Tentang Pengalaman di Ambang Kematian (2)

Zhang Xiaoqing

Menurut pengalaman para saksi yang pernah mengalami “Pengalaman di Ambang Kematian / Near Death Experience (NDE)” bahwa sejak saat itu kehidupan mereka telah menjadi berbeda sekali.

Menurut pengalaman para saksi, pada umumnya termasuk: roh yang meninggalkan raga dan berkomunikasi dengan kerabat mendiang atau berkomunikasi dengan makhluk ruang lain, mengingat kehidupan silamnya, menembus terowongan dan melihat warna indah atau cahaya, tidak merasakan keberadaan raga, masuk ke alam yang sunyi menyenangkan dan menyatu ke dalam alam semesta yang bergelimang kasih.

  1. Sharon Stone

Pada akhir Oktober 2001, bintang tenar Hollywood Sharon Stone di rumahnya di San Francisco tiba-tiba mengalami stroke dan pingsan, suaminya segera menelepon ambulans untuk membawanya ke rumah sakit, dokter mendiagnosis perdarahan arteri otak, dan harus segera dioperasi.

Setelah pemeriksaan MRI, kesadaran Stone masih belum pilih. Pada program “Oprah Show”, dia mengenang: “Selama masa koma itu, aku benar-benar menyaksikan cahaya putih besar, melihat orang orang yang sudah meninggal dunia, mereka berbicara denganmu, setelah itu tahu-tahu kembali ke dalam ragaku dan siuman. “

“Pada taraf tertentu, saya merasakan semacam kenyamanan yang luar biasa yaitu, kematian itu ternyata begitu dekat – ia tidak jauh-jauh amat, juga tidak menakutkan,” Kata Stone setelah kesembuhannya.

Memiliki pengalaman serupa dengannya dan melihat cahaya putih di ambang kematian, adalah Johnny Cash, legenda musik country Amerika.

Argumentasi tentang penyebab NDE

Sepanjang masa, pengalaman super-indrawi dalam keadaan kondisi NDE (Near Death Experience) telah kerap dicatat: Alkitab pernah menggambarkan NDE dari Santo Paulus. Seorang Teolog dari Universitas Harvard, bernama Carol Zaleski menemukan bahwa di dalam mitos, kitab klasik dan legenda Barat Yunani kuno, Romawi dan Mesir, terdapat catatan-catatan kasus NDE.

Menurut survei Gallup pada tahun 1994, dari populasi terdapat 6% diantaranya atau 13 juta orang di Amerika Serikat memiliki NDE (pengalaman mendekati ambang kematian). Penelitian lain menunjukkan bahwa sebanyak 38% hingga 50% pasien yang sekarat pernah mengalami NDE. Lembaga penelitian yang relevan tersebar di puluhan negara. Ada banyak pro-kontra seputar prinsip mekanisme NDE.

BACA JUGA : Pengalaman Nyata di Ambang Kematian (1)

Skeptiker sering mengaitkannya dengan faktor-faktor fisiologis dan psikologis, seperti hipoksia serebral (otak kekurangan oksigen) dan halusinasi dibawah kondisi “intrusi REM”: tatkala bermimpi, orang-orang sering dalam kondisi tidur dengan “gerakan mata cepat”, banyak ilmuwan mengaitkan NDE dengan disaat seseorang dalam kondisi terbangun/sadar sedang melakukan “gerakan mata cepat”.

Ilmuwan Amerika Robert Mays telah meneliti pengalaman mendekati kematian selama 35 tahun. Pada pertemuan NDE internasional ia mengatakan bahwa meskipun penuturan para saksi NDE mempunyai perbedaan cukup besar, tetapi mereka selalu mengatakan: “Pengalaman NDE itu sangat realistis, jauh lebih jelas daripada pengalaman kesadaran pada umumnya. Mereka merasakan bahwa ruang/dimensi dimana mereka berada sewaktu NDE tersebut adalah kampung halaman sejati mereka, diantaranya dipenuhi dengan cinta yang tanpa pamrih dan sejak itu mereka tidak takut lagi dengan kematian. Perasaan yang unik ini tidak terdapat pada hipoksia serebral (otak kekurangan oksigen) dan  intrusi REM.”

Metz juga menyebutkan, studi terbaru menunjukkan bahwa dalam status kejernihan terakhir (Terminal Lucidity), orang dengan kerusakan otak permanen juga dapat menampilkan subyektvitas yang jelas, hal ini menunjukkan bahwa eksistensi independen kesadaran manusia tidak tergantung pada otak.

Berbicara tentang kejernihan terakhir, Presiden AS Ronald Reagan adalah contohnya. Reagan pada masa tuanya menderita demensia, selama bertahun-tahun ia tidak kenal lagi dengan kerabat dekatnya, namun kemudian, pada usia 93 tahun seminggu sebelum ia meninggal, ia pun menatap Nancy, istrinya dengan sangat lama, dalam sorot matanya bergelimang kasih sayang. Meskipun ia tidak lagi dapat berbicara, tetapi keluarganya sangat yakin bahwa ia sadar penuh selama masa itu.

Pengalaman pasca efek kematian

Profesor psikiatri di University of Colorado Dr. Mitch Leister berpendapat bahwa seberapa banyak perselisihan tentang prinsip timbulnya mekanisme NDE, “Tidak mengubah fakta bahwa pengalaman mendekati kematian (NDE) dapat memengaruhi orang-orang …… untuk orang-orang yang pernah mengalami NDE, bagaimana mereka sejak itu telah terdampak mendalam pada kehidupan, jarang diperdebatkan.”

Yang pertama menyimpulkan efek jangka panjang semacam ini adalah Kenneth Ring, seorang profesor psikologi di University of Connecticut. Dia berpendapat bahwa perubahan akibat pengalaman seperti ini memiliki karakteristik yang jelas dan langgeng.

Pada tahun 1998 dalam bukunya yang berjudul, “Pelajaran dari Cahaya”, ia dengan rinci mencontohkan perubahan perubahan tersebut meliputi: hidup dengan rasa bersyukur, mencintai diri sendiri dan mencintai orang lain, memiliki misi (sense of mission), tanpa takut akan kematian, percaya pada Tuhan, menyatu dengan alam dari ‘pandangan tunggal alam semesta’ dan feelingnya berubah tajam, serta kebijaksanaan dan kekuatan supernya menguat.

Mungkin, seperti kesimpulan dari Karl Jung yang pernah berjalan di ambang kematian, bahwa para saksi NDE tak peduli bagaimana orang lain berpikir, mereka mengetahui memang benar ada kejadian itu, justru pengalaman langsung telah berkontribusi bagi pemahaman mendalam mereka yang melampaui wawasan umum. (HUI/WHS/asr)

Video pilihan : 

https://www.youtube.com/watch?v=DM-4vfRwHIU

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular