Wire Service Content via The Epochtimes
NASA mengumumkan misi terbaru dengan pesawat ruang angksa tanpa awak yang disebut Dragonfly. Drone helikopter ini menggunakan tenaga nuklir. Misi ini nantinya akan menjelajahi bulan terbesar Saturnus yang bernama Titan.
Mengutip dari Space.com nama Titan berasal mitologi Yunani. Titan adalah dewa yang lebih tua yang mengendalikan alam semesta, sebelum Olimpian berkuasa. Christiaan Huygens, seorang astronot dari Belanda menemukannya pertama kali pada tahun 1655.
Sebelum berakhir pada 2017, pesawat luar angkasa Cassini sudah mengobservasi Titan sambil mempelajari Saturnus. Data yang disediakan oleh penelitian Hyugens, merupakan bagian dari misi Cassini.
Hasilnya menunjukkan bahwa Titan adalah kandidat sempurna untuk dieksplorasi lebih lanjut.
“Ini pendaratan drone pertama dan dapat terbang lebih dari 160.9 KM melalui atmosfer tebal Titan,” kata Administrator NASA Jim Bridenstine dalam sebuah pernyataan.
Titan paling sebanding dengan Bumi purba. Instrumen pesawat ruang angkasa Dragonfly akan membantu mengevaluasi kimia organik dan jejak kimia kehidupan masa lalu atau masa kini.
NASA akan meluncurkan Dragonfly untuk mengeksplorasi batas pengetahuan manusia untuk kepentingan semua umat manusia.
Program New Frontiers ini mencakup misi Juno ke Jupiter, penyelidikan Cakrawala Baru yang mengunjungi Pluto pada tahun 2015 dan objek Sabuk Kuiper yang jauh Ultima Thule pada 1 Januari lalu. Secara kimiawi Titan mirip dengan Bumi sebelum kehidupan berevolusi.
NASA ingin menjelajahi bukit pasir di Titan untuk menentukan apakah terbuat dari bahan organik kompleks yang sama ditemukan di atmosfer.
“Ini adalah sains yang memotivasi kita untuk melakukan misi yang menarik dan sulit ini,” kata Thomas Zurbuchen, administrator asosiasi NASA untuk Sains di kantor pusat agensi di Washington.
“Titan memiliki unsur-unsur utama untuk kehidupan,” kata Lori Glaze, direktur Divisi Sains Planet NASA.
Lori Glaze mengatakan : “Ia memiliki molekul organik kompleks dan energi yang dibutuhkan untuk kehidupan. Kami akan memiliki kesempatan untuk mengamati proses yang serupa dengan apa yang terjadi di Bumi awal ketika kehidupan terbentuk dan berpotensi kondisi yang dapat menopang kehidupan saat ini. Kita bisa mencari biosignatures. ”
Untuk diketahui, Biosignature adalah substansi yang memberikan bukti keberadaan kehidupan pada masa lalu dan sekarang, yang dapat berupa unsur, isotop, molekul, atau fenomenon.
Begitu Dragonfly mendarat, ia akan menghabiskan dua setengah tahun terbang di sekitar Titan. Drone ini hanya memiliki baling-baling, dengan meluncur ke daratan, tetapi tidak ada roda untuk memungkinkannya menjelajah di permukaan.
Dragonfly akan diluncurkan pada 2026, tetapi tidak akan mencapai Titan hingga 2034 karena Saturnus sangat jauh. Dragonfly juga akan menjelajahi atmosfer Titan, sifat permukaan, samudra di bawah permukaan dan cairan di permukaan.
Mengapa memilih Titan?
Titan Lebih besar dari bulan yang menerangi bumi. Titan wujudnya unik di tata surya kita. Ini adalah satu-satunya bulan dengan awan dan atmosfer nitrogen dan metana yang membuatnya permukaan terlihat samar-samar oranye.
Menurut NASA Tekanan atmosfernya 60% lebih besar dari Bumi, artinya itu memberikan tekanan yang Anda rasakan di dasar kolam renang. Suhu permukaan Titan tercatat minus 179,2 celcius.
