Zhang Ni menyusun laporan
Pada akhir Februari tahun ini, sebuah gunung es bernama A-74 jatuh dari Brunt Ice Shelf di Antartika, seluas 1.270 kilometer persegi, sekitar dua kali ukuran Jakarta terbelah. Catatan menunjukkan bahwa Antartika melepaskan gunung es sebesar ini kira-kira setiap 10 tahun. Gunung es yang lebih kecil lebih sering jatuh.
Alfred Wegener, Jerman, bekerja sama dengan Institute of Polar and Oceanography (AWI) dan rekan internasional, memperoleh sampel batuan sedimen yang berharga dari dasar laut di patahan gunung es. Mereka melakukan berbagai pengukuran pada air laut di daerah ini. Tim peneliti mengatakan bahwa, penyelidikan situs rekahan akan membantu memahami proses peristiwa pelepasan gunung es yang begitu besar.
Ada Apa di Dasar Laut ?
Para peneliti telah menemukan bahwa meskipun tidak dikenal selama beberapa dekade, bagian dasar laut ini masih merupakan biosfer yang beragam.
Dasar laut ditutupi bebatuan dengan berbagai ukuran, dikelilingi oleh debu halus dan lumpur. Penelitian percaya bahwa batu-batu ini berasal dari benua Antartika dan dibawa ke laut oleh gletser dan jatuh ke dasar laut.
Ada berbagai organisme di bebatuan ini, sebagian besar adalah organisme pemakan filter. Akan tetapi, para ilmuwan tidak tahu apakah makanan mereka sebagian besar adalah fragmen alga atau partikel organik yang dibawa oleh gletser. Selain itu, masih banyak makhluk tak bergerak seperti teripang, bintang laut, dan beberapa moluska. Sedikitnya ditemukan lima spesies ikan dan dua spesies cumi-cumi.
Kali ini, tim peneliti menempelkan kamera ke dasar kapal dengan tali panjang, dan kapal diseret ke dasar laut untuk berfoto. Oleh karena itu, peneliti harus menunggu hingga gunung es benar-benar terpisah sebelum memasuki lokasi rekahan untuk mengambil gambar. Para peneliti berharap, untuk menggunakan robot bawah air yang sepenuhnya otomatis untuk menjelajahi area bawah laut semacam itu di masa depan.
Tim Institut Kutub dan Oseanografi Jerman (AWI) yang bertanggung jawab atas pendeteksian tersebut mengatakan, bahwa gambar yang diambil dari dasar laut mengungkapkan keanekaragaman hayati di daerah yang tertutup es tebal selama beberapa dekade. Hal demikian sangat menakjubkan.
Pembentukan Rak Es
Mengapa area ini terlihat pertama kali dalam beberapa dekade? Studi tersebut menjelaskan bahwa setelah salju turun di darat, salju itu secara bertahap dipadatkan dan terakumulasi menjadi lapisan es yang lebih tebal. Secara bertahap menyelinap dari darat ke laut.
Lapisan es yang membentang dari darat ke laut ini adalah lapisan es yang disebut juga lidah es. Yang mana, tebalnya bisa mencapai ratusan meter dan mengapung di permukaan laut. Melindungi dasar laut di bawahnya sepenuhnya dari sinar matahari yang mungkin bisa diterima. Namun demikian, tempat di mana gunung es ini berbatasan dengan gunung es darat akan menjadi tidak stabil dalam kondisi tertentu. Pada akhirnya, akan menyebabkan gunung es tersebut pecah, jatuh, dan mengapung ke laut.
Dalam beberapa tahun terakhir, para ilmuwan telah menemukan bahwa sebagian besar kasus pelepasan gunung es terjadi di Antartika bagian barat. Sedangkan Antartika bagian timur belum terpengaruh. Para ilmuwan khawatir jika terlalu banyak gunung es yang jatuh dan mencair, akan menyebabkan kenaikan permukaan laut naik di masa depan. (hui)
Video Rekomendasi :