Bocornya Kimia Beracun di Pelabuhan Tiongkok Timbulkan Kemarahan Warga

Hampir tujuh ton bahan kimia beracun tumpah di sebuah pelabuhan di Provinsi Fujian Tiongkok selatan pada 4 November. Karena penyensoran berita oleh otoritas komunis dan penelantaran tumpahannya, nelayan-nelayan setempat telah mengalami kerugian finansial dan masalah kesehatan akibat polusinya.

Namun, berita yang diterbitkan oleh gerai yang dikontrol oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT), melukis gambaran yang sangat berbeda dari laporan-laporan penduduk desa seperti yang dijelaskan dalam wawancara dengan Epoch Times berbahasa Mandarin.

Media berita resmi awalnya mengklaim bahwa sejumlah produk minyak yang belum diketahui dengan pasti telah bocor di pagi hari tanggal 4 November karena selang yang rusak antara dermaga dan tanker di distrik pelabuhan Quangang, yang terletak di kotamadya Quanzhou di Provinsi Fujian.

Donggang Petrochemical Industry Co, Ltd sedang membongkar bahan-bahan minyak tersebut, menurut laporan resmi.

Namun, keesokan harinya, Biro Perlindungan Lingkungan Distrik Quangang mengeluarkan pemberitahuan dengan rincian lebih lanjut: kapal tanker tersebut telah mengalami kebocoran 6.97 ton hidrokarbon aromatik C9, dan pembersihan telah “selesai untuk sebagian besar” pada pukul 6 sore pada 4 November.

Larutan hidrokarbon aromatik C9 adalah sesuatu yang mengganggu kulit, mata, dan pernapasan yang menghambat tingkat pernapasan dan merusak hati dan ginjal pada paparan yang berkepanjangan.

Ketika The Epoch Times menghubungi penduduk setempat pada 8 November, mereka mengatakan bahwa permukaan laut tampaknya belum dibersihkan. Udara masih dipenuhi bau yang memualkan dan banyak orang merasa tidak enak badan.

Li, seorang warga desa dari Desa Xiaocuo, empat atau lima kilometer jauhnya dari insiden tersebut, mengatakan kepada reporter Epoch Times pada 7 November: “Putri tetangga saya berbusa di mulutnya dan matanya mendelik bergerak liar. Orangtuanya membawa anak itu ke rumah sakit dan menghabiskan lebih dari 600 yuan ($86,5) untuk pemeriksaan. Ketika ditanya apakah dia telah keracunan, dokter tidak berani menjawab. Banyak penduduk desa pergi ke Rumah Sakit Quangang karena mereka telah muntah; banyak yang memiliki gejala ini.”

Penduduk desa percaya bahwa pihak berwenang PKT telah menyensor berita tersebut. Media yang dikelola negara hanya menyebutkan satu orang yang jatuh ke air dan dikirim ke unit perawatan intensif untuk perawatan.

Wang, seorang warga lain di Xiaocuo, mengatakan kepada wartawan bahwa seorang warga desa mengalami luka bakar kimia di tangannya ketika dia memasukkan tangan ke dalam air. Sejumlah tentara yang bertugas melakukan pekerjaan pembersihan dikirim ke rumah sakit untuk menerima perawatan untuk gejala yang disebabkan oleh polutan tersebut.

tanker bahan kimia beracun bocor
Sebuah foto yang diambil dan diedarkan oleh penduduk setempat menunjukkan tentara Tiongkok yang bertugas membersihkan tumpahan hidrokarbon pada 4 November di Provinsi Fujian menderita gejala-gejala akibat polusi tersebut. Judulnya berbunyi: “Anak-anak lelaki kami yang malang dalam berseragamnya telah menderita keracunan yang serius saat membersihkan polusi demi rakyat biasa.” (The Epoch Times)

Penduduk desa mengatakan bahwa karena pihak berwenang menyembunyikan dan memalsukan fakta di awal, ia telah menyesatkan publik dengan konsekuensi serius bagi mereka.

Wang mengatakan bahwa pada saat kebocoran hidrokarbon tersebut, para nelayan yang tidur di atas rakit mereka menemukan bahwa buih busa di bawah kapal mereka telah berkarat, tetapi tidak ada yang tahu apa yang ada di dalam air yang menyebabkannya.

“Penduduk desa menemukan bahwa air laut menjadi lengket dan bergetah,” kata Wang. “Mula-mula pemerintah mengatakan itu adalah minyak yang bocor. Kemudian ia telah mengubahnya menjadi hidrokarbon aromatik C9 yang bocor.”

Wang mengatakan bahwa Biro Perlindungan Lingkungan Distrik Quangang menggunakan sebuah truk pemadam kebakaran untuk menyemprot gedung kantor biro untuk mengurangi polusi udara di sekitarnya, karena peralatan untuk mengukur kualitas udara berada di lokasi tersebut. Tak lama setelah itu, pihak berwenang mengklaim bahwa udara dan air telah kembali ke kondisi normal.

Penduduk setempat menyatakan marah atas kegagalan pihak berwenang dalam melaporkan situasi faktual atau memberi tahu penduduk desa tentang tindakan perlindungan yang bisa mereka ambil.

Karena polusi tersebut, ikan, udang, dan hewan-hewan laut lainnya yang dipanen oleh nelayan semuanya mati. Para nelayan yang marah mengangkut hasil tangkapannya yang beracun dan membusuk tersebut ke kantor-kantor perusahaan petrokimia dan kantor-kantor pemerintah kabupaten, dan membuangnya di luar gedung.

“Dua hingga tiga ratus orang melakukan protes di sana setiap hari,” kata seorang warga desa. “Mereka ingin walikota membeli ikan dan udang busuk mereka.”

Menurut penduduk setempat, baik pemerintah maupun perusahaan petrokimia tidak mengeluarkan tanggapan atau penjelasan apa pun.

Kebocoran bahan kimia tersebut telah merusak keramba jaring dan rakit-rakit untuk mencari ikan, menghancurkan harta yang telah dikumpulkan oleh para nelayan miskin selama beberapa dekade dengan kerja keras. “Setiap rumah tangga mungkin telah kehilangan lima juta yuan (sekitar $700.000),” kata seorang wanita bernama Liu.

Wang berkata, “Kami menghabiskan 20 atau 30 tahun untuk mendapatkan lebih dari seribu rakit ikan; sekarang mereka semua musnah.” (ran)

Rekomendasi video:

Siswa siswa SMA di Tiongkok Mencoba Bunuh Diri, Gegara Wabah TBC yang Diabaikan

https://www.youtube.com/watch?v=U7bPlxSsiVI