Erabaru.net. Rekaman kamera pengawas memperlihatkan seorang guru menyerang dua siswa di depan kelas di sebuah sekolah di Provinsi Yunnan, Tiongkok pada tanggal 13 April 20190. Kepala sekolah telah dipecat dan sedang diselidiki, menurut situs web media Tiongkok, The Paper.cn.
Guru SMU itu menendang, menampar, dan menjambak rambut kedua siswa pria di depan kelas siswa SMU kelas dua yang tenang.

Kedua siswa pria tersebut makan makanan ringan dan saling ngobrol selama waktu belajar malam yang sunyi, menurut laporan The Paper.cn.
Bukanlah hal yang aneh bagi siswa SMU di Tiongkok untuk tetap berada di kelas untuk mengerjakan pekerjaan rumah hingga larut malam, enam hari seminggu.
Ironisnya, poster di dinding yang digunakan untuk menginspirasi siswa justru mendorong keganasan.
Nama guru dan kedua siswa tersebut tidak disebutkan dalam laporan The Paper.cn.
Guru yang Buas
Rekaman kamera pengawas memperlihatkan dua siswa pria berdiri di depan kelas, dengan buku di tangan dan kepala tertunduk. Guru berdiri di depan pintu kelas dengan kedua tangan di belakang punggung.

Meskipun rekaman video tersebut tidak memiliki suara, tampak seakan guru memanggil kedua siswa pria itu, maka kedua siswa tersebut menoleh ke arah guru tersebut dan berjalan menuju pintu kelas.
Saat kedua siswa tersebut tiba di hadapan guru tersebut, sang guru menampar siswa yang bertubuh lebih tinggi, lalu menjambak rambutnya dan menariknya ke depan.
Beberapa saat kemudian, guru tersebut kemudian mengalihkan amarahnya kepada siswa yang bertubuh lebih pendek, mengenakan seragam sekolah warna merah putih. Guru tersebut menendangnya, menamparnya, mendorongnya, lalu menendangnya sekali lagi hingga siswa tersebut menabrak sisi lain kelas.

Tendangan terakhir guru tersebut menyebabkan siswa itu menabrak dinding kelas, dan terjatuh ke lantai. Namun, siswa tersebut bangkit berdiri dengan segera.

Guru berdiri di depan kelas dengan tangan di belakang punggung, dan menunjuk langsung ke kamera pengawas.

Banyak siswa yang menundukkan kepalanya selama serangan tersebut.
Guru tersebut dipecat dan sedang diselidiki karena menyerang kedua siswa.
Pendidikan yang Penuh Tekanan
Seumur hidupnya, seorang siswa di Tiongkok hanya memiliki satu kesempatan untuk masuk perguruan tinggi. Satu uji tunggal yang ditempuhnya pada tahun terakhir di SMU menentukan kualitas perguruan tinggi yang akan dimasukinya.
Hal ini menyebabkan tingkat belajar dan tekanan yang ekstrem bagi para siswa. Sekolah diberi mandat untuk menggunakan slogan-slogan yang menginspirasi untuk mendorong siswa supaya belajar lebih giat, di mana kadang slogan tersebut mengandung propaganda Partai Komunis Tiongkok yang berkuasa.
Poster merah di kelas adalah versi modifikasi dari pepatah tradisional Tiongkok, yang dapat diterjemahkan sebagai, “menyeimbangkan garis pemikiran seseorang.” “Menyeimbangkan” dalam hal ini berarti “membuat sengit.”
Kepala sekolah bertanggung jawab untuk menggantung poster di ruang kelas. (Daniel Holl/ vV)
VIDEO REKOMENDASI
https://www.youtube.com/watch?v=jL3C7yWMRPw