Tuntut Dihentikannya Kezaliman Terhadap Muslim Uighur, Ratusan Massa Kembali Demo Kedubes Tiongkok

Erabaru.net. Ratusan massa dari Jamaah Muslimin (Hizbullah) menggelar aksi bela Uighur dan mengecam tindakan diskriminasi yang menimpa Etnis Muslim Uighur di depan Kedutaan Besar Tiongkok, Jalan Mega Kuningan Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (3/1/2020).

Massa dalam aksinya terlihat membawa poster-poster yang mengutuk dan mengecam penindasan yang dialami oleh Muslim Uighur. Salah satu poster bertuliskan “Jamaah Muslimin (Hizbullah) Berjamaah Selamatkan Muslim Uighur, Rapatkan Barisan, Suarakan Kebenaran,Teriakkan Kecaman, Selamatkan Saudara Kita Muslim Uighur dari Penindasan.” Poster lainnya juga bertuliskan “Uyghur Menjerit.”

Spanduk lainnya juga bertuliskan “Bersatu Dalam Al-Jamaah Bebaskan Uyghur dari Penindasan Komunis.” Ada juga spanduk bertuliskan “Selamatkan Umat Islam Uyghur dari Kejahatan Tiran Komunis.”

Selain itu, pedemo juga membawa poster yang bertuliskan “Kami Tak Ada Urusan dengan Masalah Antara Amerika dan Tiongkok, Urusan Kami  Adalah Fakta Bahwa Saudara Kami Muslim Uyghur yang Ditindas dan Dizholimi oleh Pemerintah Tiongkok. Kami Bereaksi Menuntut Pemerintah Tiongkok dan Dunia Agar Mengehentikan Kezholiman Tersebut #SaveUyghur #SaveMuslim #WeStandwithUyghur.

Aksi penyampaikan pendapat di depan kibaran bendera merah bintang lima Komunis Tiongkok itu, dipenuhi dengan orasi-orasi yang mengutuk penindasan yang dialami oleh etnis Uyghur.

Pada kesempatan itu, orator membangkitkan kesadaran atas mendalamnya dan kejinya intimidasi yang dialami oleh Muslim Uighur. Orator juga meyayangkan adanya adanya oknum yang memiliki sudut pandang menihilkan penindasan yang dialami oleh Uyghur.

“Hari Ini masih ada saja orang, mengatakan sudah biarkan saja itu bukan urusan negara kita, yang mengurusi Uyghur adalah orang yang tak punya quata, atau paket internet, Tapi membela Muslim Uighur, tak perlu menjadi Muslim untuk Membela Uyghur, cukup menjadi manusia,” teriak orator.

“Amanat konstitusi dalam pembukaan UUD 1945  mengatakan penjajahan di atas dunia, harus dihapuskan karena tak sesuai dengan pri kemanusiaan dan pri keadilan, jika masih ada yang mengatakan berisik Uighur, tak usah ngurusin Uighur, hari ini dia buta dengan UUD 1945 dan konstitusi kita, Siap Bela Uighur,” katanya dengan lantang. Massa pun dengan serentak menjawab : “Siap!!!.

Orator juga membacakan poin pernyataan dari Imam Jamaah Muslimin (Hizbullah) Yakshalah Mansur yang menuntut penghentian kezaliman oleh Umat Islam etnis Uighur di Xinjiang dan berbagai tempat lainnya di Tiongkok. Jamaah Muslimin (Hizbullah) juga menyatakan tindakan refresif tersebut adalah bentuk pelanggaran yang nyata terhadap hak asasi manusia.

Pernyataan yang dibacakan itu juga menegaskan, pelanggaran tersebut bertentangan dengan *Deklarasi Universal tentang HAM* yang diadopsi oleh Sidang Umum PBB tahun 1948, dan pada Artikel 18 disebutkan bahwa setiap manusia berhak memilih agama dan menjalankan aktifitas keagamaanya.

Disebutkan, tindakan itu juga melanggar *Deklarasi Penghapusan Segala Bentuk Intoleransi dan Diskriminasi berdasarkan Agama atau Keyakinan* yang disahkan oleh Sidang Umum PBB pada tahun 1981.

Berikut pernyataan Jamaah Muslimin (Hizbullah) :

Pertama. Nilai ajaran utama Islam adalah menebar dan mewujudkan kasih sayang kepada seluruh makhluk di semesta raya (rahmatan lil alamin). Pelaksanaan ajaran Islam tidak menimbulkan kerugian dan kerusakan, justru mendapat kebaikan, keselamatan, dan kemuliaan hidup.*

Kedua, Menyerukan kepada Pemerintah Tiongkok untuk menghapus diskriminasi terhadap umat Muslim di Tiongkok terutama Etnis Uighur dan menghormati mereka seperti warga negara Etnis Han atau yang lainnya.

Ketiga, Pemerintah Tiongkok agar menyampaikan informasi yang sebenarnya tentang Etnis Uighur secara terbuka kepada dunia.

Keempat, Dalam hal perlakuan penuh hormat dan toleransi Pemerintah Tiongkok perlu mencontoh Pemerintah Indonesia bagi warga negaranya terutama kaum minoritas dengan mengayomi dan melindungi.

Kelima, Seruan ini tidak bermaksud mencampuri urusan dalam negeri Pemerintah Tiongkok, namun prinsip yang dianut oleh umat Muslim adalah saling menolong, membela, dan melindungi, sesuai dalam Surat Al Hujurat ayat 10. (asr)

Video Rekomendasi :

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular