FDA AS Tambahkan Peringatan Peradangan Jantung Terhadap Vaksin mRNA COVID-19 Pfizer dan Moderna

Pihak berwenang mengatakan tidak ada perubahan dalam kebijakan vaksin, akan tetapi risiko-risiko harus diungkapkan

oleh Meiling Lee

The Food and Drug Administration (FDA) atau Administrasi Makanan dan Obat Amerika Serikat mengatakan pada Rabu 23 Juni bahwa pihaknya akan menambahkan sebuah peringatan peradangan jantung ke dalam lembar fakta untuk vaksin-vaksin mRNA COVID-19, yaitu vaksin Pfizer dan vaksin Moderna yang diberikan kepada pasien sebelum vaksinasi. 

Pada sebuah pertemuan  Advisory Committee on Immunization Practices  (ACIP) atau Komite Penasihat Praktik Imunisasi Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) Dr. Doran Fink, wakil direktur divisi vaksin-vaksin FDA AS mengatakan kepada komite tersebut, bahwa FDA akan “bergerak cepat untuk memperbarui lembar-lembar fakta”. Tujuannya, untuk memastikan transparansi seputar risiko-risiko yang teridentifikasi, tidak peduli seberapa jarangnya risiko-risiko tersebut.

“Kami setuju bahwa, berdasarkan data yang tersedia, sebuah pernyataan peringatan di dalam lembar-lembar fakta untuk para penyedia layanan kesehatan dan para penerima vaksin dan orang-orang awam yang dilatih untuk menjaga orang sakit akan dijamin dalam situasi ini,” kata Dr. Doran Fink.

Dr. Doran Fink menambahkan bahwa pernyataan-pernyataan peringatan tersebut “cenderung akan mencakup informasi” yang menyatakan bahwa peristiwa-peristiwa ini telah terjadi pada beberapa penerima vaksin, terutama setelah dosis dua vaksin mRNA, bahwa timbulnya gejala-gejala biasanya beberapa hari hingga seminggu setelah vaksinasi.” Gejala-gejala meliputi nyeri dada dan sesak napas.

ACIP bertemu untuk membahas data terbaru mengenai insiden-insiden miokarditis dan perikarditis setelah vaksinasi mRNA, diberikan pada para remaja dan dewasa muda di bawah 29 tahun, terutama setelah sebuah suntikan dosis kedua. Sebagian besar kasus peradangan juga dilaporkan terjadi pada para pasien pria.

Seorang anggota panel yang memberikan sebuah presentasi pada pertemuan tersebut menyatakan bahwa, ada “kecenderungan hubungan miokarditis dengan vaksinasi mRNA pada para remaja dan dewasa muda.”

Dr. Mathew Oster, seorang ahli jantung anak di Perawatan Kesehatan Anak-Anak Atlanta, juga mengatakan kepada panel tersebut, “Tampaknya vaksin-vaksin mRNA mungkin adalah sebuah  pemicu miokarditis.”

Dr. Tom Shimabukuro, seorang pejabat CDC AS, kepada ACIP mengatakan bahwa angka kasus yang dicatat dalam sistem pelaporan adalah lebih tinggi daripada diharapkan terjadi para pada pria muda.

Pfizer dan Moderna belum menanggapi permintaan komentar dari The Epoch Times.

Untuk diketahui, Miokarditis adalah peradangan otot jantung, sedangkan perikarditis adalah peradangan pada jaringan mirip-kantung yang mengelilingi jantung. Peradangan dapat juga terjadi karena infeksi  virus Komunis Tiongkok yang menyebabkan penyakit COVID-19. Sejauh ini, tidak ada yang meninggal akibat  peradangan setelah vaksinasi meskipun banyak orang yang dirawat di rumah sakit.

Namun, laporan-laporan peradangan jantung yang lebih tinggi dari perkiraan yang terjadi pada para  remaja dan dewasa muda, setelah suntikan dosis kedua vaksin mRNA mendorong CDC AS untuk menyelidiki lebih lanjut masalah ini.

