Video Menunjukkan Anak Berusia 4 Tahun Dipaksa Melakukan Karantina di Tiongkok Sendirian, Netizen Mengecam

Erabaru.net. Dalam sebuah video mengejutkan yang muncul dari Provinsi Fujian, Tiongkok, seorang bocah lelaki berusia 4 tahun tanpa pendamping terlihat dipaksa untuk dikarantina sendirian ketika negara itu melihat lonjakan baru kasus virus corona.

Video yang muncul di media sosial Tiongkok pada hari Selasa ( 14/9) menunjukkan seorang anak dengan setelan APD lengkap berjalan dengan susah payah dengan koper untuk memasuki isolasi serta menjalani CT scan.

Insiden itu terungkap ketika Zhu Xiaqing, seorang perawat di fever clinic di Rumah Sakit Afiliasi Universitas Putian memposting video anak laki-laki berusia 4 tahun yang telah terinfeksi virus yang ditutupi setelan APD ukuran besar dari kepala hingga kaki, dan mendorong koper yang hampir setinggi tubuhnya sendiri di kegelapan malam.

Dia mengatakan bahwa melihatnya memasuki karantina tanpa orangtuanya membuat hatinya sakit tetapi menambahkan,: “Kamu pria pemberani, semoga kamu cepat pulih!”

Dia kemudian memposting video kedua yang menunjukkan anak kecil dengan APD lengkap dengan ransel dibawa ke ruang pengujian. Keterangan pada video menunjukkan bahwa banyak anak telah dites positif terkena virus dan harus menjalani karantina sampai selesai seorang diri.

Infeksi kluster baru yang melibatkan varian Delta COVID-19 di Provinsi Fujian telah mencapai 186 kasus dalam seminggu, dengan 85 dilaporkan pada hari Rabu (15/9) saja, outlet media pemerintah Shanghai Daily melaporkan. Kasus paling serius yang dilaporkan hari itu termasuk 36 anak di bawah usia 10 tahun, dengan yang termuda baru berusia empat tahun.

Kabarnya, anak-anak ini dipaksa oleh pihak berwenang untuk sementara dipisahkan dari orangtuanya dan ditempatkan di bangsal isolasi rumah sakit sendirian. Mereka juga menjalani berbagai pemeriksaan kesehatan tanpa didampingi orangtua.

Sejak video itu diposting, ratusan gambar telah muncul di platform media sosial, menunjukkan anak-anak kecil dengan pakaian APD ukuran besar yang dipimpin oleh perawat untuk menjalani CT scan atau berdiri dengan sabar dengan jarak sosial yang tepat. Banyak yang turun ke platform media sosial untuk mengkritik pihak berwenang atas “tindakan keras” semacam itu.

Namun, rumah sakit tersebut mengatakan bahwa untuk mengurangi ketakutan anak-anak terhadap rumah sakit, gambar karakter kartun telah dipasang di dinding bangsal dan banyak bahan bacaan ekstrakurikuler telah diberikan kepada mereka. Menurut pihak rumah sakit, “Emosi anak-anak sangat stabil.”

Ini terjadi ketika negara itu menyaksikan lonjakan baru yang terkait dengan sekolah dasar di Provinsi Fujian. Pihak berwenang di Fujian telah memerintahkan agar semua guru dan siswa harus diuji dalam waktu seminggu, setelah lebih dari 100 kasus dilaporkan dalam empat hari. Gelombang terbaru datang sebulan setelah Tiongkok mengatasi wabah Nanjing – yang terbesar sejak Wuhan. (lidya/yn)

Sumber: indiatimes

RELATED ARTICLES
- Advertisment -

Most Popular