Buka Kedok Huawei: Sejarah Isyaratkan Ancaman Keamanan Nasional

Oleh Rahul Vaidyanath

ANALISIS BERITA

Orang Kanada mungkin ingat Huawei sebagai sponsor utama Hockey Night di siaran final Stanley Cup di Kanada. Iklan TV raksasa telekomunikasi Tiongkok untuk smartphone P20 Pro menampilkan kamera digital yang apik.

Sejak 2008, Huawei telah hadir di Kanada, tetapi negara tersebut memainkan permainan yang berpotensi berbahaya jika ia merasa investasi Huawei dalam ekonominya melebihi risiko keamanan nasional.

Situasinya sangat berbeda dari upaya pengambilalihan Aecon, yang diblokir oleh pemerintah federal berdasarkan alasan keamanan nasional.

Huawei mendapat pendanaan dari Provinsi Ontario dan telah mengembangkan hubungan yang mendalam dengan universitas-universitas Kanada.

Penelitian sekarang sedang dilakukan pada teknologi-teknologi 5G, generasi kemampuan data nirkabel berikutnya. Profesor Kanada telah mentransfer hak penuh atas kekayaan intelektual (IP) mereka kepada Huawei, seperti yang dilaporkan oleh Globe and Mail.

Huawei juga memasok peralatan jaringan ke Bell Canada dan Telus.

Tetapi di selatan perbatasannya, Best Buy, AT & T, dan Verizon telah menghentikan penjualan perangkat Huawei atau berencana untuk segera melakukannya.

Untuk konsumen, agensi intelijen AS telah memperingatkan agar tidak membeli telepon Huawei. Perusahaan tersebut telah dituduh menempatkan backdoor di dalam produknya (cara tidak terdokumentasi untuk mendapatkan akses ke sistem komputer atau data di dalamnya) yang dapat digunakan untuk spionase.

huawei kaki tangan china tiongkok
Logo Huawei terlihat di sebuah toko di Shanghai pada 3 Mei menjelang diskusi perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok. (Johannes Eisele / AFP / Getty Images)

Para pakar keamanan AS percaya rezim komunis Tiongkok mencari teknologi mutakhir untuk meningkatkan kemampuan militernya melalui mata-mata siber, dengan Huawei sebagai garda paling depan. Sikap keras Amerika terhadap Huawei sangat berbeda dengan negara-negara G7 lainnya, di mana perusahaan tersebut mampu melakukan bisnis dengan lebih bebas.

Para pakar intelijen mengatakan tantangan untuk Kanada adalah bahwa ia sulit untuk menemukan pihak yang bersalah dalam memata-matai dan mencuri di dunia maya, meskipun faktanya ada banyak bukti tidak langsung, dan ketika dikombinasikan dengan motivasi-motivasi milik rezim komunis Tiongkok, sebuah bukti yang memberatkan tak terbantahkan menjadi lebih jelas.

Selain itu, pemerintah-pemerintah Kanada dan sektor-sektor swasta negara tidak selalu menerima peringatan dari badan-badan intelijen, dan dengan demikian, sektor swasta dan masyarakat umum kurang mendapat informasi.

Kepemimpinan AS

“Huawei memiliki masa lalu yang sangat meragukan, dimulai dengan pendirinya yang adalah mantan perwira militer,” kata Michel Juneau-Katsuya, mantan kepala Asia-Pasifik untuk Layanan Intelijen Keamanan Kanada (CSIS), dalam sebuah wawancara telepon.

Pendiri Huawei, Ren Zhengfei, adalah direktur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA). PLA adalah kekuatan serangan untuk Partai Komunis Tiongkok; ia bukan kekuatan militer yang melindungi publik.

Beberapa dari tindakan antagonis perusahaan tersebut termasuk menjual teknologi terlarang ke Iran, yang sedang diselidiki, dan memata-matai para warga Tiongkok saat Tiongkok bekerja pada bentuk baru dari otokrasi digital.

Brian Lee Crowley, direktur pengelola Macdonald-Laurier Institute, telah mengeluarkan peringatan keras terkait Huawei membangun infrastruktur komunikasi di Kanada.

