Erarbaru.net. Seorang pemuda bernama Patrick Kilonzo Mwalua membuat kagum banyak karena tindakannya yang penuh perhatian karena ia rela pergi ke Taman Nasional Tsavo Barat membawa air. Taman Nasional Tsavo Barat adalah salah satu daerah terkering di kawasan ini.

Dia membawa serta 3.000 galon air tawar untuk kebutuhan hewan liar seperti gajah, kerbau, rusa dan zebra yang di sana. Dia adalah petani kacang tanah di kampung halamannya dan mendapat ide setelah dia sadar akan perubahan iklim di daerrahnya. Perjalanan juga membutuhkan beberapa jam untuk sampai ke taman.

“Tidak ada persediaan air di sana dan itu membuat hewan bergantung sepenuhnya pada manusia. Jika kami tidak membantu, mereka akan mati, “kata Mwalua. Dia mengisi galon air ke tangki truk sebelum mengendarainya beberapa jam setiap hari untuk menyalurkan air ke area yang membutuhkan. Lubang penampuangan terbuat dari beton dan harus dibersihkan secara teratur.

“Kerbau akan berkubang dalam lumpur sehingga dia bisa membunuh kutu,” Mwalua menjelaskan. Sebagian besar hewan tidak bisa menunggu lama dan mereka akan mengerumuni truk Mwalua begitu dia membuka pipa air.

“Tadi malam, saya menemukan sekitar 500 kerbau menunggu di lubang penampungan air. Segera setelah saya tiba, mereka tampaknya mengendus air dan mendekati saya. Mereka juga tidak segan meminum air saat saya masih berdiri di dekat mereka, “tambahnya.

Daerah itu tidak lagi menerima hujan seperti biasanya. Oleh karena itu, saya merasa saya harus mulai memberikan air kepada hewan karena jika tidak mereka akan mati. Ia juga menjalankan proyek bernama Volunteer Tsavo di mana ia akan mengunjungi beberapa sekolah untuk mendidik siswa tentang pentingnya kehidupan liar di dalam ekosistem.

“Saya dibesarkan di daerah ini dan tumbuh dengan satwa liar. Jadi saya memutuskan untuk menanamkan kesadaran pada mereka sehingga mereka akan melindungi satwa liar ketika mereka tumbuh dewasa kelak, “katanya.

Tahun lalu, Mwalua menyewa sebuah truk dan membawa air ke beberapa lokasi di daerah Tsavo West. Truknya juga sangat berat dan tidak bisa berjalan dengan cepat. Usahanya juga dibantu oleh tiga orangg wanita Amerika yang belum pernah bertemu dengannya.

“Saya mengunjungi Kenya pada Desember 2015 dan saya tidak mengenal Patrick pada waktu itu,” kata Angie Brown, yang tinggal di Connecticut. Tapi, negara ini terutama satwa liar di sana ‘menghantuinya’. Saat dia tahu musim kemarau akan melanda Kenya, Brown menghubungi Cher Callaway dan Tami Calliope dari Utah dan Vermont untuk membantu.

Callaway telah bekerja dengan Mwalua beberapa kali dalam perjalanan proyek termasuk upaya pendanaan untuk sarang lebah dan patroli malam untuk menakut-nakuti gajah yang selalu mengganggu penduduk desa. “Komitmen Patrick terhadap satwa liar tidak bisa diukur. Dia juga bersedia mempertaruhkan nyawanya untuk memasok air untuk mengisi kantung air yang kering. “

Callaway juga membuat halaman GoFundMe yang sukses mengumpulkan dana lebih 260 juta rupiah dari orang-orang di seluruh dunia. Semua akan disalurkan ke layanan pengiriman air Mwalua. “Bahkan, Patrick masih butuh uang agar dia bisa membeli truknya sendiri,” kata Brown.(yant)
https://www.facebook.com/AppreciateENG/videos/1880158922283911/
Apakah Anda menyukai artikel ini? Jangan lupa untuk membagikannya pada teman Anda! Terimakasih.
Video Rekomendasi:
https://www.youtube.com/watch?v=PjttKmlEti4