Institut Konfusius di Universitas Michigan akan Tutup Pertengahan 2019

University of Michigan (U-M) telah memutuskan untuk tidak melanjutkan menjadi tuan rumah Institut Konfusius yang terhubung dengan Beijing mulai awal pertengahan 2019, surat kabar universitas tersebut mengumumkan pada 10 Desember.

The University Record melaporkan bahwa universitas tersebut tidak akan memperbarui perjanjiannya untuk masa periode ketiga dengan Kantor Dewan Bahasa Tionghoa Partai Komunis Tiongkok (PKT), juga dikenal sebagai HanBan dalam bahasa Mandarin. Universitas akan berhenti menjadi tuan rumah bagi Institut Konfusius saat kemitraan HanBan periode ini berakhir pada Juni 2019, ketika kegiatan-kegiatan seperti itu akan diintegrasikan ke dalam program-program budaya Tiongkok yang sudah ada di universitas.

Universitas mengatakan telah menginformasikan HanBan tentang keputusan tersebut.

“Transisi ini didorong oleh keinginan untuk secara lebih luas memasukkan pekerjaan mengeksplorasi dan mempelajari seni visual dan pertunjukan Tiongkok dalam unit-unit akademik dan budaya reguler Universitas Michigan,” James Holloway, wakil rektor universitas untuk keterlibatan global dan urusan akademik antar disiplin, mengatakan pada Tthe University Record.

Universitas mengatakan sedang mengeksplorasi “cara-cara alternatif untuk mendukung komunitas U-M yang lebih besar untuk terus terlibat dengan seni budaya Tiongkok.”

KEKHAWATIRAN KEKUATAN LUNAK OTORITAS AMERIKA SERIKAT

Saat ini, sebanyak 107 perguruan tinggi dan universitas AS menjadi tuan rumah bagi cabang-cabang Institut Konfusius, menurut laporan National Association of Scholars. Ada lebih dari 400 cabang di seluruh dunia yang berusaha untuk “memperkuat kerjasama pendidikan dengan Tiongkok, mengembangkan pendidikan bahasa Tionghoa, dan meningkatkan pemahaman antar budaya dengan orang-orang Tiongkok,” menurut situs web Institut Konfusius Universitas Michigan.

Institut-institut tersebut, dari Amerika Serikat sampai Australia, telah diawasi akhir-akhir ini karena keterkaitan mereka dengan PKT. Laporan Komisi Kajian Keamanan dan Ekonomi Tiongkok-AS terbaru menyebut Institut-institut Konfusius sebagai barisan depan untuk menyusup dan memata-matai. Pusat-pusat pendidikan yang didanai Tiongkok tersebut “juga mengedepankan narasi yang disukai Beijing dan menumbangkan prinsip-prinsip akademis yang penting, seperti otonomi kelembagaan dan kebebasan akademik,” kata laporan tersebut.

Institut Konfusius U-M mengatakan bahwa perannya adalah untuk “membantu mempromosikan keterlibatan fakultas lintas kampus dalam seni dan budaya Tiongkok “melalui” partisipasi aktif dari fakultas dan staf di banyak sekolah dan perguruan tinggi U-M.”

Ada juga kekhawatiran bahwa PKT menggunakan Institut-institut Konfusius untuk memaksa negara-negara lain untuk lebih bersimpati dengan agendanya, melalui penggunaan “kekuatan lunak”-nya. Laporan tersebut mengatakan HanBan menawarkan paket-paket menarik untuk sekolah-sekolah dan universitas asing untuk mendirikan Institut Konfusius yang dikelola oleh guru-guru Tiongkok yang dipilih dan didanai oleh PKT.

Materi pengajaran sering menyajikan propaganda PKT, yang telah membangkitkan kekhawatiran bahwa Institut-institut Konfusius sedang membungkam kritik akademis terhadap rezim Tiongkok.

Pada bulan Agustus, RUU pertahanan AS yang baru disahkan termasuk ketentuan untuk melarang Departemen Pertahanan menggunakan dana apa pun untuk program berbahasa Mandarin yang ditawarkan oleh Institut-institut Konfusius.

UNIVERSITAS TETAP BERINTERAKSI DENGAN TIONGKOK

U-M “tetap berdedikasi” untuk terlibat dengan Tiongkok, kata ruang persnya, menambahkan bahwa sejarah persahabatannya dengan Tiongkok sudah ada sejak tahun 1850-an, jauh sebelum kampanye penganiayaan politik oleh Partai Komunis Tiongkok dan Revolusi Kebudayaan pada 1960-an.

“Hari ini, U-M memiliki portofolio kemitraan yang besar dan berkembang dengan Tiongkok dalam penelitian dan pendidikan, mulai dari teknik hingga sains, kedokteran hingga manajemen, dan kesehatan hingga humaniora,” kata Holloway. (ran)

Rekomendasi video:

“Bom Maya” Tiongkok yang Mengkhawatirkan

https://www.youtube.com/watch?v=rvIS2eUnc7M