Erabaru.net. Sejak zaman dahulu kala dikatakan bahwa seseorang yang berbuat baik akan mendapatkan balasan baik, dan nasib baik akan selalu menyertai orang-orang yang jujur dan tulus, seberapa luas hati seseorang, sebesar itu juga berkahnya.
Mungkin masing-masing dari kita sangat berharap memiliki seseorang yang tulus. Kita masing-masing selalu berharap bertemu dengan semua orang yang baik.
Namun, dunia ini maha luas, ada orang yang cantik/tampan dan buruk rupa, ada yang baik dan jahat, jadi tidak semuanya indah dan tidak semuanya akan berjalan baik seperti yang diharapkan.
Kita hanya perlu menjadi sesosok pribadi yang sesungguhnya, tidak menggunakan siasat licik untuk mencapai tujuan, tidak merencanakan maksud jahat terhadap seseorang, tidak menjilat/menyanjung dengan kata-kata manis dan palsu untuk mencapai tujuan.
Mereka yang memperlakukan orang-orang dengan sikap tulus niscaya akan memiliki kehidupan yang damai tentram dan indah.

Seperti dalam kisah ini. Ada seorang pria 28 tahun yang tinggal di sebuah desa kecil. Sejak kecil ia telah ditinggal pergi ayahnya. Kini ia hidup miskin bersama ibunya.
Karena tidak dididik dengan baik sejak kecil oleh almarhum ayahnya, sementara ibunya sangat memanjakannya, sehingga dia pun tidak terbiasa belajar dengan serius sejak kecil. Saat tumbuh dewasa, dia pun menganggur, kerjanya hanya lontang lantung sepanjang hari di desa.
Penduduk desa hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihatnya. Mereka bilang dia adalah anak yang malas. Saat memasuki usia menikah juga tidak ada seorang gadis pun yang mau dengannya.
Melihat usianya yang semakin bertambah, ibunya pun menjadi cemas. Tetapi dia juga tidak bisa berbuat apa-apa.
Ibunya pernah membujuk anaknya untuk mencari pekerjaan, atau membuka usaha kecil-kecilan, namun, kerja hanya bertahan dua, tiga hari, atau bangkrut saat menjalani usaha kecil-kecilan.

Ibunya hanya bisa menangis secara diam diam, sedih dan cemas melihat anaknya seperti itu!
Satu-satunya keterampilannya adalah menangkap ikan. Mungkin karena senang bermain di sungai dan menangkap ikan sejak kecil, sehingga punya kelebihan dalam menangkap ikan.
Suatu hari, dia ke sungai lagi untuk menangkap ikan. Tak lama kemudian, dia berhasil menangkap tiga ekor ikan yang sangat besar.
Dia pun membawa pulang ketiga ikan itu dengan senyum puas sambil membayangkan betapa nikmatnya menyantap ikan yang masih segar.
Sesampainya di rumah, dia melihat nasi yang ditanak ibunya sudah matang, lalu melemparkan ketiga ekor ikan yang masih hidup itu ke dalam kuali, kemudian mencari kayu bakar untuk menyalakan api. Ketika membawa seikat kayu bakar, dan berbalik melihat kualinya, dia tertegun seketika!
Dia melihat perut ketiga ikan itu sangat besar, dan tampak beberapa butir telur ikan di dalam kuali. Ternyata ketiga ikan itu adalah ikan yang sedang hamil.
Melihat itu, hatinya pun menjadi tak tega, kemudian segera membungkus telur-telur ikan sekaligus mengembalikan tiga ikan yang sedang hamil itu ke sungai.

Dan aneh juga, sejak itu dia tidak lagi menganggur, dan tak disangka juga dia kembali membuka usaha kecil-kecilan yang berkembang maju dengan pesat.
Kurang dari setahun, dia berhasil mengumpulkan banyak uang. Setahun kemudian, menikah dengan seorang wanita cantik dan memberinya sepasang anak kembar sepuluh bulan kemudian.
Orang-orang desa yang melihat perubahan pria itu hanya mengatakan bahwa dewa sungailah yang memberkati pria itu. Dan mungkin anugerah Tuhan karena selintas pikiran baiknya ketika melepaskan ikan yang sedang hamil itu!
Dalam perjalanan hidup yang panjang dan penuh warna ini. Kuncinya adalah bagaimana cara Anda menjalaninya.
Tidak perlu berkeluh kesah terhadap segala sesuatunya di sekitar Anda, dan jangan pernah menertawakan pekerja miskin, tidak perlu iri juga pada orang-orang di sekitar Anda, setiap orang memiliki sisi kelebihannya masing-masing. Sebagai manusia, seberapa luas hati Anda, sebesar itu juga berkahnya.(jhn/yant)
Apakah Anda menyukai artikel ini? Jangan lupa untuk membagikannya pada teman Anda! Terimakasih.
Video Rekomendasi:
https://www.youtube.com/watch?v=jwyIidOgV7M