Pembuat Kincir Angin Tiongkok Terbesar Kedua di Dunia Terjerat Kasus Pencurian Rahasia Dagang AS

Melindungi kekayaan intelektual AS terhadap pencurian oleh Tiongkok berada di pusat perselisihan perdagangan saat ini antara kedua negara tersebut, sejak tarif AS atas impor Tiongkok secara resmi dimulai pada 6 Juli. Tiongkok dengan cepat memberlakukan tarif-tarif sebesar $34 miliar untuk impor Amerika.

Pada hari yang sama tarif perdagangan tersebut dimulai, sebuah perusahaan Tiongkok dihukum karena menyebabkan ratusan pekerja AS keluar dari pekerjaan mereka setelah mencuri rahasia-rahasia dagang dari perusahaan AS.

Hakim AS telah memerintahkan pembuat turbin angin Tiongkok, Sinovel Wind Group, membayar denda $1,5 juta setelah perusahaan tersebut dihukum karena mencuri teknologi kunci dari AMSC yang berbasis di Massachusetts.

Hakim Distrik AS James Peterson di Madison, Wisconsin, juga menghukum Sinovel satu tahun masa percobaan, sementara ia harus membayar saldo yang belum dibayar sebesar $57,5 ​​juta penyelesaiannya yang tertunggak dengan AMSC yang telah diumumkan pada 3 Juli.

Departemen Kehakiman AS mengatakan Sinovel telah membayar AMSC, sebelumnya dikenal sebagai American Superconductor Corp, sebesar $32,5 juta. Perusahaan tersebut juga harus membayar tambahan $850.000 untuk kerugian-kerugian lainya yang tidak disebutkan secara detail selama masa percobaan.

Hukuman tersebut datang setelah juri federal pada bulan Januari menemukan Sinovel yang berbasis di Beijing bersalah atas persekongkolan, pencurian rahasia-rahasia perdagangan, dan tuduhan penipuan telegram.

Tawaran Tiongkok untuk Lebih Banyak Energi

Sektor energi angin di Tiongkok mulai berkembang pada awal tahun 2000, ketika Rencana Lima Tahunan ke-10, cetak biru pembangunan ekonomi dan sosial negara tersebut dari tahun 2001 hingga 2005, diumumkan. Rencana tersebut bertujuan untuk mengurangi ketergantungan negara pada pembakaran batu bara untuk listrik. Sementara itu, ia memberikan mandat untuk penggunaan turbin-turbin angin dalam proyek-proyek Tiongkok agar dibuat dengan 70 persen bagian diproduksi di dalam negeri.

Industri manufaktur turbin angin Tiongkok kemudian diluncurkan pada 2006, setelah rezim Tiongkok meloloskan Undang-undang Energi Terbarukan pertamanya, yang mengharuskan operator-operator jaringan listrik untuk membeli energi mereka dari produsen energi terbarukan yang terdaftar dan memberikan pinjaman-pinjaman yang telah diskon dan pajak-pajak yang lebih layak daripada yang lain untuk proyek-proyek energi terbarukan tersebut.

Hanya dalam tujuh tahun, Tiongkok meningkatkan jumlah daya angin yang terpasang dari 1.272 megawatt pada tahun 2005 menjadi 75.324 megawatt pada 2012, menurut laporan oleh Badan Energi Terbarukan Internasional. Dan pada Februari, kapasitas energi angin Tiongkok telah mencapai 188,2 gigawatt (1.000 megawatt = satu gigawatt), menurut majalah Windpower Monthly.

Namun, banyak listrik yang telah dihasilkan terbuang, karena kurangnya jaringan listrik dengan kapasitas tersebut untuk mengangkut energi dari ladang angin yang terletak di daerah terpencil di negara itu ke kota-kota besar Tiongkok, di mana permintaan energi tertinggi. Sebagian besar ladang angin Tiongkok terletak di provinsi utara seperti Mongolia Dalam, Gansu, dan Jilin, serta wilayah Xinjiang barat laut.

Sinovel Wind Group didirikan pada 2006, segera setelah kebijakan-kebijakan rezim Tiongkok mendukung pengembangan energi terbarukan. Perusahaan tersebut go public pada Januari 2011; IPO-nya (penawaran saham perdana) di Shanghai Stock Exchange menaikan 9,5 miliar yuan ($1,43 miliar), menurut surat kabar negara Tiongkok Daily. Pada saat itu, salah satu pemegang saham terbesar Sinovel adalah perusahaan milik negara, Dalian Heavy.

Kenaikan fantastis Sinovel, menjadikan pembuat turbin angin terbesar kedua di dunia pada 2010 dan sahamnya yang diperdagangkan pada 90 yuan ($13,55) per saham pada Januari 2011, hanya menyoroti kejatuhannya yang spektakuler. Pada 6 Juli tahun ini, saham Sinovel diperdagangkan pada 1,1 yuan ($0,17) per saham.

Rencana Pencurian Sinovel

Departemen Kehakiman pertama kali mengumumkan dakwaan-dakwaan terhadap Sinovel pada tahun 2013 di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang pencurian rahasia dagang milik AS, sementara AMSC melancarkan beberapa pertempuran hukum terhadap Sinovel di pengadilan-pengadilan Tiongkok.

Kasus AS memusatkan pada teknologi yang dikembangkan AMSC untuk mengatur aliran listrik dari turbin-turbin angin ke jaringan-jaringan listrik. Sinovel telah membuat kontrak dengan AMSC untuk membeli lebih dari $800 juta produk-produk dan layanan-layanan AMSC untuk digunakan dalam turbin-turbin angin buatannya.

Pada tahun 2011, Sinovel mulai bersekongkol untuk mendapatkan informasi hak cipta dan rahasia perdagangan AMSC sehingga dapat membuat turbin angin dan komponen-komponen tambahan dari yang sudah ada tanpa harus membayar AMSC, menurut jaksa penuntut.

Sinovel telah merekrut Dejan Karabasevic, seorang karyawan unit AMSC, untuk bergabung dengan perusahaan Tiongkok tersebut dan secara diam-diam menyalin informasi dari sistem komputer milik AMSC, termasuk kode sumber untuk PM3000, bagian dari sistem kontrol turbin anginnya, menurut dakwaan.

Sinovel kemudian memerintahkan beberapa turbin angin di Massachusetts agar mamasukkan perangkat lunak yang telah disusun perusahaan Tiongkok tersebut dari kode sumber PM3000 yang dicuri, kata jaksa.

Departemen Kehakiman mengatakan AMSC kemudian kehilangan lebih dari $1 miliar dalam ekuitas pemegang saham dan hampir 700 pekerjaan.

Karabasevic, yang tinggal di Serbia, dinyatakan bersalah dalam kasus terkait di Austria pada tahun 2011. Sementara itu, Amerika Serikat telah menunda dakwaan terhadap dia dan dua warga negara Tiongkok yang bekerja untuk Sinovel pada saat itu, Su Liying, wakil direktur penelitian dan departemen pengembangan, dan Zhao Haichun, seorang manajer teknologi. (ran)

ErabaruNews