oleh Wang Xiang
Pada Kamis, 2 September, seorang juru bicara Taliban mengatakan bahwa komunis Tiongkok sekarang sudah menjadi mitra utama Taliban
Surat kabar Italia ‘La Repubblica’ menerbitkan sebuah artikel hasil wawancara dengan juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid pada hari Kamis. Mujahid mengatakan bahwa setelah pasukan asing menarik diri dari Afghanistan dan Taliban mengambil alih negara itu, mereka akan bergantung terutama dana dari Beijing.
Dia mengatakan bahwa Taliban menghargai proyek One Belt One Road yang diprakarsai oleh komunis Tiongkok.
Mujahid mengatakan bahwa bandara internasional Kabul harus segera beroperasi kembali.
“Bandara akan dikosongkan dalam tiga hari ke depan dan pekerjaan rekonstruksinya akan selesai dalam waktu singkat. Mudah-mudahan bulan September sudah bisa digunakan kembali”, katanya.
Mujahid mengatakan kepada ‘La Repubblica’ : “Komunis Tiongkok adalah mitra utama kami”.
Setelah pasukan asing meninggalkan bandara Kabul dalam beberapa pekan terakhir, negara-negara Barat sangat membatasi pemberian dana bantuan ke Afghanistan.
Sebelum Taliban merebut kekuasaan Afghanistan pada 15 Agustus, salah satu pendirinya Mullah Abdul Ghani Baradar melakukan perjalanan ke Kota Tianjin, Tiongkok untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri komunis Tiongkok Wang Yi.
Taliban adalah organisasi teroris yang diakui secara internasional. Meskipun Beijing belum secara resmi mengakui Taliban sebagai pemerintah baru Afghanistan, tetapi juru bicara Kementerian Luar Negeri komunis Tiongkok adalah orang pertama yang menggunakan istilah khusus, seperti “menghormati pilihan rakyat Afghanistan” untuk mengungkapkan dukungannya kepada rezim Taliban.
“Menghormati pilihan rakyat Afghanistan” berarti menghormati kekuatan Taliban di Afghanistan.
Namun, rezim Beijing juga khawatir tentang sikap Taliban terhadap investasi Tiongkok di Afghanistan setelah penarikan pasukan negara Barat, selain tentang penyebaran aksi pemberontakan ke Xinjiang.
Pada 25 Agustus, mantan penasihat pemerintah Trump, Christian Whiton mengatakan bahwa komunis Tiongkok yang memiliki hubungan dekat dengan Taliban, tampaknya juga menyimpan banyak kekalutan dalam hati mereka. (sin)