Mexico City – Presiden yang berkuasa di Meksiko menawarkan cara baru bagi rombongan pengembara migran yang sedang bergerak menuju Amerika Serikat untuk tetap tinggal di Meksiko. Otoritas Meksiko mengatakan para migran dapat tetap tinggal di negara itu untuk bekerja, sementara anak-anak juga akan diperbolehkan untuk pergi ke sekolah.
Pengumuman Meksiko itu datang ketika Menteri Pertahanan AS, Jim Mattis mengizinkan penggunaan pasukan dan sumber daya militer lainnya di perbatasan AS-Meksiko. Pengerahan militer itu untuk mempersiapkan diri dalam menghalau kedatangan gelombang ribuan kafilah migran dari Amerika Tengah.
Presiden Meksiko, Enrique Pena Nieto mengatakan pekan lalu, bahwa para migran yang ingin mendapatkan dokumen identifikasi sementara, pekerjaan, dan/atau pendidikan bagi anak-anak mereka dapat melakukannya dengan mendaftar suaka di Meksiko selatan. Mereka yang mendaftar dan taat aturan juga berpeluang menjadi Warga Negara Meksiko.
“Rencana ini hanya untuk mereka yang mematuhi undang-undang Meksiko, dan ini merupakan langkah pertama menuju solusi permanen bagi mereka yang diberikan status pengungsi di Meksiko,” kata Pena Nieto dalam siaran pra-rekaman yang disiarkan pada Jumat sore.
“Untuk memenuhi syarat dalam skema yang disebut “Estas en Tu Casa” (“Make Yourself at Home/Anggap Rumah Sendiri”), para migran harus berada di negara bagian di sebelah selatan, yaitu Chiapas dan Oaxaca,” kata Pena Nieto.
Rombongan pengembara itu memang masih ada di negara bagian Chiapas. Akan tetapi, mereka masih terus bergerak ke utara dalam upaya untuk mencapai perbatasan Amerika Serikat.
Presiden Enrique akan meninggalkan Istana dalam waktu sekitar satu bulan. Presiden terpilih, Andrés Manuel López Obrador akan mengambil alih Istana pada 1 Desember 2018. Obrador secara terbuka mendukung perbatasan terbuka, ketika berkampanye dalam pemilihan presiden.
“Kami akan membela para migran dari seluruh benua Amerika dan semua migran di dunia yang, dengan terpaksa, harus meninggalkan kampung halaman mereka untuk mencari kehidupan di Amerika Serikat. Ini adalah hak asasi manusia yang akan kita bela,” ujar Obrador pada bulan Juni, ketika kampanye terbuka.
Para pejabat Meksiko mengatakan sebelumnya bahwa para migran yang tidak memiliki surat-surat yang tepat akan dideportasi. Akan tetapi, kenyataannya hanya sedikit imigran gelap yang dideportasi. Kebanyakan hanya setelah mereka yang setuju saja yang dideportasi. Para pejabat mengatakan pada 24 Oktober, bahwa sekitar 1.743 migran telah mencari suaka di Meksiko, sementara hanya 116 orang yang setuju untuk dideportasi.
Penolakan
Ribuan migran menolak tawaran Meksiko, mereka bersikukuh untuk melanjutkan perjalanan ke utara.
“Tujuan kami bukan untuk tinggal di Meksiko,” kata Oscar Sosa dari Honduras, yang berusia 58 tahun kepada Associated Press.
“Tujuan kami adalah untuk mencapai (AS). Kami ingin lewat, itu saja.”
Para migran lainnya berteriak ketika mereka memilih untuk menolak tawaran itu dengan mengacungkan tangan di kota Arriaga, di mana mereka tiba pada Jumat malam. “Tidak, kami menuju utara!” Kata mereka.

Kafilah migran itu dimulai di Honduras utara dan melakukan perjalanan melintasi Guatemala untuk mencapai Meksiko, dengan banyak migran secara ilegal menyeberangi Sungai Suchiate untuk memasuki Meksiko.
Sangat sulit menghitung dengan tepat berapa banyak migran. Sehingga perkiraan jumlah mereka sangat bervariasi.
Pejabat Meksiko mengklaim bahwa kafilah itu hanya terdiri dari sekitar 3.600 orang pada 24 Oktober 2018. Alex Mensing, dari Pueblo Sin Fronteras, mengatakan bahwa rombongan pengembara utama terdiri dari setidaknya 8.500 orang. Itu sudah termasuk sekitar 7.000 migran dari Honduras. Jumlah itu diklaim terus meningkat dan bertambah dalam beberapa hari terakhir.
Para pejabat di Meksiko mengatakan kepada El Universal pada awal pekan bahwa sekitar 14.000 orang Honduras tersebar di seluruh kafilah utama dan beberapa lainnya yang telah mulai bergerak ke utara dari Honduras dalam beberapa hari terakhir. Para pejabat mengatakan kafilah utama terdiri dari 7.333 orang. PBB mengatakan pada 22 Oktober, bahwa kafilah utama memiliki anggota sekitar 7.200 orang.
Pada 26 Oktober 2018, PBB mengatakan bahwa sekitar 2.300 anak-anak bepergian dengan rombongan migran. Sebagian besar perkiraan menyatakan bahwa anak-anak dan perempuan, jika digabungkan kurang dari 25 persen dari jumlah rombongan pengembara. (ZACHARY STIEBER, Reuters, dan NTD.tv/The Epoch Times/waa)
Video Rekomendasi :
Video Pilihan :
https://www.youtube.com/watch?v=JGc59EiEYwQ