Erabaru.net. Demam babi Afrika telah menyebar di 31 provinsi, daerah otonom dan kotamadya di Tiongkok, di mana kasus baru penyakit ini ditemukan di Provinsi Hainan, demikian Kementerian Pertanian Tiongkok melaporkan pada tanggal 19 April 2019.
Pada tanggal 21 April 2019, demam babi telah terdeteksi di sepuluh peternakan di enam lokasi di Hainan, dan total 223 ekor babi telah mati akibat wabah tersebut.
Kasus demam babi pertama terdeteksi di Provinsi Liaoning di timur laut Tiongkok pada tanggal 3 Agustus 2018. Sejak itu, setiap kali kasus baru penyakit ini meletus, pejabat setempat akan melaporkan bahwa epidemi telah ditangani secara efektif.
Namun, penyakit ini terus menyebar di seluruh Tiongkok hanya dalam waktu lebih dari 8 bulan dan tampaknya pihak berwenang tidak memiliki kendali atas situasi tersebut.
Demam Babi Dapat Menjangkiti Tiongkok selama ‘100 Tahun’
Tiongkok adalah negara Asia pertama yang mendeteksi demam babi Afrika. Epidemi telah menyebar ke bagian lain di Asia, termasuk Vietnam.
Lai Shiow-suey, seorang ahli kedokteran hewan Taiwan, mengatakan kepada Radio Free Asia dalam sebuah wawancara pada tanggal 27 Desember 2018 bahwa virus demam babi Afrika adalah “HIV babi” dan sangat sulit untuk dihilangkan.
Eropa diganggu oleh virus tersebut pada tahun 1957, di mana kasus pertama ditemukan di Portugal, yang kemudian menyebar ke Prancis dan Belgia pada tahun 1980-an. Di Portugal, 42 tahun kemudian virus tersebut hilang; di Spanyol, 34 tahun kemudian virus tersebut hilang. Virus tersebut masih ada di 17 negara Eropa hingga hari ini.
Saat ini, tidak ada vaksin atau perawatan yang efektif untuk demam babi Afrika. Virus ini dapat bertahan hidup dalam daging babi beku selama 1.000 hari. Epidemi demam babi Afrika sangat menular dan memiliki angka kematian yang tinggi mendekati 100 persen.
Lai Shiow-suey percaya bahwa demam babi dapat menjangkiti Tiongkok selama puluhan tahun atau sekitar 100 tahun.
Pada tanggal 17 April 2019, Departemen Pertanian Amerika Serikat merilis data yang menunjukkan bahwa wabah demam babi dapat menyebabkan produksi babi di Tiongkok turun dari 710 juta tahun lalu menjadi sekitar 200 juta tahun ini.
Pada hari yang sama, Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan Tiongkok mengumumkan bahwa harga daging babi dapat meningkat lebih dari 70 persen pada paruh kedua tahun ini, mencetak rekor tertinggi di Tiongkok.
Harga grosir daging babi rata-rata di Tiongkok pada bulan Maret 2019 adalah 19 yuan (2,82 dolar Amerika Serikat) per kilogram, naik 6,3 persen dari bulan sebelumnya, dan 7,6 persen lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu.
Feng Yonghui, kepala analis di industri daging babi, mengatakan kepada Beijing Business Daily bahwa jika demam babi Afrika terus menyebar, kenaikan harga daging babi di masa depan dapat melebihi ekspektasi pasar. (Olivia Li/ Vv)
VIDEO REKOMENDASI
https://www.youtube.com/watch?v=4shqcCbvq-w