Erabaru.net. Akhir-akhir ini orang-orang menyukai rumah mungil, dan orang-orang juga membenci kenyataan ada banyak orang menjadi tunawisma di Amerika setelah ikut mempertahankan negaranya di kemiliteran.
Saat ini, sebuah kelompok di Missouri mengambil dinamika suka/benci ini dan menyusun bersama sebuah gagasan yang luar biasa.
Sebuah organisasi bernama Proyek Komunitas Veteran (Veterans Community Project) telah membangun sebuah desa dengan rumah-rumah mungil untuk menyediakan tempat tinggal bagi para veteran tunawisma.
Gagasan ini efektif dan hemat biaya, dan berpotensi untuk diikuti kota-kota lainnya. Simak ceritanya di sini.
Gagasan yang kini berhasil diwujudkan itu, menggunakan revolusi rumah mungil yang sebenarnya berhasil memecahkan masalah serius di Amerika.
Veteran militer merupakan kelompok populasi tunawisma yang tercatat cukup besar.
Jelas ini menjadi masalah nasional karena mereka yang pernah bertugas untuk melindungi rakyat Amerika baik dalam keadaan perang maupun damai justru dikesampingkan dan ditinggalkan untuk menjaga diri mereka sendiri tanpa dukungan dari masyarakat, selain satu dua kali mendapat santunan dari acara tertentu.

Proyek Komunitas Veteran, Veterans Community Project atau VCP, adalah organisasi di Missouri yang menangani masalah ini. VCP didirikan oleh tiga veteran yang melihat adanya kesenjangan dalam layanan yang dibutuhkan veteran.
Layanan ini dibutuhkan para veteran untuk bertahan dalam kehidupan sipil setelah mengalami trauma pertempuran militer yang diikuti oleh kehidupan di jalanan.
Di lokasi yang luasnya sekitar empat hektar, VCP membangun lima puluh rumah mungil yang akan melayani setidaknya sebanyak kaum veteran tunawisma.
Tapi proyek itu tidak berakhir dengan hanya memberi mereka tempat tinggal.
Mereka juga akan ditawarkan program konseling dan pelatihan kerja sebagai jalan untuk membantu mengembalikan para veteran ke dalam komunitas yang lebih luas.
Menurut situs mereka, VCP mengatakan, “Tujuannya adalah untuk membantu veteran keluar dari jalanan dan menyerahkan kunci rumah mungil untuk mereka yang sudah lengkap (dipenuhi dengan makanan), tanpa harus repot memikirkan proses menunggu untuk gas, listrik, uang jaminan, pemeriksaan dan tanda terima. Kemudian kami akan menstabilkan kondisi mereka dengan mendidik dan mendukung mereka untuk bisa kembali ke dalam masyarakat, sambil merawat dan menangani masalah-masalah perumahan sampai kami bisa memindahkan mereka ke perumahan yang permanen.”

Setiap rumah berukuran kurang lebih 73 m2 dan telah dibangun oleh para relawan dengan donasi dari pelaku bisnis dan perorangan.
“Kami membangun ini di akhir pekan, hari libur, sore hari. Pokoknya kapanpun kami bisa, “ kata Chris Lawrence, yang menyediakan sejumlah kayu yang digunakan untuk membangun rumah mungil atas nama organisasi yang disebut 2x4s For Home, yang ia jalankan.
“Kami hanya berusaha membantu membuat perbedaan. Sedikit demi sedikit, satu papan pada satu waktu. ”
Mereka memulai pembangunan pada tahun 2015 dan rencananya akan selesai serta siap untuk para penghuni pada musim dingin 2017.
“Perubahan dari isolasi ekstrim menjadi sosialisasi ekstrim bisa sangat berlebihan dan bisa menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan. Kami percaya dengan menyerahkan kunci pada para veteran untuk memiliki rumah mereka sendiri dan membiarkan mereka bersosialisasi dengan caranya sendiri adalah kunci untuk hasil yang diinginkan.”
Kedua belah pihak dari dua partai berbeda umumnya menerima fakta bahwa US Veteran Administration atau Badan Administrasi Veteran Amerika Serikat telah gagal mengurus kepentingan para pahlawannya selama beberapa dekade terakhir.
Sejak para pejuang yang kembali dari Vietnam, hingga “Sindrom Perang Gulf”, sampai saat perang melawan terorisme, layanan rumah sakit, program pendidikan dan perumahan selalu menjadi bayaran yang buruk bagi sebuah hutang budi yang sebenarnya tak akan pernah bisa dilunasi.
Apakah Anda tinggal di dekat permukiman seperti ini? Pernahkah Anda menjadi tunawisma dalam hidup Anda? Bagikan cerita Anda dengan kami di sini. (lin/rp)