Seruan dari Jakarta Diakhirinya Penindasan Terhadap Falun Gong yang Telah Berlangsung Selama 20 Tahun

Epochtimes.id- Sejumlah praktisi Falun Gong atau Falun Dafa dari Jakarta dan sekitarnya menyerukan diakhirinya penindasan terhadap rekan-rekan mereka di Tiongkok yang telah berlangsung selama 20 tahun. Aksi itu digelar di seberang Jalan Kedutaan Besar Tiongkok di Jalan Mega Kuningan, Jakarta, Sabtu (20/7/2019).

Seruan itu bukan yang pertamakalinya dilakukan. Sejak 20 tahun silam, praktisi Falun Dafa sudah menyerukannnya hingga saat ini. Aksi itu juga menandai 20 tahun keteguhan hati dan kedamaian praktisi Falun Dafa.

Falun Dafa, adalah latihan jiwa dan raga dengan lima gerakan termasuk meditasi. Pada intinya, berdasarkan pada tiga prinsip sejati, baik, dan sabar. Sampai hari ini, latihan ini dipraktikkan oleh puluhan juta orang di seluruh dunia. Dikarenakan perkembangannya yang lebih popular, membuat Sekjen Partai Komunis Tiongkok Jiang Zemin pada 20 Juli 1999 kalap untuk memberangus latihan ini.

Saat aksi penyampaian pendapat di Kawasan Mega Kuningan itu, praktisi Falun Dafa membentangkan spanduk yang bertuliskan “20 Tahun Berjuang Menghentikan Penganiayaan Terhadap Falun Gong.”

Pada kesempatan itu, sejumlah praktisi lainnya memperagakan ilustrasi pengambilan organ tubuh yang dialami oleh praktisi Falun Dafa di Tiongkok.

Praktisi Falun Dafa lainnya memperagakan suasana ketika dikerangkeng dalam kurungan besi berduri. Sejumlah foto-foto korban penindasan dan penganiayaan  juga ditunjukkan.

Kegiatan itu menarik perhatian sejumlah warga lokal dan warga asing yang melintasi lokasi sekitar. Mereka pun menerima brosur-brosur yang menjelaskan tentang informasi Falun Dafa atau Falun Gong.

Tak hanya menggelar kegiatan di seberang jalan Kedubes Tiongkok, praktisi Falun Dafa selanjutnya menggelar pawai di Kawasan komplek elit Mega Kuningan itu. Turut dibantu oleh pihak kepolisian dan sekuriti kawasan, pawai itu berlangsung dengan lancar.

Sejumlah spanduk bertuliskan ““Hentikan Penganiayaan dan Pengambilan Organ Terhadap Praktisi Falun Gong di Tiongkok bisa disaksikan sejumlah orang di sepanjang jalan yang dilalui pawai praktisi Falun Dafa. Spanduk lainnya bertuliskan ‘Stop Forced Live Organ Harvesting in China.’

Ketua Himpunan Falun Dafa Indonesia, Gatot Machali dalam pembacaan press releasenya menyerukan mencermati dan mengikuti fenomena global mengenali kejahatan Partai Komunis Tiongkok. Ia juga menyerukan kebangkitan hati Nurani dan kebijakan jernih.

“Selama beberapa tahun terakhir, pada 20 Juli maupun setiap harinya, kamis secara damai menyerukan agar penganiayaan Partai Komunis Tiongkok (PKT) terhadap Falun Dafa diakhiri,” ujarnya dalam statemen disertai dengan suara speaker yang dihadapkan ke depan Kedubes Tiongkok.

“Penganiayaan sistematis dan besar-besaran yang pada 20 Juli 1999 dilancarkan oleh mantan diktator Tiongkok dan Pemimpin PKT saat Jiang Zemin- dan masih berlanjut hingga hari ini,” imbuhnya.

Lebih jauh Gatot memaparkan, sejak berkuasa pada 1949, karakteristik dasar Partai Komunis Tiongkok adalah Palsu-Bengis-Murka – otomatis memusuhi dan ingin membasmi Sejati-Baik-Sabar. Komunis Tiongkok senantiasa mengulangi pola yang sama kepada kelompok rakyatnya yang dipandang tidak sepaham dengan komunisme yang ateis. Sebelum menganiaya, lanjut Gatot, terlebih dahulu komunis Tiongkok menyebarkan fitnahan dan berita bohong melalui media yang dikendalikannya baik di daratan maupun di luar negeri. Langkah demikian dilakukan komunis Tiongkok untuk membentuk opini negatif dan membangkitkan kebencian publik, kemudian menindas secara besar-besaran.

Akan tetapi, tambah Gatot, terhadap praktisi Falun Dafa, Komunis Tiongkok bertemu jalan buntu, bukan karena tubuh praktisi Falun Dafa terbuat dari baja, tetapi berbekal pada keyakinan lurus bahwa prinsip Falun Dafa “Sejati-Baik-Sabar” adalah baik. Selain itu, tidak ada yang salah dengan keinginan menjadi manusia yang Sejati-Baik-Sabar.

“Para praktisi di Tiongkok dengan keteguhan, kesabaran besar dan kebaikan hati mempertahankan prinsip ini selama dua dasawarsa terakhir, di tengah risiko maksimal kehilangan pekerjaan mereka, dikeluarkan dari sekolah, kehilangan keluarga, kehilangan jiwanya sendiri dan bahkan risiko dicangkok organ tubuhnya hidup-hidup,” kata Gatot.

Pada kesempatan itu, Gatot menjelaskan sejumlah perkembangan terkini. Ia mengungkapkan, berbagai media internasional gencar memberitakan banyaknya pejabat tinggi Komunis Tiongkok melarikan aset dan mengirimkan anggota keluarga mereka ke luar negeri, seolah-olah mencium gelagat ajal Partai Komunis Tiongkok. Sehingga mereka secara diam-diam mempersiapkan jalan belakang.

“Ibu/bapak yang terkasih, sebuah penindasan kerap dapat terus berlangsung, karena sebagian orang masih membisu dan belum bersikap di tengah kejahatan manusia ini, seolah tengah menunggu kebangkitan Nurani dan rasa keadilan kita semua. Kami akan terus mengungkapkan fakta-fakta kejahatan kemanusiaan rezim komunis Tiongkok, bersamaan ini mengajak bergabung dengan dukungan petisi kami melalui https://faluninfo.net/act-now/ yang akan diteruskan ke Komisioner HAM PBB, “ kata Gatot. (asr)