yang pernah memimpin perusahaan energi milik negara, telah diangkat menjadi wakil gubernur Henan pada Januari 2011. Dua tahun kemudian, dia dipromosikan menjadi kepala Luoyang. Tingkat keparahan penganiayaan Falun Gong di Kota Luoyang, tampaknya bertepatan dengan masa jabatan Chen di puncak pimpinan kota, mulai dari pertengahan 2013 sampai 2016, menurut Minghui.org, sebuah situs informasi langsung dari Tiongkok yang mengekspos penganiayaan tersebut.
Chen diselidiki karena terlibat korupsi pada bulan Januari 2016. Pada tanggal 31 Mei 2017, Pengadilan Rakyat Menengah di Kota Jingzhou, Tiongkok tengah, mendapati Chen bersalah karena menerima suap yang melebihi 125 juta yuan antara tahun 2000 dan 2015, serta menyebabkan kerugian nasional sebesar 224 juta yuan dengan “sewenang-wenangnya menghamburkan aset negara.” Pengadilan menghukum Chen penjara seumur hidup. (Ajg/Yant)
Sumber: The Epochtimes