Erabaru.net. Zoƫ Folbigg ingat pada hari itu ada seorang pria asing yang tampan naik ke gerbong kereta yang biasa Folbigg tumpangi.
Dia telah melihat semua pelanggan tetap dan terbiasa melihat wajah mereka, tapi untuk pria ini baru, Folbigg merasa langsung jatuh cinta padanya.
Tapi pria selalu menutupi batang hidungnya dengan sebuah buku yang ia bawa. Tampaknya ia sangat gemar membaca
“Saya adalah seorang yang gemar memakai celana jins dan Converse sebelum ini, tapi saya berpikir, ‘Baiklah, saya akan berusaha lebih keras untuk mempercantik penampilan saya’,” kata Folbigg. Jadi, dia mulai berdandan sedikit lebih lama pada pagi hari sebelum berangkat.
Secara kebetulan, mereka selalu berada di kereta yang sama. Folbigg sendiri mencari tahu apa yang digemari oleh pria itu.
Bahkan, ia sendiri rela membeli dan membaca buku yang sering dibaca pria itu, karena merasa harus memiliki selera yang sama terhadapnya.
“Itu benar-benar cinta pada pandangan pertama bagi saya. Saya tahu itu terdengar gila tapi itulah yang saya rasakan, “ kata Folbigg .

Dia bahkan memberi tahu rekan kerjanya tentang pria ini.
“Bagaimana keadaan ‘Pria Kereta’ hari ini? Apa yang dia kenakan? Apakah dia menyadari bahwa saya selalu melihatnya?”
Itulah serangkaian pertanyaan yang dilontarkan rekan kerja Folbigg saat ia baru datang. Dan jawaban untuk pertanyaan terakhir itu selalu tidak, dia tidak pernah melakukannya.
Kemudian salah satu rekan kerjanya mengatakan kepadanya bahwa dia harus mejatuhkan tiket kereta di depannya, dan memulai percakapan saat dia mengembalikannya.
Karena merasa cara itu cukup masuk akal untuk bisa berkomunikasi dengannya, Folbigg pun melakukan hal itu.
Dia pun harus menunggunya selama hampir satu jam, karena dia tak kunjung mendongakkan kepalanya dari bukunya, apalagi melihat tiketnya terjatuh.
Tapi kemudian, akhirnya dia mengambil tiket Folbigg yang jatuh ke tanah padanya.
“Dan saya mengeluarkan suara cicitan saat ia memberikan tiket saya yang terjatuh, karena saya sangat gugup,” kata Folbigg. Lalu Folbigg pun mengucapkan terima kasih, dan pembicaraan mereka berakhir di sana.
Mendengar cerita Folbigg itu, teman-temannya pun merasa jengkel dan berkata, “āPria Keretaā itu bahkan tidak tahu keberadaanmu!”
Tapi Folbigg adalah seseorang yang romantic. Dia ingin bertahan sedikit lagi. Lagi pula, dia bahkan belum benar-benar berusaha untuk mencoba berbicara dengannya.
Lalu tibalah saatnya hari ulang tahunnya, yakni di bulan Mei.
“Saya pikir semua orang harus melakukan sesuatu yang sedikit sembrono pada hari ulang tahun mereka,” katanya.
Masih terlalu malu untuk berbicara dengannya, Folbigg berinisiatif untuk menulis surat, lalu menyerahkannya kepadanya sebelum dia turun dari kereta, jadi dia tidak perlu melihatnya ketika membaca surat tersebut.

Dalam surat tersebut, Folbigg memperkenalkan dirinya, lalu mengajaknya minum dan memasukkan emailnya.
“Jika Anda tak ingin melakukannya, maka saya akan melupakan Anda sesegera mungkin dan menghilangkan perasaan cinta saya terhadap Anda,” tulisnya.
Dia pun menjadi gelisah sepanjang hari, bertanya-tanya apakah ada email yang akan datang.
Pukul 05.30, sebuah pesan muncul di kotak masuknya dengan subject: “Dari Pria di kereta api.”
“Jantung saya berhenti berdetak, dengan bodohnya saya katakan hal ini pada semua rekan kerja saya,” kenang Folbigg. Namanya adalah Mark. Lalu dia membaca jawabannya.
“Terima kasih, Anda telah berani menuliskan surat kepada saya. Saya pikir saya tidak akan pernah memiliki keberanian untuk melakukan hal seperti yang Anda lakukan. Tapi sayangnya, saya sudah punya pacar dan kurasa dia tidak akan suka kalau kita pergi minum. Selamat ulang tahun, ya! Semoga harimu menyenangkan.”
Dan begitulah. Atau begitulah yang dipikirkan Folbigg. Mereka kembali menjadi penumpang biasa yang naik kereta yang sama.
Delapan bulan kemudian, dia mendapat email darinya. Dia mengatakan bahwa dia sudah lajang (sudah berbulan-bulan yang lalu) dan telah memikirkan untuk mengajak Folbigg pergi minum bersamanya.
Pesan itu tentu saja membuat Folbigg merasa terkejut, tapi yang lebih mengejutkan lagi adalah bahwa ia adalah pria yang diinginkan Folbigg.
Tidak ada yang aneh pada kencan pertama mereka, mereka memiliki begitu banyak persamaan, dan keduanya pun memutuskan untuk terus saling bertemu.
Tiga bulan kemudian, dia menjadikan Folbigg sebagai kekasihnya. Kemudian, setelah tiga tahun bersama, mereka berdua pergi berlibur ke Australia.
Di Australia, mereka juga naik kereta api untuk mobilitas kemana-kemana. Dan selama perjalanan, Mark bertanya kepadanya.
“Maukah Anda menikah dengan saya?”
Dan hari ini, Zoe dan Mark telah dikaruniai dua anak, dan kisah cinta komedi romantisnya telah berubah menjadi sebuah buku.
Mark sendiri tidak terbiasa membaca novel cinta kontemporer yang memang ditargetkan untuk pembaca wanita, tapi dia ingin membaca “catatan” yang ditulis oleh Folbigg, dan menyukai hubungan yang dia gambarkan.
“Buku ini sungguh menyenangkan,” kata Folbigg.
“Dia tidak membacanya sampai saya memperlihatkan isi bukunya … dan dia bilang dia menyukainya.” (jhn/rp)