Komite Olimpiade Meminta Laporan dari Tim Tiongkok Soal Lencana Mao Zedong yang Dikenakan Para Pembalap Sepedanya

Reuters

The International Olympic Committee  (IOC) atau Komite Olimpiade Internasional pada Selasa 3 Agustus 2021 meminta kepada tim Tiongkok untuk sebuah laporan mengenai mengapa dua peraih medali dari tim Tiongkok muncul di podium mengenakan lencana yang menampilkan kepala mantan pemimpin Komunis Tiongkok Partai Mao Zedong. 

Pembalap sepeda yang meraih medali emas Bao Shanju dan Zhong Tianshi mengenakan lencana tersebut selama sebuah upacara medali pada  Senin 2 Agustus, yang berpotensi melakukan sebuah pelanggaran dari aturan Olimpiade terhadap memamerkan atribut politik.

“Kami menghubungi Komite Olimpiade Tiongkok dan meminta sebuah laporan kepada mereka mengenai situasi tersebut,Kami sedang meneliti masalah itu,” kata juru bicara Komite Olimpiade Internasional Mark Adams dikutip Reuters. 

Bao Shanju dan Zhong Tianshi mengenakan lencana tersebut, yang berpotensi melanggar Aturan 50 Piagam Olimpiade, setelah mempertahankan gelar sprint tim bersepeda wanita di Izu Velodrom.

Sementara Komite Olimpiade Internasional pada bulan lalu melonggarkan Aturan 50 tersebut untuk mengizinkan gerak-gerik, seperti berlutut di lapangan permainan asalkan para atlet melakukannya tanpa gangguan dan dengan menghormati sesama pesaing, Komite Olimpiade Internasional telah melarang gerakan seperti itu di podium.

Komite Olimpiade Internasional juga sedang menyelidiki sebuah gerak-gerik yang dibuat di podium oleh peraih medali perak tolak peluru Amerika Serikat Raven Saunders di mana Komite Olimpiade dan Paralimpiade Amerika Serikat, memutuskan untuk mengharuskan menghormati para pesaing lainnya.

Raven Saunders mengangkat kedua tangannya dalam tanda X di atas kepalanya, yang kemudian ia tunjukkan adalah sebuah ekspresi dukungan bagi orang-orang yang tertindas.

Komite Olimpiade dan Paralimpiade Amerika Serikat mengatakan gerak-gerik tersebut tidak melanggar aturannya karena gerak-gerik tersebut itu adalah “sebuah ekspresi damai untuk mendukung keadilan rasial dan sosial (yang) adalah untuk menghormati para pesaing Raven Saunders.”

Komite Olimpiade Internasional mengatakan, sebelum Olimpiade tersebut bahwa atlet-atlet yang memprotes dengan membuat gerak-gerik di podium akan menghadapi tindakan hukuman.

Pelanggaran itu akan diperiksa berdasarkan kasus per kasus, kata para pejabat waktu itu.

Atlet-atlet bebas berekspresi selama konferensi pers, di media sosial, dan di tempat lain. Tetapi Mark Adams, juru bicara Komite Olimpiade Internasional, mencatat bahwa sebagian besar atlet, dalam sebuah survei terhadap ribuan atlet, mengatakan para atlet tidak ingin protes selama kompetisi atau berada di podium. (Vv)

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular