Minuman Keras Xifeng Tiongkok Mengandung Bahan Berbahaya

Xifeng, salah satu dari empat merek minuman keras paling terkenal di Tiongkok yang disebut baijiu, bisa menjadi tidak aman untuk dikonsumsi manusia, menurut hasil tes yang menunjukkan kadar bahan kimia beracun yang berlebihan.

Produk dari Shaanxi Xifeng Liquor Group tersebut mengandung plasticizer dengan jumlah sekitar tiga hingga empat kali lipat dari standar pemerintah untuk keselamatan. Plasticizer adalah sejumlah zat polimer yang ditambahkan ke bahan untuk mengubah sifat fisiknya dan melembutkan, yang banyak digunakan dalam industri minuman keras, tetapi juga ditemukan dalam plastik, beton, bahan drywall, semen, dan gipsum. Jumlah yang berlebihan dalam makanan dapat menyebabkan kerusakan serius pada hati, ginjal, dan sistem reproduksi. Dapat menyebabkan keguguran, cacat lahir, dan bahkan kanker.

Plasticizer 20 kali lebih beracun daripada melamin, menurut Sun Yixi, seorang profesor di Institute of Food Research di Universitas Taiwan. Pada tahun 2008, susu formula bayi yang tercemar melamin telah memberi dampak buruk pada 300.000 bayi di Tiongkok; sekitar 54.000 dirawat di rumah sakit karena kerusakan ginjal, dan enam meninggal di rumah sakit.

Xifeng Vintage (edisi Xifeng Guodian Fengxiang 50-Tahun Vintage tahun 2012) telah gagal memenuhi standar karena dua bahan kimia tambahan yang terkait dengan plasticizer, diisobutil ftalat (DIBP) dan dibutil ftalat (DBP), dalam uji tiga botol minuman keras. Setiap botol berukuran 500 ml, dengan alkohol 60 persen berdasarkan volume.

Tingkat DIBP adalah 1,44mg/kg, yang melebihi standar yang diperbolehkan 0,5mg/kg, sementara DBP menunjukkan sampai 1,02mg/kg, jauh di atas standar 0,3mg/kg, menurut laporan 7 November oleh Shanghai International Liquor Trading Centre.

Shaanxi Xifeng mengatakan baijiu tersebut diproduksi pada Mei 2012, sebelum Tiongkok menetapkan standarnya. Perusahaan tersebut mengatakan bahwa para dealer dan konsumen dapat menukarkan barang tersebut, yang telah ditarik kembali dari peredaran, untuk Xifeng vintage tahun 1915, yang merupakan 55 persen alkohol berdasarkan volume, atau perusahaan akan membelinya kembali dengan harga pabrikan.

Berita online Tencent QQ Tiongkok melaporkan bahwa Shaanxi Xifeng mengizinkan konsumen untuk mengembalikan produk yang telah ditarik kembali dan mendapatkan pengembalian 308 yuan ($44) per botol. Konsumen juga dapat menukarkan baijiu mereka untuk edisi baru seharga 1.299 yuan ($187). Namun, baijiu sedang dijual lebih dari 800 yuan ($115) per botol di pasar.

Baijiu adalah sejenis minuman keras Tiongkok yang terbuat dari biji-bijian. Pada tahun 1952, rezim Tiongkok mencatat empat merek paling terkenal: Fenjiu, Maotai (Moutai), Luzhou Laojiao, dan Xifeng. Xifeng diproduksi di daerah Fengxiang, Provinsi Shaanxi Tiongkok barat, dan terbuat dari sorgum, jelai, kacang polong, dan mata air.

Masalah Xifeng bukanlah insiden satu-satunya, karena keamanan pangan merupakan perhatian utama di Tiongkok, dan Shaanxi Xifeng bukanlah produsen baijiu pertama yang terjerat dalam skandal plasticizer. Pada bulan November 2012, minuman keras yang diproduksi oleh Jiugui Liquor Company memiliki konten DBP 1.08mg/kg, jauh di atas tingkat yang diizinkan.

Pada saat yang sama, Asosiasi Minuman Beralkohol Tiongkok mengklaim bahwa semua baijiu di pasar Tiongkok dipengaruhi oleh masalah plasticizer. Dan semakin tinggi nilainya, semakin tinggi kandungan plasticizer.

Asosiasi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tidak ada plasticizer yang dihasilkan selama proses fermentasi. Namun, wadah plastik, pipa plastik, tutup plastik dari tangki alkohol, dan kemasan plastik kemungkinan semua melepaskan plasticizer ke dalam baijiu.

Pembuat baijiu lainnya menambahkan tackifier, bahan kimia dengan kandungan plasticizer, ke produk-produk mereka agar terlihat lebih baik.

Setelah skandal susu formula melamin, minyak got (gutter oil) ditemukan telah digunakan di beberapa restoran di Tiongkok.

Gutter oil adalah minyak goreng terlarang yang telah didaur ulang dari limbah minyak yang dikumpulkan dari sumber-sumber seperti penggorengan restoran, perangkap minyak (grease trap), limbah rumah jagal dan limbah dari saluran pembuangan.

Selain itu, para petani dikatakan menggunakan banyak produk-produk kimia pada hewan, makanan laut, dan tanaman mereka.

Kepiting berbulu Shanghai, yang juga disebut kepiting kucing Tiongkok, adalah salah satu makanan lezat yang mahal di Tiongkok. Pada September 2012, The Epoch Times melaporkan bahwa Jiangsu Crab Farm memberi makan hormon pada kepiting-kepiting mereka, pil kontrasepsi, dan antibiotik untuk meningkatkan ukurannya sehingga meningkatkan harga. (ran)

Rekomendasi video:

Permintaan Obat Tiongkok Melonjak, Populasi Gajah Asia Kritis

https://www.youtube.com/watch?v=rmn7MxDEKkU