Rita Li
Tujuh stand informasi yang tidak mendukung Beijing dirusak oleh pengacau di Hong Kong dalam waktu lebih dari 24 jam. Papan informasi dan banner yang dipajang diantaranya dicabik-cabik dengan senjata tajam dan menjadi sasaran vandalisme. Para pelaku diyakini terkait dengan rezim komunis Tiongkok.
“Sasarannya jelas, dan aksinya cepat,” ujar keterangan orang dalam.
Dari pukul 11 pagi pada Jumat (2/4/2021), empat pelaku yang mengenakan masker merusak stand informasi Falun Gong di distrik Mong Kok, Hung Hom, dan Wan Chai di distrik Hong Kong. Mereka merobohkan spanduk, menusuk-nusuk dan menjatuhkan papan informasi yang dipajang. Lalu lari terbirit-birit dari tempat kejadian dalam beberapa menit dan tanpa sepatah kata pun. Semuanya terungkap dalam sebuah video YouTube yang didokumentasikan oleh seorang pejalan kaki.

Falun Gong, juga dikenal sebagai Falun Dafa, adalah latihan spiritual yang melibatkan latihan meditasi dan ajaran moral. Latihan itu disambut 70 juta hingga 100 juta pengikut di Tiongkok pada tahun 1990-an.
Merasa terancam dengan popularitas Falun Gong yang berkembang pesat, rezim komunis Tiongkok melancarkan penganiayaan secara brutal terhadap latihan tersebut pada 20 Juli 1999. Jutaan orang telah ditahan di penjara, kamp kerja paksa, dan fasilitas lainnya, dilaporkan terjadi penyiksaan dalam skala luas saat ditahan, menurut Falun Dafa Information Center.

Bahkan, rezim Komunis Tiongkok menstempel Falun Gong sebagai ilegal, padahal latihan spiritual tersebut tidak melanggar hukum apapun di daratan Tiongkok. Praktisi Falun Gong menyerukan diakhirinya penganiayaan tersebut. Mereka secara global dari seluruh penjuru dunia mengungkapkan kejahatan Partai Komunis Tiongkok, termasuk di Hong Kong, selama dua dekade terakhir.

Namun demikian, praktisi Falun Gong di Hong Kong merasa lebih sulit untuk mengekspresikan keyakinan mereka secara bebas dalam sebulan terakhir.
Pada 2 April, stand pinggir jalan Falun Gong di Jalan Argyle di distrik Mong Kok, mengalami kerugian sekitar HK $ 21.000 , karena 4 spanduk, 2 tiang bendera, dan 14 papan pajangan dirusak, menurut seorang praktisi Falun Gong, yang mencoba dengan sia-sia untuk menghentikan pengacau.

Pada 3 April, tiga stand lainnya di distrik Mong Kok dan distrik Wong Tai Sin disabotase oleh kelompok lain yang terdiri dari enam orang antara pukul 11 pagi dan 13.00 waktu setempat. Dua tempat di Mong Kok mengalami serangan kedua sehari sebelumnya.
Polisi dipanggil ke tempat kejadian dan mereka berjanji akan melakukan patroli besar-besaran.
Instruksi dari Partai Komunis
Sarah Liang, Ketua Himpunan Falun Dafa Hong Kong, mengutuk serangan terhadap Stand informasi Falun Gong, karena sejalan dengan aturan hukum di Hong Kong.

Liang kepada The Epoch Times mengatakan sabotase tersebut terkait dengan rezim komunis Tiongkok. Ia menganggapnya sebagai tanda bahwa rezim PKT “sudah mencapai ujung tali.”
Sejak 6 Maret, beberapa poster tanpa pengawasan yang memfitnah Falun Gong dan pendirinya, muncul di jalan di Mong Kok, Tsim Sha Tsui, Causeway Bay, dan Wan Chai, di mana stand informasi Falun Gong didirikan.

Poster-poster itu ditulis dalam karakter mandarin yang disederhanakan, dengan kata-kata yang mirip dengan propaganda Partai Komunis Tiongkok yang telah ditulis di daratan Tiongkok, menurut Liang.

Pada 25 Maret, seorang wanita yang mendatangkan poster propaganda berkata kepada The Epoch Times bahwa “Partai Komunis di Shenzhen” mengeluarkan perintah untuk memfitnah Falun Gong dan memintanya untuk mengirim rekaman video ke daratan Tiongkok setiap hari. Namun, dia membantah menerima uang dari kegiatan tersebut.

Pada 20 Desember 2020, seorang pria merampok hasil cetakan dari stand di Tsim Sha Tsui dan melemparkan papan pajangan ke pelabuhan terdekat.
Tahun lalu, Undang-Undang keamanan nasional yang baru mulai berlaku di Hong Kong pada malam 1 Juli yang didorong oleh Partai Komunis Tiongkok. Kini, kebebasan di Hong Kong dirusak secara massif yang mengarah pada penangkapan atau pembungkaman taipan media, pemimpin pro-demokrasi, dan pengunjuk rasa mahasiswa.
Sarah Liang percaya bahwa stand informasi yang mengungkapkan penganiayaan terhadap Falun Gong menjadi pertanda positif bagi Hong Kong.
“Mereka membawa harapan rakyat Hong Kong untuk masa depan,” katanya. (asr)
https://www.youtube.com/watch?v=AOCRSmoLSLI