Erabaru.net. Hingga saat ini, ada banyak kasus yang mana manusia hidup dan dibesarkan oleh binatang liar, sehingga membuat manusia tersebut mempunyai karakter seperti binatang yang menjaganya.
Ini jelas seperti tergambar dalam karakter cerita fiksi seperti Tarzan. Ada lebih dari 100 kasus di seluruh dunia yang didokumentasikan menyangkut anak-anak yang tinggal di hutan bersama dengan anjing liar, serigala, monyet dan bahkan kambing.
Karena tidak pernah bergaul dengan manusia menyebabkan anak-anak ini tidak memiliki perkembangan sosial dasar seperti kemampuan berbicara dan kemampuan berpikir yang rasional..
Karena itu, membuat mereka sulit beradaptasi dengan dunia modern meskipun ini adalah tempat kelahiran mereka. Bahkan, ada beberapa kasus dimana anak bisa berkomunikasi, dia menyatakan keinginannya untuk kembali ke hutan.
Simak 10 kasus di bawah ini dan berikan pandangan Anda padanya. Apakah kita tetap membiarkan mereka hidup di dunia binatang atau merupakan tanggung jawab kita untuk mendidik mereka agar menjadi manusia yang beradab, bahkan jika itu bertendtangan dengan kehendak mereka?
#1 Oxana Malaya
Pada usia tiga tahun, Oxana Malaya dari Ukraina telah terabaikan dan diusir dari rumah oleh orangtuanya. Selama lima tahun, Oxana telah tinggal di kandang di belakang rumah bersama beberapa anjing liar.
Pada tahun 1991, Oxana saat dijumpai tidak dapat berbicara, sebaliknya hanya menggonggong dan berjalan seperti seekor anjing. Oxana juga terlihat sangat dekat dengan anjing.
Lebih mengejutkan lagi, pihak berwenang yang mencoba menyelamatkan Oxana terpaksa berhadapan dengan anjing-anjing yang mencoba melindunginya.
Sekarang di usia 20-an, Oxana dikatakan mampu berbicara namun memiliki kapasitas mental seperti anak berusia enam tahun. Dia telah menemukan kedamaian merawat sapi-sapi yang di sebuah peternakan dekat lembaga perawatan mental tempat dia tinggal.
#2 Vanya Yudin, “ Anak Burung”
Pada tahun 2008, seorang anak laki-laki Rusia berusia tujuh tahun bernama Vanya Yudin ditemukan terkurung di sebuah ruangan yang penuh dengan berbagai burung domestik dan burung liar. Tidak hanya itu, ruangan ini penuh dengan kotoran dan makanan burung yang tersebar.
Karena anak ini tidak pernah berkomunikasi dengan siapapun, dia hanya bisa mengeluarkan kicauan dan mengepakkan tangannya. Begitu ditemukan, ibu anak tersebut rela melepaskan hak asuh anaknya ke pusat kesejahteraan masyarakat.
Untuk saat ini, dia telah ditempatkan di lokasi rehabilitasi dan pengobatan. Laporan terakhir mengatakan bahwa ‘anak burung’ itu tinggal di pusat perawatan psikologis di mana ia akan menjalani perawatan untuk pemulihan.
#3 John Ssebunya
Trauma setelah melihat ibunya sendiri dibunuh oleh ayah kandungnya, John Ssebunya yang berusia empat tahun saat itu, melarikan diri dari rumahnya. Selama tiga tahun, John tinggal di hutan dan dijaga oleh sekelompok monyet.
Ketika John ditemukan pada tahun 1991, monyet-monyet yang seperti keluarga angkatnya itu berusaha melindungi John dengan melemparkan sebatang pohon ke arah orang-orang yang akan menyelamatkan John.
Sekarang di usia 20-an, John mulai menengok ke tempat tinggalnya di hutan dulu, sekelompok monyet yang pernah merawatnya dengan memberinya makanan, memberikan petunjuk bagaimana cara memanjat pohon dan mencari makanan.
Atas bantuan yang diberikan oleh rumah amal yang saat ini dia tempati, John tidak hanya pandai berbicara tapi juga bernyanyi.
# 4 Daniel, “Anak kambing Ades”
Sekitar tahun 1990, seorang anak laki-laki berusia 12 tahun ditemukan di pegunungan Peru bersama dengan sekelompok kambing gurun.
Diyakini, Daniel telah tinggal selama delapan tahun di pegunungan dengan minum susu kambing dan memakan akar dan buah. Tangan dan kakinya juga mengeras seperti kambing saat ia tinggal di daerah itu.
Tim peneliti dari University of Kansas telah mempelajari anak tersebut dan menegaskan bahwa dia tidak memiliki kemampuan untuk berkomunikasi seperti manusia.
Tapi saat dia bersama kambing-kambing yang selama ini dia anggap seperti anggota keluarganya, Daniel sepertinya bisa berkomunikasi dengan baik.