Jadi masuk akal bahwa potensi kehidupan di Titan harus terlihat sedikit berbeda dari planet kita. Tetapi atmosfer Titan mungkin tidak jauh berbeda dari Bumi purba – dan kehidupan menemukan jalan di sini. Atmosfer yang menutupi Titan 4 kali lebih padat dari bumi.
Ini mungkin tidak seperti kehidupan alien dalam fiksi ilmiah, tetapi pada tahun 2017 para peneliti mengkonfirmasi keberadaan sesuatu yang dapat mengarah pada kehidupan di Titan, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Science Advances.
Vinyl sianida adalah molekul organik kompleks yang mampu membentuk bola seperti membran sel. Walaupun kedengarannya beracun, bahan kimia ini berada di Titan, di mana sejumlah besar bahan itu telah terdeteksi melalui data dari Atacama Large Millimeter Array -ALMA- grup teleskop radio di Chili.
Titan juga memiliki benda cair mirip Bumi di permukaannya, tetapi sungai, danau, dan laut terbuat dari etana cair dan metana, yang membentuk awan dan menyebabkan gas cair turun dari langit. Temperatur permukaannya sangat dingin.
Kolam metana di permukaan Titan adalah jenis lingkungan yang dapat membantu molekul vinil sianida untuk membentuk membran seperti sel, tidak berbeda dengan dasar organisme di Bumi.
“Kehadiran vinil sianida di lingkungan dengan metana cair menunjukkan kemungkinan menarik dari proses kimia analog yang penting bagi kehidupan di Bumi,” kata Maureen Palmer, penulis utama studi dan peneliti di Goddard Space Flight Center NASA.
Data ALMA mengkonfirmasi studi dan simulasi sebelumnya, seperti yang dilakukan oleh Cornell University pada 2015, telah meramalkan tentang potensi keberadaan molekul ini di Titan.
“Para peneliti secara pasti menemukan molekul, vinil sianida. Itu adalah kandidat terbaik kami untuk ‘sel proto’ yang mungkin stabil dan fleksibel dalam metana cair, “kata Jonathan Lunine, seorang profesor Cornell yang berpartisipasi dalam studi 2015 lalu.
“Ini adalah langkah maju untuk memahami apakah lautan metana Titan mungkin menjadi tempat bagi bentuk kehidupan yang eksotis.”
Titan juga diyakini memiliki lautan air cair internal, seperti yang ada di Europa, salah satu dari satelit planet Jupiter, dan Enceladus, salah satu dari satelit Saturnus lainnya.
Awal tahun ini, NASA mengumumkan bahwa lautan satelit Europa dan Enceladus memiliki beberapa atau sebagian besar bahan yang diperlukan untuk kehidupan seperti yang kita ketahui.
Tetapi bagaimana perbandingan Titan? Pertama-tama, ini lebih besar dari Europa dan Enceladus. Titan sepenuhnya sangat unik karena memiliki atmosfer yang padat.
Titan tidak memiliki konfirmasi geyser aktif di permukaannya seperti bulan-bulan lainnya. Kalau di Bumi, Geyser adalah celah/lubang pada permukaan bumi yang menyemburkan kolom air panas bercampur uap secara berkala.
Mengingat sifat kimia Titan yang kompleks, aman untuk mengatakan bahwa Titan tidak ramah bagi manusia. Tapi itu menarik bagi para peneliti.
“Bulan Saturnus, Enceladus, adalah tempat untuk mencari kehidupan seperti kita, kehidupan yang bergantung pada air cair,” kata Lunine.
“Titan, di sisi lain, adalah tempat untuk mencari batas terluar kehidupan – dapatkah beberapa jenis kehidupan yang eksotis dimulai dan berevolusi di lingkungan yang benar-benar asing, yaitu metana cair?,” tambah Lunine. (asr)
Sumber : CNN/Space/Youtube NASA/berbagaisumber