Perundang-undangan yang diusulkan tersebut dapat menjadi alat bagi Tiongkok untuk menargetkan orang Kanada
Erabaru.net. Ancaman potensial terhadap lebih dari 300.000 warga Kanada di Hong Kong dapat menjadi kenyataan kecuali jika undang-undang ekstradisi yang diusulkan tersebut digagalkan. Waktu adalah singkat dan delegasi yang dipimpin oleh “bapak demokrasi” Hong Kong Martin Lee mengunjungi Kanada dan Amerika Serikat dalam upaya menghentikan usaha Beijing yang lain untuk merongrong otonomi Hong Kong.
Pada sebuah acara yang dipandu oleh pemikir Institut Macdonald-Laurier pada tanggal 7 Mei, Martin Lee mengatakan Tiongkok telah ingkar janji kepada Hong Kong, di mana Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam juga secara efektif menutup gerakan demokrasi. Martin Lee, seorang pengacara dan pendiri Partai Demokrat Hong Kong, membantu merancang Undang-Undang Dasar Hong Kong — sebuah konstitusi mini.
“Kami tidak mengakui pengadilan Tiongkok,” kata Martin Lee. Martin Lee harus bekerja dengan pengacara Tiongkok saat menyusun Undang-Undang Dasar Hong Kong dan mengatakan mereka mengakui bahwa aturan hukum mereka tidak sesuai dengan standar Hong Kong. Standar Hong Kong seharusnya didasarkan pada sistem hukum gaya Inggris hingga tahun 2047.
Dengan reputasi sistem hukum Tiongkok yang buruk, undang-undang yang diusulkan akan melanggar hak atas persidangan yang adil bagi orang-orang di Hong Kong yang diekstradisi. Hak-hak tersebut dijamin ketika Hong Kong diserahkan dari pemerintahan kolonial Inggris ke Tiongkok pada tahun 1997.
Amandemen ekstradisi Hong Kong yang diusulkan pertama kali diumumkan pada bulan Februari. Dengan dukungan Carrie Lam yang ramah terhadap Beijing, Tiongkok dapat mencari ekstradisi berdasarkan kasus per kasus. Tiongkok memiliki hukuman mati, tetapi Hong Kong tidak.
Lebih dari 100.000 orang di Hong Kong telah melakukan protes di jalan-jalan menentang hukum yang diusulkan. Pada tanggal 6 April, sepuluh organisasi Kanada dan Amerika menyampaikan keprihatinan yang mendalam mengenai proposal ekstradisi tersebut.
Martin Lee sebelumnya telah merinci bagaimana mantan pemimpin Tiongkok Deng Xiaoping ingin mempraktikkan kapitalisme dan berharap Hong Kong membimbing Tiongkok menjadi maju. Namun yang terjadi adalah para pemimpin Tiongkok selanjutnya tidak menindaklanjuti hal tersebut, malahan secara bertahap mengurangi kebebasan Hong Kong.

Sejak penangkapan eksekutif Huawei Meng Wanzhou pada bulan Desember 2018, yang membuat marah Tiongkok, Kanada telah mengetahui bahwa politik Tiongkok terlibat dalam masalah hukum dan bahwa Beijing juga akan membalas dengan tekanan ekonomi dengan harapan mencapai tujuannya. Tiongkok menahan dua warganegara Kanada dengan tuduhan palsu, menghukum mati dua warganegara Kanada lainnya, serta membatasi perdagangan kanola dan babi.
“Tidak ada alasan mengapa pemerintah Kanada tidak ikut campur dalam urusan dalam negeri Tiongkok di Hong Kong, karena, seperti yang saya katakan, ketika deklarasi bersama diumumkan [pada tahun 1997], pemerintah Kanada dilobi oleh pemerintah Inggris dan Tiongkok. Jadi pemerintah Tiongkok benar-benar menginternasionalkan masalah Hong Kong,” kata Martin Lee.
Menurut The Globe and Mail, Urusan Global Kanada telah “mengajukan pertanyaan serius kepada pemerintah Hong Kong” mengenai amandemen ekstradisi yang diusulkan.
Menghindari Pergolakan
Gloria Fung, presiden Hubungan Kanada-Hong Kong, menyatakan bahwa amandemen yang diusulkan dapat disahkan hanya dalam waktu satu bulan.
Amandemen tersebut merupakan ancaman bagi sektor bisnis di pusat keuangan yaitu Hong Kong. Gloria Fung mengatakan bisnis Kanada di Hong Kong dapat sangat berisiko mengingat kasus suap sering terjadi, sehingga menjadi cara yang nyaman di mana pebisnis diekstradisi ke Tiongkok jika pebisnis tersebut pernah menjadi target para mitra bisnis atau pejabat pemerintah di Tiongkok.
