Erabaru.net. Pada 1982, Nick Vujicic lahir dari keluarga biasa di Melbourne, Australia. Ayahnya adalah seorang programmer komputer sekaligus akuntan, sedangkan ibunya adalah seorang perawat rumah sakit.
Nick adalah anak pertama mereka, tetapi kelahirannya tidak memberi kesenangan sedikit pun kepada kedua orangtuanya- ia terlahir dengan sindrom tetra-amelia yang langka secara medis : Gangguan kelahiran di mana anak dilahirkan tanpa sepasang lengan dan kaki. Di bawah pinggul kirinya terdapat satu “kaki kecil” dengan dua jari.
Melihat putranya seperti ini, ayahnya terkejut, ibunya tidak bisa menerima kenyataan itu, sampai Nick berusia 4 bulan dia baru berani memeluknya. Namun, setelah merasakan kesedihan yang dalam, kedua orangtuanya akhirnya menerima anak itu dan mencurahkan seluruh kasih sayang mereka kepada anaknya yang malang itu.
Mereka merawat dan membesarkan Nick dengan telaten seperti semua orangtua lainnya, mereka berharap dia bisa hidup dan belajar seperti orang biasa.
Ketika dia berusia 6 tahun, ayahnya mulai mengajarinya mengetik dengan jari kakinya. Ketika Nick menginjak usia sekolah, orangtuanya mendaftarkan ke sekolah dasar setempat.
Nick tergantung pada kursi roda listrik untuk mobilitas dan ada penjaga yang membantunya. Sementara itu, ibunya menemukan sebuah perangkat plastik khusus yang yang akan membantunya memegang pena dan pensil.
Tanpa kedua orangtua di sisinya, Nick selalu dibuli oleh teman-teman sekelasnya. Dia dengan sedih menemukan bahwa dunia ini dirancang untuk orang-orang yang memiliki tangan dan kaki! Suatu hari pada usia 10 tahun, ia mencoba mengakhiri hidupnya di bak mandi, tetapi gagal.
Untungnya, selama masa kelam itu, orangtuanya selalu dengan sabar menghiburnya, mendorong semangatnya untuk mengatasi kesulitan, dan perlahan-lahan dia beradaptasi dengan suasana kehidupan di sekolah.
Setelah menghabiskan masa kanak-kanaknya yang kelam dan sensitif, Nick merenungkan satu hal : Bagaimana dengan mana masa depan saya?
Sampai usia 13, Nick secara tidak sengaja membaca sebuah artikel di surat kabar: Menceritakan kisah tentang seorang penyandang disabilitas yang dengan tegar dan gigih meningkatkan diri dan menyelesaikan serangkaian tujuan besar yang dirancangnya sendiri.
Dia terinspirasi dan memutuskan untuk membantu orang lain sebagai tujuan dari hidupnya.
Cara yang dia pilih adalah sebagai pembicara/motivator. Dia berkata kepada orangtuanya: “Seorang motivator bisa berkeliling dunia dan memberi orang harapan yang tidak dapat dibeli dengan uang, betapa kerennya pekerjaan ini!”
Orangtuanya merasa anaknya rada sinting setelah mendengarnya. Mereka bertanya kepadanya,: “Apa yang ingin kamu bicarakan kepada orang lain? Siapa yang mau mendengarkan celoteh kamu ? Bagaimana caramu ke tempat-tempat itu?”
Nick bahkan tidak memikirkan hal-hal ini. “Saya tidak tahu apa pun, saya hanya tahu, saya ingin menjadi seorang motivator.”
Seperti kebanyakan orang, perjalanan mimpi Nick tidak berjalan dengan mulus. Dia menghubungi orang-orang melalui telepon setiap hari dan berbicara di mana-mana, tetapi selalu membentur tembok yang tebal.
Setelah ditolak 52 kali berturut-turut, akhirnya ia berhasil mendapatkan kesempatan pertama untuk naik ke atas panggung. Meskipun gugup dan berkeringat dingin,dan juga hasilnya tidak memuaskan, tetapi dia telah mengambil langkah pertama dengan berani.
“Selama itu bisa berhasil, layak dilakukan lagi dan layak untuk gagal lagi.” Dia selalu menyemangati dirinya dengan kalimat ini.
Di setiap tempat, Nick menceritakan kepada orang-orang dengan pengalamannya sendiri. “Jangan pernah menyerah, karena selalu ada kemungkinan yang tak terduga, ” katanya.
Suatu ketika, ia berbicara di sebuah sekolah. Di akhir pidatonya, seorang pemuda berusia 17 tahun mengeluh kepadanya: “Kamu salah! Kamu bilang selalu ada kemungkinannya, tetapi impian saya tidak pernah dapat diwujudkan. Saya menderita suatu penyakit, karena itu saya tumbuh sangat tinggi. Impian saya adalah menjadi seorang pilot. “
Nick berkata kepadanya : “Jangan tinggalkan impianmu itu, tetapi kamu bisa mengubah haluannya, karena kamu tidak pernah tahu apa yang akan kamu temui di sudut lain dari perjalanan hidupmu. “
Satu tahun kemudian, ketika dia berkunjung ke sekolah itu lagi, pemuda itu semakin tinggi. Tapi dia senang hati mengatakan kepada Nick: “Sejak terakhir berkomunikasi dengan Anda waktu itu, saya mengambil gitar kesayangan saya. Sekarang saya memiliki group band sendiri dan saya akan segera keluar album. Terima kasih, Anda telah mengubah arah hidup saya!
Kata-katanya itu juga mengilhami Nick untuk terus maju dan membuatnya mengenali dengan jelas nilai dari hidupnya.
Dengan terwujudnya mimpi itu selangkah demi selangkah, Nick menjadi lebih ceria dan percaya diri. Fisiknya yang pernah membuatnya merasa rendah diri dan putus asa, setelah pelatihan jangka panjang, “kaki kirinya” telah menjadi penopangnya yang dapat diandalkan, tidak hanya dapat membantunya menjaga keseimbangan tubuhnya, tetapi juga bisa bermain bola, mengetik, bersepatu roda, dan berselancar.
Nick yang tidak memiliki tangan dan kaki dalam waktu kurang dari 10 tahun ini, “jejak”nya telah menyebar di 34 negara di seluruh dunia, mengadakan lebih dari 1.500 ceramah, dan memenangkan gelar sebagai “The Young Australian of the Year Award”.
Selain pidatonya, ia juga bermain film, bernyanyi, dan menulis buku, yang menginspirasi dan mengilhami banyak orang.(jhn/yant)
Apakah Anda menyukai artikel ini? Jangan lupa untuk membagikannya pada teman Anda! Terimakasih.
Video Rekomendasi:
https://www.youtube.com/watch?v=DV3f6QKIRkw