Singapura Bantah Bagikan Perangkat Mata-mata ke Wartawan Selama KTT Trump-Kim

Pejabat-pejabat di Singapura menolak pernyataan-pernyataan bahwa mereka telah mengeluarkan perangkat-perangkat USB untuk para wartawan selama KTT Trump dengan Kim pada 12 Juni yang telah menginfeksi peralatan tersebut dengan malware untuk memata-matai, akan tetapi kekhawatiran-kekhawatiran masih tetap ada.

Lebih dari 2.500 wartawan dari outlet di seluruh dunia hadir di KTT di Singapura tersebut, di mana Presiden Donald Trump bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un untuk negosiasi damai.

Di antara hadiah yang diberikan kepada wartawan dalam paket promosi adalah kipas USB yang dibuat di Tiongkok. Ada desas-desus bahwa jika kipas USB tersebut disambungkan ke notebook atau perangkat lain, maka akan menginfeksi perangkat dengan malware, yang kemudian akan memberikan akses ke peretas.

Menurut intelNews, laporan tersebut berasal dari penyiar radio Prancis, Radio France Internationale, kemudian diambil oleh outlet BBC yang didanai pemerintah Inggris.

Bantahan dari Kementerian Komunikasi & Informasi Singapura tersebut disiarkan oleh outlet berita Global Times dari Partai Komunis Tiongkok, yang mengklaim bahwa kipas-kipas tersebut tidak memiliki kemampuan untuk penyimpanan atau pemrosesan.

Tentu saja, penyangkalan-penyangkalan dari perwakilan Singapura tidak mendiskreditkan kekhawatiran-kekhawatiran tersebut, dan alat yang terinfeksi semacam ini akan cocok dengan pola lama tentang praktik-praktik oleh Partai Komunis Tiongkok.

Perusahaan-perusahaan Tiongkok di masa lalu menggunakan perangkat-perangkat elektronik, termasuk USB key penyimpan data, kamera, komputer, telepon, dan bahkan ceret listrik, untuk menginfeksi perangkat dan router internet dengan malware. Perangkat yang sudah diinfeksi awal dari Tiongkok sering memasukkan malware ke dalam firmware (perangkat lunak permanen diprogram ke dalam memori read-only) dan dapat memata-matai para pengguna dengan mengirimkan data-data mereka ke server Tiongkok.

Penggunaan USB key yang telah diinfeksi untuk menyebarkan malware adalah salah satu bentuk dasar dari spionase siber, begitu banyak sehingga beberapa perusahaan keamanan berusaha mengelabui para karyawan untuk mengambil USB drive di area-area parkir untuk mengukur seberapa sadar mereka terhadap potensi ancaman tersebut.

Sebuah penelitian oleh para peneliti di Google, Universitas Illinois Urbana-Champaign, dan Universitas Michigan menjalankan tes serupa pada tahun 2016, yang menemukan 48 persen orang memasang perangkat-perangkat USB yang mereka temukan di area parkir ke komputer mereka. (ran)

ErabaruNews