Pada 11 Juni, lebih dari 1.200 kasus miokarditis pasca-vaksinasi atau perikarditis pasca-vaksinasi, dilaporkan ke pihak berwenang kesehatan federal di antara lebih dari 300 juta dosis vaksin mRNA yang diberikan.

Sebagian besar kasus tersebut dilaporkan setelah orang-orang mendapatkan suntikan Pfizer-BioNTech. Beberapa kasus dilaporkan oleh para pasien yang menerima vaksin Modern. 

Vaksin Pfizer-BioNTech diizinkan untuk diberikan pada anak-anak berusia 12 tahun, sementara vaksin Moderna diizinkan untuk diberikan pada orang dewasa berusia 18 tahun ke atas.

Terlepas dari “kecenderungan hubungan” peradangan jantung dengan vaksin mRNA, ACIP mengatakan bahwa risiko miokarditis atau perikarditis pada para remaja dan dewasa muda, setelah inokulasi dengan vaksin mRNA adalah tidak melebihi manfaat vaksin.

Panel tersebut mengatakan kebijakan vaksin saat ini, tidak akan berubah tetapi risiko-risiko  peradangan jantung harus diungkapkan kepada para pasien.

ACIP  berencana untuk membuat empat anjuran:

  1. Untuk orang-orang yang menderita perikarditis sebelum menerima suntikan dosis pertama vaksin mRNA, mereka dapat “menerima vaksin COVID-19 lainnya yang disahkan FDA AS.
  2. Untuk orang-orang yang menderita perikarditis setelah menerima suntikan dosis pertama vaksin mRNA, mereka boleh mendapatkan suntikan dosis kedua vaksin mRNA “setelah ada resolusi gejala-gejala.”
  3. Untuk orang-orang yang menderita miokarditis sebelum menerima suntikan dosis pertama vaksin COVID-19, mereka dapat lanjut untuk mendapatkan vaksinasi jika “fungsi jantungnya telah pulih.”
  4. Untuk orang-orang yang menderita miokarditis setelah menerima suntikan dosis pertama vaksin mRNA, mereka harus “menunda penerimaan suntikan dosis kedua vaksin mRNA COVID-19 sampai lebih banyak informasi diketahui.” Namun, mereka boleh lanjut untuk menerima suntikan dosis kedua vaksin mRNA jika: fungsi jantungnya telah pulih dan mereka telah berkonsultasi dengan dokternya.

Kebijakan vaksin CDC AS saat ini menyatakan bahwa “vaksin COVID-19 adalah dianjurkan untuk orang-orang yang berusia 12 tahun ke atas di Amerika Serikat di bawah Otorisasi Penggunaan Darurat  FDA AS.

Kementerian Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Serikat, CDC, Akademi Dokter-Dokter Keluarga Amerika Serikat, dan 14 organisasi kesehatan lainnya telah memublikasikan sebuah pernyataan bersama, yang berusaha meyakinkan orang Amerika Serikat bahwa miokarditis dan perikarditis adalah efek samping yang langka yang seharusnya tidak mencegah orang-orang untuk mendapatkan vaksinasi.

“Faktanya adalah jelas: ini adalah sebuah efek samping yang sangat langka, dan  sangat sedikit orang yang akan mengalaminya setelah vaksinasi. Yang penting, untuk orang-orang muda yang mengalaminya, kebanyakan kasusnya adalah ringan, dan mereka sering sembuh sendiri atau dengan pengobatan yang minimal.  Selain itu, kita tahu bahwa miokarditis dan perikarditis adalah jauh lebih umum terjadi jika anda menderita COVID-19, dan risiko-risiko terhadap jantung akibat infeksi COVID-19 dapat lebih parah,” demikian pernyataan  Kementerian Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Serikat.

Lembaga itu menambahkan : “Kami sangat menganjurkan semua orang yang berusia 12 tahun ke atas yang memenuhi syarat untuk menerima vaksin di bawah Otorisasi Penggunaan Darurat untuk divaksinasi, karena manfaat-manfaat vaksinasi adalah jauh lebih besar daripada bahayanya.” (Vv)

 

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular