“Mama, Mengapa Kamu Selalu Melihat HP?” Surat dari Seorang Gadis Kecil Berusia 7 Tahun ini Membuat Banyak Orangtua Merasa Malu

Erabaru.net. Kesampingkan dulu sebentar ponsel anda, hargai dan sayangilah putra-putri anda. Karena tanpa disadari,sikap anda itu telah mengabaikan keberadaaan/perasaan mereka.

“Saat mendengar putri kami membacakan diarinya, aku dan suami awalnya hanya tertawa, namun, tiba-tiba kami merasa malu,” kata ibu ini.

Setiap pulang kerja, dia dan suaminya selalu berkutat dengan HP mereka, melihat berita di HP atau Facebook-an, terkadang anaknya disamping ingin ditemani membuat PR, namun tetap saja dicuekin.

“Tanpa disadari sikap kami dapat berpengaruh besar terhadap pertumbuhan anak kami,” kata ibu itu, untuk selanjutnya ia akan meletakkan HP dan menemani anaknya.

Sebuah wawancara acak yang dilakukan di depan pintu SD, hampir 70% siswa mengatakan kalau orang tua mereka selalu kutak-katik HP.

“Saat makan lihat HP, selesai mengerjakan PR, mereka masih sibuk juga dengan HP-nya, saat tidur juga masih main HP sambil bersandar di tempat tidur,” kata seorang siswa SD.

Terkadang saat melihat ibu main HP, ia juga ingin bisa segera bermain setelah mengerjakan PR.

Ilustrasi

“Saya rasa ibu sangat suka main HP, dan lebih peduli dengan HP-nya,” kata seorang siswa SD dengan nada kesal.

Terkadang saat ibunya bermain HP, ia berteriak berapa kali pun ibunya tak mendengar dan menjawabnya.

“Ya betul, memang seperti itu, terkadang malah sering melihat HP di depan anak,” kata ibu lain dengan terus terang.

Terkadang saat anak kami mengerjakan PR, ia duduk di samping sambil kutak-katik HP. Pikirnya yang penting tidak berisik dan mengganggu, namun, tak disadari bahwa sikap seperti ini sangat berpengaruh pada perkembangan anak.

“Lain kali pasti harus berubah, setidaknya tidak bermain HP di depan anak-anak,” begitu kata sebagian besar orang tua sambil tersenyum malu.

Luangkan lebih banyak waktu untuk menemani anak-anak

Sehubungan dengan itu, ahli terkait menuturkan, bahwa diarinya anak-anak itu mencerminkan situasi yang banyak ditemui dewasa ini.

Saat ini banyak sekali orang tua yang saat pulang ke rumah, langsung koneksi Wi-fi, melihat HP, bermain Facebook, berselancar di dumay, nonton drama korea dan menghabiskan watunya di layar HP, jauh lebih lama daripada menemani anaknya.

Diingatkan kepada para orang tua, bahwa pola pendidikan “teladan” itu sangat penting. Orang tua sebagai guru pertama-nya anak-anak, jika selalu bermain HP, anak akan meniru perilaku orang tuanya.

Di usia kecil sudah “dikontrol oleh HP”, dapat berdampak pada kesehatan. Selain itu, akan berpengaruh pada perkembangan anak.

Anak akan kehilangan “rasa kasih sayang”, kehilangan kekuatan untuk mengasihi, membuat anak menjadi kesepian dan pemalu.

Ahli menyarankan, jika orang tua memang sedang sibuk, dan perlu menggunakan HP di rumah, sebaiknya membagi waktu dan peran antara suami istri.

Saat suami sedang sibuk bekerja dan memerlukan HP, istri bisa menemani anak belajar atau bermain.

Sebaliknya saat istri bermain HP, suami dapat membawa anaknya pergi olahraga atau semacamnya. Dan bisa juga diterapkan aturan seperti, tidak bermain HP selama setengah hari.

Baru-baru ini, seorang ibu menceritakan bahwa ia merasa sangat malu setelah membaca buku harian anaknya.

“Hari ini, Selasa 8 Maret, aku ingin berterima kasih pada mama, setiap hari sangat sibuk dan bersusah payah. Awalnya, aku ingin bercerita pada Mama, tapi mama sepertinya tidak suka mendengar ceritaku, karena mama selalu menatap HP-nya. Ini membuat aku sedih. Jarak terjauh di dunia adalah ketika aku berada disampingmu, tapi kamu malah sibuk dengan HP.

Dihimbau jadilah orang tua yang bijak dan berikan waktumu pada anakmu, bukan HP. (Jhony/rp)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular