Terapi untuk Penyakit Virus
Virus sangat sulit diobati dengan pendekatan medis konvensional. Beberapa terapi yang lebih efektif mencakup:
- Cacar – Vaksin telah efektif.
- HIV – Beberapa obat terbukti efektif.
- Hepatitis C – Beberapa obat terbukti sangat efektif.
- Vaksin flu – Versi vaksin flu tahun ini (2020) hanya 10 persen efektif menurut penelitian terbaru di Jurnal Kedokteran New England.
Penelitian pada bulan Januari/Februari 2020 menunjukkan bahwa virus flu yang dominan tahun ini adalah unik dan lebih kuat dari strain sebelumnya.
Vaksinasi untuk flu dan campak belum terbukti secara konsisten efektif, tetapi menunjukkan menjanjikan untuk masa depan. Upaya-upaya ini layak terus dilakukan. Namun, ada beberapa pendekatan alami, yang pantas disebutkan, dan didukung oleh bukti ilmiah yang sangat baik.
Virus yang Disebabkan oleh Hewan
Beberapa virus berasal dari kontak dengan hewan :
Virus Hewan Penyebab
- Influensa Burung, babi, kuda
- Rabies Kelelawar, anjing, rubah
- Lassa, leptospirosis, dan lain-lain Hewan pengerat
- Ebola dan Marburg Monyet
- HIV – 1 dan 2 Simpanse dan monyet
- Penyakit Newcastle Unggas
- Nil Barat Burung
- Penyakit Lyme Kutu dari rusa
- Rabies Gigitan hewan
- Demam kuning dan demam berdarah Serangga – nyamuk, lice, flea
Tanaman Penyebar Virus
Buah-buahan dan sayuran juga dapat terinfeksi virus. Kontaminasi Norovirus dapat terjadi sebelum dan sesudah panen dari limpasan air mengandung tinja, atau saat manusia yang terinfeksi menyentuh tanaman.
Norovirus tidak tumbuh pada bakteri mirip-tumbuhan. Norovirus menunggu sampai infeksi ditularkan ke manusia, dan kemudian mulai berkembang biak. Banyak panen komersial diperlakukan dengan iradiasi, yang dapat memiliki beberapa efek pada virus tetapi terutama membunuh bakteri.
Produk setempat di pasar makanan tidak diiradiasi. Metode pengobatan baru dikembangkan oleh para ilmuwan di Quebec, Kanada. Kombinasin jus cranberry dan ekstrak jeruk dalam semprotan untuk produk seperti selada dan stroberi. Semprotan produk lain secara efektif membunuh bakteri tetapi tidak efektif membunuh norovirus. Semprotan ini ternyata sangat efektif. (Penelitian ini dipublikasikan online pada tanggal 12 Februari 2020, di the Journalof Applied Microbiology).