Gugatan AS Ungkap Rencana Huawei Tiongkok Mencuri Rahasia Dagang di KTT Teknologi Facebook

Gugatan perdata baru di California telah mengungkapkan rincian tentang bagaimana perusahaan telekomunikasi Tiongkok Huawei, ditandai oleh intelijen AS sebagai ancaman serius bagi warga negara Amerika, telah berencana untuk mencuri rahasia-rahasia dagang dari perusahaan AS.

Dalam kasus balas dendam seorang pelapor yang mengadukan informasiĀ  rahasia telah diajukan di pengadilan negara bagian California Utara, mantan karyawan Huawei, Jesse Hong, mengklaim bahwa perusahaan telah memecatnya setelah dia menolak untuk menjadi pemeran sebagai seorang staf di sebuah perusahaan palsu untuk dapat masuk ke konferensi teknologi yang diselenggarakan oleh Facebook.

Menurut pengaduan pengadilan yang diajukan pada bulan Juni, Hong adalah seorang arsitek perangkat lunak senior yang dipekerjakan oleh anak perusahaan Huawei Amerika dari Mei 2014 hingga Maret 2018. Pada bulan November 2017, Facebook menjadi tuan rumah KTT Telekomunikasi Infra Project (TIP) di kantor pusatnya di Menlo Park, California , dihadiri oleh perusahaan-perusahaan pemula Amerika yang mengkhususkan diri dalam teknologi telekomunikasi, dengan kata lain, pesaing Huawei.

Facebook telah menolak Huawei dan permintaan anak-anak perusahaannya di AS untuk menghadiri rapat pribadi tertutup Facebook dengan perusahaan-perusahaan AS tersebut. Jadi Huawei meminta Hong dan beberapa karyawan lain untuk mendaftar KTT menggunakan nama perusahaan AS palsu, lalu menyusup masuk ke dalam pertemuan tersebut menggunakan identitas palsu mereka.

Hong menolak mematuhi dan melaporkan pelanggaran tersebut ke departemen SDM Huawei. Sementara itu, Huawei dapat menyusun laporan tentang KTT TIP yang memasukkan rencana-rencana penggabungan dari para pesaing Huawei yang menghadiri KTT tersebut, dan mentransfer informasi itu ke tim-tim produk Huawei di Tiongkok, menurut gugatan tersebut.

Karyawan Huawei lainnya menggunakan pekerjaan konsultasinya dengan beberapa perusahaan teknologi Amerika untuk mendapatkan informasi rahasia dari mereka dan memberikan informasi kepada Huawei.

Pada Maret 2018, Hong diberhentikan. Paket pesangonnya termasuk permintaan untuk mengesampingkan hak-hak klaimnya terhadap perusahaan tersebut.

Hong sekarang menuntut pembalasan, pelecehan di tempat kerja, dan persaingan tidak sehat, di antara tuduhan-tuduhan lain, dengan total kerugian $105 juta, ditambah biaya-biaya hukum.

TIP mengatakan pada East Bay Times, yang pertama kali melaporkan gugatan tersebut, bahwa ia sedang meninjau ulang klaim yang dibuat dalam kasus tersebut.

Latar Belakang

Kasus ini muncul ketika pemerintah-pemerintah seperti Amerika Serikat dan Australia telah menyatakan kekhawatiran bahwa Huawei dapat melakukan spionase untuk kepentingan rezim Tiongkok, mengingat hubungan dekat perusahaan tersebut dengan militer Tiongkok. Pada bulan Mei, anggota parlemen AS memperkenalkan undang-undang yang akan melarang pemerintah atau kontraktor AS membeli produk-produk Huawei.

Pada bulan Juni, Facebook mengungkapkan kepada Kongres dalam kesaksian tertulis bahwa mereka telah berbagi data pengguna dengan Huawei dan beberapa perusahaan Tiongkok lainnya untuk meningkatkan pengalaman pengguna pada perangkat yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan Tiongkok, hal ini memaksa anggota parlemen AS untuk mencari informasi lebih lanjut tentang sifat kemitraan tersebut.

Perilaku Huawei adalah bagian dari pola perusahaan Tiongkok yang berkembang menggunakan taktik-taktik agresif untuk mencuri teknologi asing. Ia adalah kunci strategi nasional rezim Tiongkok untuk mendominasi rantai pasokan global di industri-industri teknologi maju.

Media Korea Selatan baru-baru ini mengekspos upaya-upayaTiongkok dalam mencuri teknologi kunci untuk membuat layar OLED (dioda pemancar cahaya organik), yang dipelopori oleh konglomerat teknologi Korea Selatan.

Pada awal Juli, pengadilan Korea Selatan memutuskan mendukung Samsung Display dalam gugatan terhadap mantan karyawan yang berencana menjalani pekerjaan bergabung dengan Beijing Oriental Electronics, produsen layar OLED Tiongkok, menurut laporan oleh Korea Times.

Pengadilan melarang mantan insinyur OLED tersebut untuk mengambil pekerjaan barunya, setelah ia ditemukan melanggar perjanjian menjaga rahasia yang menyatakan ia tidak akan mendapatkan pekerjaan baru di bidang yang sama dalam waktu dua tahun. Samsung khawatir tentang kemungkinan teknologi kunci telah ditransfer melalui mantan karyawannya tersebut.

Dalam laporan 26 Juni oleh Maeil Business Daily yang menguraikan taktik-taktik Tiongkok dalam mencuri teknologi Korea Selatan, dengan mengutip informasi dari badan intelijen negara, salah satu contohnya adalah melalui “pameran luar negeri” di mana produk-produk teknologi tinggi terbaru ditampilkan. Pihak-pihak Tiongkok akan mencoba membangun hubungan dengan koordinator-koordinator pameran tersebut dalam upaya untuk akhirnya mendapatkan kemampuan dalam mendapatkan pemahaman intuitif yang akurat dan mendalam. (ran)

ErabaruNews