“Siapa yang tahu pengawasan apa atau bahkan fungsi-fungsi sabotase seperti apa yang mungkin dibangun ke dalam jaringan-jaringan semacam itu oleh negara Tiongkok yang harus mempertimbangkan bahwa pemerintah-pemerintah Barat mungkin akhirnya menjadi musuh-musuh militer tersembunyi atau terbukti nyata,” katanya dalam editorial.

Amerika Serikat telah melarang Huawei dari penawaran pada kontrak pemerintah. Australia telah memblokir Huawei dari penawaran pada rencana broadband nasional pada tahun 2012. Pada tahun yang sama, Ottawa mengatakan akan memblokir Huawei dari penawaran untuk membangun jaringan telekomunikasi dan email pemerintah Kanada.

Sekarang CEO dari NorthGate Group, sebuah perusahaan yang melakukan penilaian ancaman dan risiko untuk klien-klien perusahaan, Juneau-Katsuya, mengatakan bahwa Kanada pada dasarnya menyerahkannya kepada sektor swasta untuk memutuskan apakah ia ingin melakukan bisnis dengan raksasa telekomunikasi Tiongkok tersebut atau sebagai gantinya mengambil pendekatan AS tersebut, dimana mengharuskan pemerintahnya memperingatkan sektor swasta tentang risiko-risiko terebut jika bekerja dengan Huawei.

Faktanya, dia mengatakan bahwa metode-metode Kanada dalam menangani masalah “telah menyebabkan kekesalan besar terhadap teman-teman kita di Amerika bahkan sebelum Trump berkuasa.” Sementara pemerintahan Trump telah menggenjot upaya-upaya untuk menghentikan peretasan Tiongkok, Huawei berada di bawah pengawasan di Amerika Serikat selama waktu yang jauh lebih lama.

Peringatan tentang mata-mata siber Tiongkok belum ditanggapi dengan serius, keduanya oleh Nortel maupun pemerintah Kanada.

“Kita tidak menerima peringatan dan kewaspadaan yang harus kita dapatkan untuk setidaknya mampu melindungi diri kita sendiri,” kata Juneau-Katsuya tentang pendekatan pemerintah Kanada.

Pertanyaan Tentang Kepemilikan

“Huawei adalah perusahaan swasta. Huawei bukan perusahaan yang dimiliki negara [BUMN],” kata Scott Bradley, wakil presiden urusan korporasi Huawei Canada, dalam sebuah wawancara telepon.

Tetapi banyak yang percaya ini bukan yang sebenarnya tentang hal tersebut.

The Epoch Times bertanya pada Bradley apakah tidak ada hubungan antara Huawei dengan rezim komunis di Tiongkok. “Benar,” jawabnya.

Tetapi perusahaan-perusahaan besar Tiongkok, terutama yang terlibat dalam industri sensitif seperti telekomunikasi, semuanya tunduk pada tujuan rezim komunis yang berkuasa, kata Juneau-Katsuya.

Sebuah laporan investigasi tahun 2012 tentang masalah-masalah keamanan nasional AS telah ditunjukkan oleh Huawei dan ZTE, perusahaan telekomunikasi besar Tiongkok lainnya, mengatakan ia “menemukan bahwa Huawei tidak sepenuhnya bekerja sama dalam penyelidikan tersebut dan tidak mau menjelaskan hubungannya dengan pemerintah Tiongkok atau Partai Komunis Tiongkok.”

Penulis laporan juga tidak percaya bahwa anak perusahaan Huawei di AS beroperasi secara independen dari kantor pusatnya di Tiongkok. Ia tidak akan menjadi sebuah bagian yang dapat direntangkan untuk mengasumsikan sendiri hubungan yang serupa terwujud untuk anak perusahaan di Kanada.

“Huawei dan ZTE adalah alat yang digunakan Partai Komunis Tiongkok untuk untuk mendominasi, dan kita harus memperlakukan mereka seperti itu dalam segala cara,” kata Richard Fisher, rekan senior di Pusat Kajian dan Strategi Internasional, dalam wawancara sebelumnya dengan The Epoch Times.

