Kedutaan De-facto Taiwan Mengganti Logo dan Nama, Mencetuskan Perdebatan

SAN FRANCISCO — Kantor Ekonomi dan Kebudayaan Taipei (TECO) di San Francisco baru-baru ini mulai menggunakan logo Facebook baru, mengikuti perubahan Facebook yang sama dengan Kementerian Luar Negeri Taiwan.

Logo baru tersebut adalah lambang dengan bentuk melingkar dan tercetak nama Taiwan, disertai dengan gambar berbentuk ubi jalar: citra dari pulau negara tersebut.

Penggunaan nama Taiwan pada logo tersebut, sebagai ganti dari Republik Tiongkok (Republic of China-ROC ), telah menyebabkan beberapa kritik dari partai oposisi Taiwan, Partai Nasionalis (KMT).

lambang logo Kantor Ekonomi dan Kebudayaan Taipei  berubah nama
Halaman Facebook Kantor Ekonomi dan Budaya Taipei di San Francisco, California. (Screenshot)

“Republik Tiongkok (Republic of China-ROC)” adalah nama pemerintah saingan yang didirikan oleh Sun Yat-sen pada awal 1920-an, berbeda dengan Partai Komunis Tiongkok (PKT). Keduanya berjuang untuk memerintah Tiongkok selama perang sipil. Pada tahun 1949, ROC dikalahkan dan mundur ke pulau Taiwan. Namun nama tersebut masih terus digunakan oleh beberapa orang Taiwan yang percaya bahwa ROC masih memberikan klaim yang sah terhadap Tiongkok daratan, dan suatu hari dapat mengalahkan PKT untuk bersatu dengan daratan.

Sementara itu, PKT telah memegang teguh klaim kedaulatannya atas pulau Taiwan, meskipun negara tersebut memiliki konstitusi, pemerintah, militer, dan mata uang sendiri yang dipilih secara demokratis. Sikap resmi Tiongkok adalah bahwa suatu hari akan menyatukan Taiwan dengan daratan, dan tidak menghapus pertimbangan untuk menggunakan kekuatan militer dalam mencapai tujuannya.

KMT (Kuomintang) dikenal karena sikap politiknya yang bersahabat pada Beijing, dan berhati-hati untuk mengecewakan Tiongkok.

Sejauh ini belum ada komentar yang dibuat oleh Beijing.

Zhu Wenxiang, direktur Los Angeles TECO, mengatakan kepada World Journal dalam bahasa Mandarin: “Kita adalah siapa kita,” dan mendesak orang Taiwan untuk fokus pada upaya untuk mendapatkan lebih banyak pengakuan untuk Taiwan.

Diskusi tentang logo baru tersebut telah menjadikan panas masyarakat lokal Taiwan.

Catharina Gill, koordinator Northern California Taiwanese Forum, mengatakan bahwa pemerintah di banyak negara tidak ingin berurusan dengan masalah-masalah yang terkait dengan dua Tiongkok yang berbeda, oleh karena itu penggunaan nama dan bentuk untuk pulau tersebut dengan mengubah nama ROC adalah solusi sempurna.

“Menggunakan nama ROC dapat membuat PKT [Partai Komunis Tiongkok] marah,” kata Robert Chen, mantan Ketua Turnamen Olah Raga Taiwan & Amerika Selatan di Wilayah Teluk San Francisco.

“Taiwan adalah Taiwan, Tiongkok adalah Tiongkok,” kata Joe Chou, ketua Asosiasi Profesor Taiwan Amerika Utara (North America Taiwanese Professors’ Association). Chou mengatakan Taiwan adalah masyarakat bebas, sementara PKT telah menekan Taiwan dalam banyak hal.

Chou juga mengatakan komunitas Taiwan harus mendukung fokus pemerintahan Trump baru-baru ini untuk mengatasi penetrasi dan campur tangan PKT dalam masyarakat sipil dan politik Amerika.

Komentar-komentar Chou mencerminkan laporan Hoover Institution terbaru tentang pengaruh “kekuatan tajam” Tiongkok di Amerika Serikat. Laporan sepanjang 200 halaman yang diterbitkan pada 29 November.

“Dari lubuk hati saya, saya merasa saya tidak tekait dengan Tiongkok sama sekali,” kata Annan Chen, mantan ketua Cupertino-TaiChung Sister City Committee.

Eva Lee, mantan Bendahara Cupertino-TaiChung Sister City Committee, mengatakan bahwa Tiongkok telah memaksa Taiwan untuk menyebut dirinya Taiwan Tiongkok, yang membuatnya merasa seolah-olah dia kehilangan miliknya di negara kelahirannya.

Lee mengatakan bahwa Tiongkok telah diperintah oleh hanya segelintir pemimpin PKT, tetapi Taiwan telah menjadi negara demokratis dengan pemilunya sendiri. Dia lebih suka tinggal di negara bebas.

Gordon Lee, anggota Forum Taiwan, mengatakan dia suka logo baru tersebut menggunakan bentuk Taiwan sebagai bagian dari lambangnya. Biarkan Tiongkok meyakini bahwa pulau itu milik PKT, katanya, namun “Taiwan adalah Formosa kita.”

Ami Lee, seorang anggota komite Taiwanese Association of America, mengatakan jika pemerintah Tiongkok bahkan tidak bisa mengurus rakyat di Tiongkok, mengapa repot-repot untuk memerintah rakyat di Taiwan?

Lee sering bepergian ke Tiongkok. Dalam dekade terakhir, banyak teman-temannya pergi ke Tiongkok untuk berinvestasi di industri manufakturnya, tetapi Lee hanya melihat bahwa mereka kembali ke Taiwan setelah kehilangan semua uang mereka. (ran)

Rekomendasi video:

Tiongkok Dikecam Atas Penahanan Massal Minoritas Muslim di Xinjiang