Erabaru.net. Baru-baru ini, entah siapa yang merekomendasikan Jaka sebagai manajer di perusahaan yang baru dilamarnya. Sebelumnya Jaka hanyalah seorang karyawan rendahan di perusahaan kecil, namun, sekarang tiba-tiba saja menduduki jabatan manajer divisi di sebuah perusahaan yang jauh lebih besar dari perusahaan tempat kerjanya semula.
Tentu saja Jaka sangat senang, pada hari pertama kerja, Jaka pun ingin menyombongkan jabatan manajernya di kantor.
Dia menyemir sepatunya sampai mengkilat, menghabiskan banyak uang untuk membeli jas, dan secara khusus menyewa mobil untuk berangkat ke kantor.

Setibanya di kantor, Jaka pun memperkenalkan dirinya pada semua karyawan, dan siang itu juga dia mentraktir mereka makan siang bersama sekadarnya, malamnya akan ditraktir lagi dengan makan malam yang lebih enak.
Tapi, Jaka seketika merasa menyesal setelah mengucapkan janjinya, karena ia belum mendapatkan uang sepeser pun di kantor barunya, sementara gajinya dari kantor sebelumnya juga sudah habis, namun, karena terlanjur berjanji, sehingga mau tidak mau dia harus menepatinya, bagaimana pun dia adalah manajer divisi, gumamnya.
Menjelang pulang kerja, Jaka pun sengaja ke toilet untuk melihat masih sisa berapa lagi uangnya yang bisa dipakai, namun, saat keluar dari toilet, seorang wanita petugas bagian kebersihan yang sedang mengepel lantai tanpa sengaja mengenai sepatu Jaka hingga celananya pun terpercik air kotor bekas pel.
Sebenarnya itu juga bukan kesalahannya, karena wanita itu sudah berusaha menjauhkan pelnya, tapi si Jaka yang masih sibuk menghitung uangnya tanpa melihat sekelilingnya, ia juga tidak melihat petugas kebarsihan yang sedang mengepel lantai, akibatnya kakinya sendiri yang menginjak pel hingga memercikkan air kotor dan mengenai celananya.

Namun, Jaka tetap saja kesal dan marah-marah : “Matamu buta ya, bisa gak sih mengepel lantai, lihat nih jadi kotor gara-gara kamu,”bentak Jaka.
“Maaf, maaf, ini pak saya punya handuk bersih, coba dilap dulu,” kata wanita petugas kebersihan itu sambil membungkuk mau mengalap celana Jaka.
“Apa katamu, lap dengan handuk?” Enak saja bicara, kau tahu berapa harga sepasang sepatu ini? Saya juga tidak akan seperti ini kalau kau bisa kerja dengan baik” cetus Jaka kesal.
Si bibi hanya bisa menundukkan kepala tak berani bicara dan menatap Jaka, tampaknya si bibi merasa bersalah.
“Kok diam? Kau kira saya akan memaafkanmu kalau tidak bicara. Hei dengar ya, pekerjaan bersih-bersih di usiamu seperti ini pasti sulit kamu dapatkan lagi. Percaya tidak, saya bisa saja memecatmu!?”
Tepat pada saat itu, seorang staf dari divisinya melihat hal itu, kemudian menarik pergi manajer Jaka sambil berkata : “Sudahlah pak Jaka, dia kan sudah minta maaf, ayo kita pergi, kita semua masih menunggumu traktir lho !”
Jaka yang awalnya akan pergi, kemudian diam lagi di tempat, ia ingin mengulur waktu sekaligus menunjukkan wibawanya, lagipula wanita itu juga tidak bisa berbuat apa-apa kalau dikasih sedikit pelajaran olehnya, selain itu juga sekalian menunjukkan kepada bawahan akan wibawanya sebagai manajer.
Karena itu, Jaka pun seketika mengumpat dan mencaci-makinya dengan nada kasar. Sementara ibu itu hanya diam menundukkan kepala sambil mencengkram pakaiannya.

Sementara itu di luar kantor juga telah berkumpul banyak karyawan, tak lama kemudian mereka memberi jalan, karena bos perusahaan akan datang.
Jaka yang kebetulan mengenal bos besarnya meski hanya sekilas ketika itu langsung menyapa dengan sopan bos besarnya.
Namun, sang bos mengabaikannya, dia langsung menghampiri bibi petugas kebersihan itu : “Bu, ibu baik-baik saja kan!” Aku kan sudah bilang bu, lebih baik ibu istirahat saja, tapi ibu selalu bilang badan jadi pegel-pegel kalau tidak melakukan sesuatu.”Kata Hartono, putra petugas kebersihan itu.
“Tidak apa-apa, ibu baik-baik saja, tapi ibu jadi tidak enak, karena tadi ibu sempat mengotori sepatu manajer Jaka,” kata ibu Hartono.
Saat itu juga Jaka tercengang ketika mendengar bos besarnya memanggil wanita itu dengan sebutan ibu, pikirannya juga seketika kosong dan sikapnya jadi serba salah.

Hartono, bos besarnya Jaka kemudian berbalik dan menghampirinya : “Kalau tidak salah, Anda karyawan baru ya, saya tidak tahu bagaimana Anda bisa diterima, dan langsung menduduki jabatan manajer, tapi Anda seharusnya tahu, yang paling diutamakan di perusahaan ini adalah kepribadian.”
“Ngh, pak bos, saya…., saya …” kata Jaka tergagap-gagap.
“Saya juga mendapat laporan, katanya Anda sendiri yang tidak hati-hati saat jalan, sehingga sepatu Anda menjadi kotor.
“Tapi saya tidak mengerti mengapa justru Anda yang marah-marah padahal itu kesalahan Anda sendiri. Perlu Anda ketahui, bukan karena petugas kebersihan itu adalah ibuku, meski dia bukan ibuku, sikapmu seperti itu hanya akan membuat malu perusahaan.
“ Dan selamat Anda telah memecahkan rekor sebagai karyawan tercepat yang dipecat. Besok, Anda tidak perlu ke kantor lagi, dan saya pikir saya bisa menemukan seseorang yang lebih berkualitas daripada Anda.” pungkas bos Hartono dengan tegas.
Usai berkata, Pak Hartono kemudian berbalik dan menghampiri ibunya lalu pergi. Sementara itu, Jaka masih terpaku di tempat. Hari pertama kerja, tapi juga sebagai hari terakhirnya…mungkin itulah akhir dari akibat kesombongan seseorang. (jhn/yant)
Sumber: life.bldaily.com
Apakah Anda menyukai artikel ini? Jangan lupa untuk membagikannya pada teman Anda! Terimakasih.
Video Rekomendasi:
https://www.youtube.com/watch?v=x7lHPrO45Gs