#5 Ivan Mishukov
Ivan telah melarikan diri dari rumah pada tahun 1996 saat ia berusia empat tahun karena tidak tahan dengan orangtuanya. Menjadi tunawisma sejak kecil, Ivan mendapat makanan dari tempat sampah dan mengemis.
Ivan juga berbagi sisa makanan yang dia temukan dengan anjing jalanan lainnya. Sebagai gantinya, anjing-anjing itu akan melindunginya dan menghangatkan tubuh Ivan di malam hari.
Publik yang melihat Ivan berjalan-jala bersama anjing memberitahukan Ivan tampak seperti pemimpin kelompok anjing liar serta menunjukkan perilaku seperti menggigit dan dan mengeluarkan bunyi mengerang.
Dua tahun kemudian, Ivan dibawa ke tempat kesejahterakan anak-anak. Di sana, Ivan nampaknya bisa beradaptasi kekehidupan seperti manusia normal karena ia pernah memiliki kehidupan normal bersama keluarganya selama proses pertumbuhan.
#6 Rochom P’ngieng
Rochom dikatakan hilang saat menggembala kerbau di Kamboja pada usia delapan tahun. 18 tahun kemudian, pada tahun 2007, penduduk desa dikatakan telah melihat seorang wanita tanpa busana menyelinap masuk ke rumahnya untuk mencuri nasi.
Wanita itu kemudian ditangkap dan diidentifikasi sebagai Rochom berdasarkan bekas luka di tubuhnya. Ia kemudian dibawa kembali ke keluarganya.
Tapi Rochom dikatakan tidak dapat beradaptasi dengan kehidupan sosial dan telah melarikan diri ke hutan pada tahun 2010. Meskipun ada beberapa laporan tentang penampakan Rochom, namun, lokasi sebenarnya Rochom masih belum diketahui.
#7 Natasha Mikhailova
Pada tahun 2009, seorang gadis berusia lima tahun ditemukan di sebuah apartemen di Kota Chita, Siberia dipenuhi dengan kotoran dan menunjukkan perilaku seperti anjing menggonggong.
Penelantaran oleh ayah dan kakek , neneknya menyebabkan Natasha terkurung dengan anjing dan kucing sepanjang hidupnya.
Selain itu, Natasha nampaknya menikmati makan dan minumannya dengan lidah, berjalan dengan merangkak serta bermain seperti anjing.
Sekarang, Natasha ditempatkan di bawah pengawasan di pusat rehabilitasi sosial. Para ahli berharap bahwa pendidikan akan secara intensif mengubah Natasha menjadi manusia normal.
#8 Andrei Tolstyk
Sejak usia tiga bulan, Andrei telah ditelantarkan oleh orangtuanya. Andrei hingga usia tujuh tahun bisa hidup atas bantuan yang diberikan oleh anjing keluarganya.
Dia dijga seperti anak anjing, Andrei menunjukkan perilaku yang sama seperti berjalan dengan merangkak, menderam dan menggigit siapapun yang mencoba mendekati dia dan mengendus makanan sebelum memakannya.
Pada tahun 2004, Andrei dibawa ke panti asuhan dan dia sangat takut akan kehadiran manusia dan bertindak agresif. Pekerja di pusat akhirnya berhasil membujuk dan berkomunikasi dengan Andrei dengan menggunakan bahasa isyarat yang mudah.
Beberapa tahun kemudian, Andrei sudah mulai makan dengan sendok garfu, berjalan seperti orang normal dan merapikan tempat tidurnya setiap kali dia bangun.
#9 Traian Caldarar
Traian mulai hidup dan tinggal di hutan setelah melarikan diri dari ayahnya yang suka menyiksa saat usia tiga tahun. Ibunya telah lama kabur dari ayahnya.
Traian telah melindungi dirinya dengan membuat kotak sebagai tempat untuk berteduh selain berkawan dengan anjing jalanan yang memberikan perlindungan serta kasih sayang kepadanya.
Pada tahun 2002, Traian ditemukan bersebelahan dengan bangkai anjing. Traian juga dikonfirmasi memiliki kekurangan gizi dengan luka dan berbagai infeksi lainnya.
Saat dibawa ke pusat perawatan, Traian akan tidur di bawah tempat tidur dan menunjukkan perilaku agresif saat lapar. Kini, Traian dijaga kakeknya dan bisa berbicara dan bersekolah.
#10 Bello, “ bocah simpanse dari Nigeria”
Pada tahun 1996, seorang anak cacat fisik dan mental berusia dua tahun ditemukan bersama dengan sekelompok simpanse di Nigeria utara.
Bello diyakini telah terlantar sejak usia enam bulan karena kelainan yang ia alami. Bello juga terlihat berjalan dengan kedua kaki sambil menyeret tangannya ke tanah seperti kera.
Setelah ditempatkan di pusa rehabilitasi, Bello akan berperilaku terutama di malam hari dengan melompat, melempar barang dan membuat suara seperti monyet.
Pada usia enam tahun, perilaku Bello berubah normal tapi ia tetap tidak bisa berkomunikasi dengan baik, ada beberapa kecenderungan perilaku binatang.(yant)
Sumber : erabaru.my