Ntdtv.com- Insiden ledakan dahsyat yang terjadi di pelabuhan Beirut, Lebanon pada 4 Agustus lalu. Hal itu memicu kemarahan warga Lebanon terhadap para penguasa negara itu.
Sebelumnya Menteri Penerangan Lebanon, Manal Abdel Samad mengundurkan diri. Dia menjadi pejabat pemerintah pertama yang mundur setelah insiden yang menyebabkan lebih dari 150 orang tewas itu. Belakangan Menteri Lingkungan Hidup, Damianos Kattar juga mengumumkan pengunduran dirinya.
Para pemimpin dunia mengadakan konferensi video untuk menggalang sumbangan internasional buat Lebanon. Sementara itu penyebab ledakan dahsyat itu, kini belum diperoleh kepastian. Tidak diketahui mengapa sejumlah besar amonium nitrat yang disimpan dalam gudang di pelabuhan bisa terbakar yang kemudian menimbulkan ledakan dahsyat.
Namun para pengunjuk rasa percaya, jika bukan karena para penguasa Lebanon yang korup dan tidak kompeten, tragedi tersebut tidak akan terjadi.
Selama 2 hari berturut-turut, warga Lebanon mengadakan unjuk rasa anti-pemerintah berskala besar. Pengunjuk rasa menyerbu dan menduduki empat gedung pemerintah utama, termasuk gedung Kementerian Luar Negeri, Kementerian Energi, dan Asosiasi Perbankan. Polisi menembakkan gas air mata untuk menghentikan tindakan anarkis para pengunjuk rasa.

Hasil rekaman televisi menunjukkan bahwa beberapa orang pengunjuk rasa mencoba menerobos blokade polisi ketika kebakaran terjadi di pintu masuk ke Lapangan Kongres.
Kelompok hak asasi manusia mengklaim bahwa beberapa personel keamanan secara sewenang-wenang menembakkan gas air mata dan peluru karet ke arah pengunjuk rasa.
Pejabat berwenang Palang Merah Lebanon mengatakan, ada 65 orang terluka dalam bentrokan kekerasan pada 8 Agustus itu. Sementara pengacara yang mendukung para pengunjuk rasa mengatakan bahwa penjaga keamanan menangkap sedikitnya 20 orang.
Agence France-Presse (AFP) melaporkan bahwa setelah Manal Abdel Samad mengundurkan diri pada 9 Agustus sebagai Menteri Penerangan, Menteri Lingkungan Damianos Kattar juga mengumumkan pengunduran dirinya melalui sebuah pernyataan: “Mengingat bencana besar ini … Saya telah memutuskan untuk mundur dan meninggalkan pemerintahan.”
Associated Press (AP) melaporkan bahwa 4 orang anggota Kongres sebelumnya mengundurkan diri, dan 4 anggota lainnya juga mengundurkan diri pada 9 Agustus. Menurut laporan media Lebanon, Perdana Menteri Lebanon, Hassan Diab sedang mempertimbangkan untuk mengumumkan pengunduran dirinya.
Jika 7 dari 20 orang menteri mundur, maka kabinet wajib demisioner dan memberikan wewenang kepada caretaker untuk menangani urusan pemerintahan.
Para pemimpin dunia pada 9 Agustus juga mengadakan konferensi video untuk menggalang donasi internasional bagi Lebanon. Peserta terdiri dari 15 pemimpin pemerintah termasuk Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, perwakilan Uni Eropa, Liga Arab, dan hampir 30 negara.
Prancis sebagai promotor penggalang sumbangan mencatat bahwa negara-negara menjanjikan dana lebih dari EUR. 250 juta untuk membantu Lebanon. Bantuan darurat ini akan langsung diberikan kepada penduduk yang terkena musibah ledakan Beirut.
Pernyataan bersama yang dikeluarkan usai konferensi menyoroti kekhawatiran tentang korupsi yang terjadi di pemerintah Lebanon. Presiden Prancis, Emmanuel Macron menyatakan bahwa negara-negara harus menanggapi dengan cepat untuk memastikan bahwa bantuan dapat benar-benar tertuju kepada rakyat Lebanon.

Sementara itu terkait ledakan, pihak berwenang telah memastikan bahwa sedikitnya 158 orang tewas dan sekitar 6.000 orang lainnya mengalami luka-luka. Ledakan juga menyebabkan sekitar 300.000 orang di ibu kota kehilangan tempat tinggal.
sin/rp
Video Rekomendasi