Bradley tidak akan mengomentari sikap AS terhadap Huawei; namun, terkait kehadiran perusahaan tersebut di Kanada, dia berkata: “Kita bersaing di 170 negara di seluruh dunia. … Kanada adalah pasar telekomunikasi yang terbuka dan kompetitif seperti hampir setiap pasar lain di dunia.”

Nortel Dibabat

Mantan karyawan Brian Shields berada di tengah upaya-upaya Nortel untuk memerangi peretasan Tiongkok di tahun 2000-an. Dia mengatakan bahwa dia tidak memiliki bukti nyata bahwa Huawei berada di balik pencurian tersebut, tetapi potongan-potongan teka-teki ketika disatukan sangat mengisyaratkan Huawei terlibat.

Tiongkok ingin memperoleh teknologi canggih dan menjadi pemain dominan di telekomunikasi. Nortel adalah pemain utama, dan setelah ia jatuh, Huawei maju ke depan.

“Pemerintah [Tiongkok] memiliki segala alasan untuk memastikan bahwa Huawei sukses,” katanya dalam sebuah wawancara telepon. “Saya pikir kita tidak bisa menghentikannya. Mereka pada dasarnya raksasa dengan dukungan pemerintah.”

Shields, sekarang seorang analis kejahatan siber (cybercrime) pada Layanan Pos AS di North Carolina, menceritakan bahwa para eksekutif Nortel tidak melakukan apa yang direkomendasikan untuk melindungi perusahaan tersebut ketika pertama kali diretas. Ia memperkirakan bahwa kompromi tersebut berlangsung setidaknya selama 10 tahun. Huawei mampu melemahkan Nortel dengan kecerdasan yang ia kumpulkan, makalah-makalah teknis, laporan-laporan penelitian, rencana-rencana bisnis, dan email-email karyawan. Nortel bangkrut pada tahun 2009.

Nortel Networks di Toronto jatuh oleh huawei
Menara kantor Nortel Networks di Toronto dalam file foto. Perusahaan tersebut adalah korban peretasan Tiongkok. Ia bangkrut pada tahun 2009. (The Canadian Press / Nathan Denette)

“Satu-satunya yang akan mendapat manfaat dari barang-barang yang dicuri dari kita adalah pesaing. Tidak ada orang yang lain,” kata Shields. “Bukti terperinci sangat kuat… mungkin berakhir di tangan Huawei atau ZTE. Anda berdasarkan moral tidak akan mencurinya dan tidak melakukan apa pun dengannya.”

Pengaturan Huawei sekarang dengan universitas-universitas Kanada menyusahkan Shields.

Menurut The New York Times, administrasi Trump sedang mempertimbangkan memblokir warga Tiongkok dalam melakukan penelitian sensitif di universitas-universitas Amerika karena kekhawatiran bahwa mereka dapat menyampaikan rahasia-rahasia intelektual kepada rezim komunis Tiongkok.

Sebagai negara komunis, Tiongkok tidak mendorong dengan insentif warga negaranya untuk mendatangkan teknologi mutakhir untuk tetap berada di depan dalam perlombaan yang terus meningkat. Shields mengatakan orang-orang Tiongkok sekarang mencoba melegitimasi mendapatkan IP berharga melalui pengaturan-pengaturan semacam itu dengan universitas-universitas, sebagai ganti dari mencurinya secara langsung.

Kanada meluncurkan strategi keamanan siber nasionalnya pada 12 Juni dan mengakui ancaman dari mata-mata siber dan kegiatan militer yang disponsori negara tersebut. Departemen Pertahanan Nasional dan Pasukan Kanada sedang memeriksa cara terbaik menangani masalah tersebut.

Seperti sekarang, ada perbedaan signifikan antara bagaimana ia memandang Huawei dan bagaimana Amerika Serikat memperlakukan. (ran)

Ikuti Rahul di Twitter @RV_ETBiz

ErabaruNews