“Saya pikir sudah waktunya bagi sektor bisnis kita untuk merespons dengan kuat untuk menentang amandemen yang diusulkan ini,” kata Gloria Fung dalam sebuah wawancara.
Pemimpin buruh dan mantan legislator Lee Cheuk Yan mengatakan amandemen baru tersebut dapat digunakan oleh Tiongkok untuk memeras pebisnis di Hong Kong.
“Taiwan juga terkena dampaknya. ‘Satu negara, dua sistem’ model Hong Kong sebagai penyemangat bagi Taiwan telah dihancurkan,” kata Lee Cheuk Yan.
“Kami juga berjuang untuk Taiwan,” tambah Lee Cheuk Yan.
Pemimpin demokrasi pemuda Hong Kong Nathan Law menunjukkan potensi pembungkaman akademia. Para sarjana Hong Kong meneliti ancaman terhadap sistem demokrasi dan cara-cara untuk menumpulkan penyusupan melalui skema pembangunan pengaruh Tiongkok; mereka akan berada dalam bahaya besar sebagai target utama ekstradisi, kata Lee Cheuk Yan.
“Hong Kong selalu memiliki penyekat yang membara — antara Tiongkok dengan Hong Kong — dunia otoriter dan dunia liberal. Anda dapat melihat bagaimana Tiongkok melakukan pembalasan terhadap warganegara Kanada setelah insiden Huawei,” kata Lee Cheuk Yan.
Lee Cheuk Yan menegaskan bahwa keputusan mengenai amandemen ekstradisi berada pada pemerintah Hong Kong dan bahwa saluran diplomatik Kanada harus angkat bicara.
“Mengapa anda tidak meminta konsulat jenderal anda di Hong Kong untuk bertanya kepada kepala eksekutif kami ibu Carrie Lam, ‘Apa gerangan yang anda lakukan?’,” kata Lee Cheuk Yan.
Demokrasi Menghantam
Aktivis demokrasi masa depan dapat menghadapi pengadilan di negara komunis Tiongkok. Sembilan pemimpin gerakan Payung tahun 2014 telah dihukum. Hal ini bukanlah jenis tindakan yang dibayangkan ketika Hong Kong diserahkan pada tahun 1997.
“Carrie Lam baru-baru ini mengatakan berusaha memajukan demokrasi seperti membenturkan kepalamu ke dinding. Bagi saya, bahkan jika Carrie Lam adalah benar, ia harus membenturkan kepalanya ke dinding dan menyelesaikannya,” kata Lee Cheuk Yan dalam wawancara terpisah.
“Saya percaya Carrie Lam sengaja membantu Beijing untuk menghancurkan Hong Kong sebagai kota internasional. Saya pikir Beijing ingin Shanghai menggantikan posisi Hong Kong. Itu pandangan saya,” tambah Lee Cheuk Yan.
Analogi yang diberikan Lee Cheuk Yan adalah bahwa Hong Kong bagaikan oasis yang menyambut di padang pasir yaitu Tiongkok. Ia menunjuk pejabat komunis Tiongkok memindahkan keluarga dan uangnya keluar dari Tiongkok dan merenungkan berapa lama rezim komunis dapat bertahan.
“Kami menyebut mereka sebagai ‘pejabat telanjang.’ Di mana anda dapat menemukan pemerintah seperti ini di negara lain? Pejabatnya saja tidak percaya pada pemerintah mereka sendiri.”
Lee Cheuk Yan yakin kebebasan dan demokrasi akan terjadi di Tiongkok, tetapi bahaya yang akan datang adalah pengaruh Beijing yang semakin besar terhadap Hong Kong.
“Satu-satunya hal yang benar untuk dilakukan adalah meminta Tiongkok untuk menghormati kewajibannya kepada Hong Kong sebelum ada alasan bagi Hong Kong untuk membuat lebih banyak perjanjian dengan Tiongkok,” kata Lee Cheuk Yan. Tiongkok mundur dari pengaturan dengan pemerintah Inggris dan Hong Kong adalah contoh lain bahwa Tiongkok tidak menghormati perjanjian bersama, seperti yang terjadi pada perjanjian dengan Organisasi Perdagangan Dunia.
“Tentu saja, setidaknya ada kewajiban moral pihak pemerintah Kanada untuk angkat bicara,” kata Lee Cheuk Yan. (Rahul Vaidyanath/ Vv)
VIDEO REKOMENDASI
https://www.youtube.com/watch?v=svsbNh0w8CM