Trump Tandatangani Undang-undang Kelonggaran Perjalanan ke Tibet

Presiden AS Donald Trump pada 19 Desember telah menandatangani hukum perundang-undangan yang mengizinkan para diplomat, jurnalis, dan turis Amerika mengakses Tibet, dan untuk menghukum para pejabat Tiongkok yang menolak mereka masuk ke wilayah tersebut.

Undang-undang tersebut memberi warga Amerika akses yang sama ke Tibet, serupa dengan warga Tiongkok yang bepergian ke Amerika.

Di bawah akses timbal balik dari Reciprocal Access to Tibet Act tersebut, Amerika Serikat akan memberlakukan larangan visa atau mencabut visa aktif pejabat-pejabat Tiongkok yang menolak warga negara Amerika, pejabat pemerintah, dan jurnalis akses masuk ke Tibet.

“Ini benar-benar titik balik bagi orang Amerika, Tibet, dan semua yang peduli tentang kesetaraan, keadilan, dan hak asasi manusia … Dengan mengesahkan undang-undang yang berdampak dan inovatif ini, AS telah membuka jalan bagi negara-negara lain untuk mengikuti dan membiarkan pemerintah Tiongkok tahu bahwa ia akan menghadapi konsekuensi nyata atas diskriminasi terhadap rakyat Tibet,” kata Matteo Mecacci, presiden International Campaign for Tibet (TIK), Administrasi Pusat Tibet (Central Tibetan Administration) melaporkan pada 19 Desember.

Tibet sepertinya merupakan awal dari apa yang sekarang terjadi di Xinjiang. Wilayah ini menjadi topik sensitif bagi kepemimpinan Tiongkok, dan memberi kemudahan bagi PKT dalam membatasi wartawan ke daerah tersebut telah memungkinkan rezim tersebut melakukan bentuk-bentuk baru untuk pengawasan dan kontrol sosial, dengan sedikit diketahui khalayak dari dunia luar.

Menurut situs web Administrasi Tibet Pusat, Presiden, Dr. Lobsang Sangay, di dalam pengusirannya telah melakukan perjalanan keliling dunia dalam beberapa bulan terakhir untuk berbicara tentang kebebasan Tibet, dan memperingatkan tentang strategi Tiongkok.

undang-undang perjalanan wisata ke tibet
Lobsang Sangay, Presiden Pemerintahan Tibet di Pengasingan, menghadiri acara dengan Dalai Lama di Bender Arena di kampus Universitas Amerika di Washington, DC. pada 13 Juni 2016. (Chip Somodevilla / Getty Images)

Dia memberikan contoh perdagangan koin-koin perak Tiongkok dengan Tibet sebagai imbalan membangun jalan-jalan ke wilayah tersebut selama tahun 1950-an. Setelah jalan-jalan terbangun, orang-orang Tiongkok membawa “tank-tank dan militer,” mengambil kembali tidak hanya koin-koin perak tersebut, tetapi juga wilayah negeri tersebut seluruhnya.

KESULITAN PERJALANAN

PKT telah menggunakan genggamannya yang ketat terhadap Tibet untuk menahan akses dari dunia luar. Meskipun banyak tempat di daratan Tiongkok dapat dikunjungi sesuka hati oleh para wisatawan, Tibet merupakan pengecualian.

Meskipun undang-undang tersebut telah ditandatangani, orang-orang non-Tiongkok masih dapat menghadapi banyak pembatasan jika mereka ingin melakukan perjalanan ke Dataran Tinggi Tibet. Sebagian besar bulan Februari atau Maret terbatas untuk pelancong asing, dengan alasan perayaan Tahun Baru Tibet.

Individu harus melakukan perjalanan dalam kelompok wisata dengan pemandu, atau paling tidak selalu ditemani oleh pemandu.

Masuk ke wilayah tersebut, apakah dari daratan Tiongkok ataupun Nepal, memerlukan dokumen-dokumen perjalanan yang berbeda. Begitu masuk ke Tibet, pergi ke daerah tertentu juga membutuhkan dokumen perjalanan yang berbeda.

Wartawan dan diplomat hanya diizinkan masuk ke wilayah tersebut dengan izin dari Kantor Urusan Luar Negeri Tiongkok. Mereka tidak dapat mengunjungi Tibet dengan kelompok wisata reguler. (ran)

Rekomendasi video:

Pusat Cuci Otak di Tiongkok Menjadi Target Senator Australia

https://www.youtube.com/watch?v=Y628crKRgAA