Tiongkok Memacu Aktivitas Pabrik Karena Melihat Adanya Penurunan Selama Empat Bulan

EpochTimesId – Sebuah jajak pendapat Reuters menunjukkan aktivitas pabrik di Tiongkok cenderung menurun selama empat bulan berturut-turut hingga bulan Maret 2019, yang berarti ekonomi masih lemah dan menambah kekhawatiran adanya kegoyahan pertumbuhan global.

Kelesuhan ekonomi ini, menyusul penurunan keuntungan industri setidaknya yang tajam dalam 7 tahun, akan menggarisbawahi perlunya stimulus yang lebih banyak karena Beijing berjuang untuk memperbaiki ekonomi dan mengakhiri perang dagang dengan Amerika Serikat yang membuat Tiongkok  terpuruk.

Indeks Manajer Pembelian resmi diperkirakan 49,5, naik sedikit dari 49,2 pada bulan Februari 2019, tetapi masih di bawah level 50 yang memisahkan ekspansi dari kontraksi secara bulanan, menurut perkiraan median 24 pakar ekonomi.

Faktor musiman cenderung mendorong kenaikan aktivitas pabrik pada bulan Maret 2019 karena pabrik meningkatkan aktivitasnya setelah liburan panjang Tahun Baru Imlek pada bulan Februari 2019, kata para analis. Beberapa pabrik baja juga mulai meningkatkan produksinya karena kabut asap musim dingin yang menghalangi aktivitas telah berakhir.

Sementara kelemahan ekonomi yang diramalkan secara luas, investor dan pembuat kebijakan cenderung fokus dalam memperbaiki pesanan domestik dalam menanggapi serangkaian langkah-langkah meningkatkan pertumbuhan dalam beberapa bulan terakhir.

Regulator telah dengan cepat melacak miliaran dolar dalam investasi infrastruktur, tetapi konstruksi baru mulai meningkat dengan kembalinya cuaca yang lebih hangat.

Pesanan ekspor kemungkinan akan tetap lemah, karena tetangga Tiongkok yang berorientasi dagang, yaitu Jepang, Korea Selatan dan Taiwan semuanya telah melihat tanda-tanda lebih lanjut dari penurunan permintaan, baik di Tiongkok maupun di tempat lain.

Strategi balas dendam yang diberlakukan oleh Washington dan Beijing tetap berlaku saat mereka melanjutkan negosiasi. Tetapi selama delapan bulan  perang dagang yang telah mengganggu aliran barang bernilai miliaran dolar Amerika Serikat antara dua negara ekonomi terbesar dunia, tidak jelas apakah kesepakatan yang dapat diterima kedua belah pihak dapat dilakukan.

Pejabat Amerika Serikat mengatakan kepada Reuters pada tanggal 27 Maret 2019 bahwa Amerika Serikat dan Tiongkok telah membuat kemajuan di semua bidang yang dibahas dalam pembicaraan perdagangan, dengan gerakan yang belum pernah terjadi sebelumnya mengenai masalah sensitif yaitu transfer teknologi secara paksa.

Diharapkan Lebih Banyak Tindakan Dukungan

Banyak data Tiongkok melaporkan untuk dua bulan pertama tahun 2019 ini yang menunjukkan pelemahan ekonomi lebih lanjut, meskipun sebagian besar pejabat mengaitkan pelemahan ekonomi itu disebabkan oleh liburan panjang.

Pertumbuhan output industri Tiongkok merosot ke level terendah dalam 17-tahun pada bulan Januari-Februari dari tahun sebelumnya, sementara investasi di sektor manufaktur menurun. Data pada hari Rabu menunjukkan keuntungan industri turun 14 persen, yang merupakan penurunan paling tajam sejak akhir 2011.

Tetapi Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang mengatakan pada hari Kamis bahwa langkah-langkah dukungan kebijakan sebelumnya mendapatkan daya tarik, sambil menambahkan bahwa Tiongkok akan memangkas tingkat suku bunga riil dan menurunkan biaya keuangan untuk perusahaan Tiongkok. Li Keqiang tidak menjelaskan tingkat suku bunga yang dimaksud.

Awal bulan ini, Li Keqiang mengumumkan lebih banyak pengeluaran untuk jalan, kereta api dan pelabuhan, bersama dengan pemotongan pajak hampir 2 triliun yuan (297,27 miliar dolar Amerika Serikat) untuk mengurangi tekanan pada neraca perusahaan yang tegang dan membatasi pemutusan hubungan kerja.

Meskipun demikian, baik analis dan pejabat telah memperhatikan bahwa langkah-langkah tersebut akan memakan waktu untuk dinikmati.

Beijing menargetkan pertumbuhan ekonomi 6,0-6,5 persen pada tahun 2019 ini. Pertumbuhan aktual menurun menjadi 6,6 persen tahun lalu — pertumbuhan paling lambat dalam 28 tahun.

Sebuah survei bisnis swasta — indeks Manajer Pembelian Manufaktur Caixin/Markit yang lebih berfokus pada perusahaan kecil dan menengah di Tiongkok— diperkirakan menunjukkan kontraksi yang lebih ringan.

Indeks Manajer Pembelian Manufaktur Caixin/Markit diperkirakan akan tetap di angka 49,9 untuk bulan kedua, hanya sedikit di bawah tanda netral. Survei pribadi diyakini mencakup perusahaan swasta yang lebih kecil, yang telah menjadi titik fokus utama upaya dukungan bisnis Beijing.

Survei indeks Manajer Pembelian Manufaktur Caixin/Markit yang resmi dijadwalkan pada tanggal 31 Maret 2019, bersamaan dengan survei mengenai  layanan. Hasil indeks Manajer Pembelian Manufaktur Caixin/Markit akan keluar pada tanggal 1 April 2019, dan indeks Manajer Pembelian Manufaktur Caixin/Markit PMI mengenai layanan akan keluar pada tanggal 3 April 2019. (Stella Qiu & Ryan Woo/ Vv)

VIDEO REKOMENDASI

https://www.youtube.com/watch?v=jWVPVi-ShYA