Peneliti Konfirmasi Hiu Omnivora Pertama Pemakan Rumput Laut

California – Ternyata tidak semua Ikan Hiu adalah jenis karnivora atau pemakan daging saja. Setidaknya ada satu spesies hiu yang juga pemakan segala, atau omnivora.

Para ilmuwan telah mengkonfirmasi bahwa salah satu hiu yang paling umum ditemui di dunia adalah omnivora. Mereka menemukan bahwa hiu itu juga memakan lamun, selain memakan daging.

Hiu ‘bonnethead’, salah satu kerabat hiu martil yang memiliki ukuran relatif jauh lebih besar, mengunyah lamun sekitar 60 persen dari makanannya. Bonnethead memiliki usus yang mampu mencerna sayuran hijau, atau mirip dengan kura-kura laut hijau.

Hiu jenis ini bahkan memiliki usus pencerna sayuran yang bahkan lebih baik daripada usus panda. Ilmuwan mengungkap fakta penelitian ini dalam sebuah jurnal yang diterbitkan pada 5 September di ‘Proceedings of The Royal Society B’.

“Kami selalu menganggap hiu sebagai karnivora mutlak, tetapi bonnethead membantahkan ide utama itu, dengan mencerna sejumlah lamun yang mereka konsumsi,” Samantha Leigh, ahli biologi kelautan di University of California di Kota Irvine, yang memimpin penulis studi, mengatakan pada Fox News.

Lamun adalah sejenis rumput yang hidup di dasar laut. Biota laut itu adalah anggota tumbuhan berbunga yang telah beradaptasi untuk hidup sepenuhnya di dalam lingkungan air asin, seperti dikutip dari Wikipedia.

Hiu ini umumnya ditemukan di perairan pantai di Samudra Pasifik timur, samudra Atlantik barat, dan Teluk Meksiko. Secara umum ilmuwan menemukan bahwa mereka makan terutama pada lamun jenis krustasea dan moluska. Hiu itu berlimpah, dengan populasi sekitar 4,9 juta, Newsweek melaporkan.

Kembali pada tahun 2007, para ilmuwan lainnya menemukan dengan mempelajari isi lambung hiu bonnethead, yang mengejutkan, lebih dari setengah dari apa yang mereka makan adalah lamun. Namun dalam penelitian sebelumnya itu, ilmuwan tidak dapat memastikan apakah hiu itu benar-benar makan lamun atau hanya secara tidak sengaja memakan vegetasi itu, ketika berburu mangsa.

“Telah diasumsikan oleh sebagian besar (peneliti sebelumnya) bahwa konsumsi (lamun) ini adalah insidental dan itu tidak memberikan nilai gizi,” kata Leigh kepada The Guardian.

“Saya ingin melihat berapa banyak dari diet lamun ini yang dapat dicerna oleh ikan hiu, karena apa yang dikonsumsi hewan tidak harus sama dengan apa yang dicerna dan (berperan) mempertahankan nutrisi.”

Umpan Diet Tiga-Minggu
Untuk menguji berapa banyak bonnethead yang bisa mencerna lamun, Leigh dan rekannya memberi makan lima hiu bonnethead dengan mayoritas rumput laut. Makanan yang diumpankan terdiri dari 90 persen lamun dan 10 persen cumi, selama tiga minggu di kawasan laboratorium.

Semua hiu di-‘eutanasia’ dan dibedah pada akhir dari tiga minggu percobaan untuk memeriksa isi perut mereka, lapor Gizmodo.

Para peneliti menganalisis kotoran hiu untuk melihat berapa banyak dari setiap jenis nutrisi yang diekskresikan dibandingkan dengan apa yang dimakan oleh ikan raksasa itu.

Mereka menemukan hiu memang mencerna dan menyerap nutrisi dari lamun, sekitar setengah dari kandungan organik.

Para peneliti dapat mengkonfirmasi bahwa hiu bonnethead memiliki enzim yang diperlukan untuk memecah serat dan karbohidrat. “Hiu bonnethead memiliki tingkat enzim yang sangat tinggi!” Kata Leigh kepada Gizmodo.

Implikasi
Para peneliti mengatakan fakta bahwa hiu bonnethead ini memakan banyak lamun. Ada sejumlah besar dari mereka di dunia, itu berarti mereka dapat memainkan peran penting dalam transportasi nutrisi dalam ekosistem pesisir.

“Lamun sangat penting, mereka menghasilkan oksigen. Lamun membuat pembibitan untuk banyak spesies ikan yang penting secara komersial, mereka menyaring racun keluar dari air, dan banyak fungsi lagi,” kata Leigh kepada Gizmodo.

“Namun, banyak padang lamun yang menurun dalam kesehatan dan kelimpahan. Studi ini adalah langkah pertama dalam menentukan bagaimana hiu bonnethead benar-benar cocok dengan jenis habitat ini,” tambahnya.

Gavin Naylor, Direktur Program Florida untuk Penelitian Hiu di University of Florida, mengatakan penelitian itu terbatas dalam ukuran dan waktu sampelnya.

“Percobaan dilakukan pada lima hewan selama tiga minggu. Ini tidak cukup untuk menjadi menarik,” katanya kepada Newsweek.

“Mereka harus menjalankan eksperimen dengan lebih banyak individu (hiu) selama setidaknya enam bulan. Sebuah studi tiga minggu mungkin hanya berfungsi untuk menunjukkan respon stres, sebagaimana dibuktikan oleh tanggapan variabel di antara individu.”

Naylor juga mengatakan bahwa kesimpulan yang dicapai oleh penelitian itu tidak terbukti. Dia mengatakan kepada Newsweek, “Hiu umumnya berada di dekat ‘puncak hirarki trofik’. Predator puncak memiliki pengaruh yang jauh lebih besar pada pola vegetasi melalui efek tidak langsung daripada yang mereka lakukan melalui konsumsi langsung.”

“Predator mengendalikan populasi herbivora di mana mereka memangsa, yang pada gilirannya, mengendalikan vegetasi yang mereka makan. Gagasan bahwa hiu bonnethead mungkin memiliki dampak besar pada padang lamun melalui lamun yang mereka konsumsi langsung sebagai remaja adalah, menurut saya, spekulasi yang belum terbukti kebenarannya.” (MIMI NGUYEN LY/The Epoch Times/waa)

Video Rekomendasi :

https://youtu.be/fTKcu82AtsA

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular