Erabaru.net. Tubuhnya gagal menyesuaikan diri dengan perubahan suhu yang tiba-tiba dan menjadi shock.
Sobthawee Boonkua yang berusia 44 tahun, dari Tambon Nai Muang, di provinsi Chaiyaphum Thailand, telah merawat ibunya yang berusia 86 tahun di rumah seorang kerabat dan memutuskan untuk bermalam.
Suhu di Thailand bisa sangat panas terutama pada siang hari, karena itu Boonkua khawatir bahwa ia mungkin tidak bisa tidur nyenyak.


Selain cuaca yang panas, ruangan yang akan ia tinggali juga berventilasi buruk.
Untuk memastikan dia bisa tidur nyenyak pada malam itu, dia memasang tiga kipas listrik di kamar tidurnya sebelum tidur nyenyak.

Yang tidak disadari Boonkua adalah bahwa kota Chaiyaphum diketahui memiliki penurunan suhu yang drastis di malam hari dan dini hari, dan masalahnya adalah bahwa tubuhnya sulit menyesuaikan diri.
Pada hari Jumat pagi, kerabat korban terkejut menemukan tubuh dingin Sobthawee.
Kerabat tersebut langsung memanggil ambulans dan polisi. Letnan Kolonel Thanasit Apiboonworaset dari Muang Chaiyaphum tiba di tempat kejadian pada pukul 8:30 bersama dengan seorang koroner.

Setelah memeriksa tubuh dan menginterogasi anggota keluarganya, pemeriksa medis menyimpulkan bahwa pria tersebut memang meninggal karena hipotermia.
Untuk diketahui hipotermia juga dapat didefinisikan sebagai suhu bagian dalam tubuh di bawah 35 °C. (hui/rp)