Ledakan dahsyat di Pelabuhan Beirut Selasa 4 Agustus 2020 waktu setempat mengirimkan gelombang kejut ke penduduk Lebanon. Ledakan itu menewaskan setidaknya 100 jiwa dan bisa terus bertambah. Insiden itu melukai ribuan orang lainnya. Disebutkan 2.750 Ton Amonium Nitrat sebagai penyebab ledakan.
The Associated Press
Ketika dilaporkan pada 5 Agustus 2020, asap masih mengepul dari pelabuhan, tempat penyimpanan gandum hancur sebagai akibat ledakan. Jalan-jalan utama di pusat kota Beirut, berserakan puing-puing dan kendaraan yang rusak. Sejumlah bangunan terlihat rusak.
Di rumah sakit di seantereo Beirut, warga menunggu sepanjang malam terkait kabar tentang kerabat mereka yang hilang atau terluka. Warga lainnya memposting di media sosial permintaan bantuan secara online.
Seorang pejabat Palang Merah Lebanon mengatakan, setidaknya 100 orang tewas dan lebih dari 4.000 orang terluka. Pejabat itu, George Kettaneh, mengatakan jumlah korban bisa bertambah.
Belum diketahui secara pasti yang menyebabkan ledakan. Insiden itu adalah ledakan paling dahsyat yang pernah terjadi di Beirut. Kota itu berada di garis depan saat perang saudara Tahun 1975-1990. Lebanon berkonflik dengan tetangganya Israel dan kerap terjadi pemboman berkala serta serangan teror.
“L’Apocalypse,” demikian tulisan sampul halaman surat kabar French L’Orient Le Jour, Lebanon. Surat Kabar lainnya, al-Akhbar, memasang foto pelabuhan yang hancur dengan tulisan: “Keruntuhan Besar.”
Lebanon sebuah negara yang berada di ambang kehancuran di tengah parahnya krisis ekonomi. Krisis itu memicu aksi protes dalam skala besar dalam beberapa bulan terakhir. Rumah sakit di Lebanon kini menghadapi lonjakan kasus Coronavirus. Muncul kekhawatiran bahwa virus dapat menyebar lebih luas ketika rumah sakit dipenuhi warga.
Menteri Dalam Negeri Lebanon, Mohammed Fahmi kepada sebuah stasiun TV lokal mengatakan bahwa ledakan itu disebabkan lebih dari 2.700 ton amonium nitrat yang disimpan di sebuah gudang dermaga, sejak disita dari sebuah kapal kargo pada tahun 2014.
Saksi mata melaporkan, melihat awan oranye membumbung ketika gas nitrogen dioksida beracun dilepaskan, setelah ledakan yang melibatkan amonium nitrat.
Video yang beredar menunjukkan api menyebar ke bangunan terdekat dan memicu ledakan. Insiden itu mengirimkan awan jamur menjulang ke angkasa dan menghasilkan gelombang kejut.
“Itu adalah pertunjukan horor nyata. Saya belum pernah melihat seperti itu sejak zaman perang,” kata penduduk setempat, Marwan Ramadan kepada Associated Press, yang berjarak sekitar 500 meter dari pelabuhan. Ia sempat terlempar akibat dahsyatnya ledakan itu.
Ledakan menghancurkan banyak bangunan apartemen, yang berpotensi menyebabkan sejumlah besar orang kehilangan tempat tinggal. Itu terjadi saat banyak penduduk Lebanon kehilangan pekerjaan dan tabungan mereka lenyap karena krisis mata uang. Selain itu, menimbulkan kekhawatiran tentang bagaimana Lebanon akan terus mengimpor hampir semua produk utamanya dengan hancurnya pelabuhan utama.
Ada juga masalah keamanan pangan di Lebanon, sebuah negara kecil yang menampung lebih dari 1 juta warga Suriah di tengah perang bertahun-tahun di negara itu. Silo biji-bijian atau tempat penyimpanan gandum di pelabuhan itu dioperasikan oleh Kementerian Ekonomi dan Perdagangan Lebanon.
Rekaman drone yang diambil Rabu 5 Agustus 2020 oleh The Associated Press menunjukkan, ledakan itu menghancurkan silo gandum dan melemparkan isinya ke puing-puing yang berserakan akibat efek ledakan.
Sekitar 80 persen pasokan gandum Lebanon diimpor, menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat. Diperkirakan, sekitar 85 persen biji-bijian di negara itu disimpan di silo yang kini ikut terkena ledakan.
National News Agency yang dikelola pemerintah Lebanon mengutip Raoul Nehme, menteri ekonomi dan perdagangan Lebanon mengatakan bahwa semua gandum yang disimpan di fasilitas itu “terkontaminasi” dan tidak dapat digunakan. Namun demikian, ia bersikeras Lebanon memiliki cukup gandum untuk kebutuhan mendesak. Nehme mengatakan, Lebanon juga akan mengimpor lebih banyak gandum.
Krisis ekonomi di negara kecil yang sudah berlangsung selama beberapa dekade itu, akibat mengakarnya korupsi sistemik dan tata kelola buruk oleh kelas politik yang berkuasa sejak akhir perang saudara.
Warga Lebanon menggelar aksi protes massal yang menyerukan perubahan politik sejak musim gugur lalu. Akan tetapi, beberapa tuntutan mereka dipenuhi karena situasi ekonomi yang terus memburuk.
Skala ledakan Beirut mencerminkan bencana besar lain yang melibatkan amonium nitrat. Pada tahun 1947, sebuah kapal yang membawa sekitar 2.200 ton senyawa kimia terbakar di Texas City, Texas. Ledakan menyebabkan serangkaian ledakan berikutnya di fasilitas minyak terdekat dan pabrik kimia. Bencana itu menewaskan lebih dari 575 jiwa dan melukai 4.000 orang lainnya. (asr)
Video Rekomendasi :