Penduduk Desa Pergi ke Pintu Masuk Desa untuk Memprotes
Selain aksi unjuk rasa di Desa Tunhong, pada 3 November lalu, warga Desa Heman juga mendatangi pintu masuk desa untuk unjuk rasa.
Chen Ming (nama samaran), pemilik hotel sumber air panas di desa, mengatakan kepada The Epoch Times bahwa penduduk desa mulai berkumpul di pintu masuk desa sekitar pukul 12 siang pada hari itu. Tidak ada spanduk atau slogan. Pada saat itu kepala desa juga berada ditempat kejadian, tetapi tidak ada penyelesaian, hanya mencatat tuntutan dari penduduk desa.
Seorang warga lainnya di Desa Hemen, Wang Liang (nama samaran) mengungkapkan bahwa pada sore hari, warga berpindah dari pintu masuk desa ke tempat pertemuan desa (public house) dan terus menyampaikan tuntutan mereka.Tidak ada hasil yang jelas dari kegiatan perlindungan hak. Sedangkan Kader Desa hanya setuju untuk menyampaikannya kepada atasan mengenai aspirasi warga. Kader desa itu hanya membiarkan semua orang-orang menunggu hasilnya.
“Semua orang hanya (menyatakan) ingin membuat keluar benteng untuk menghasilkan uang. Mereka perlu meminta penjelasan kepada para pemimpin berbagai departemen. Semua orang berharap para pemimpin berbicara, tetapi tidak ada yang bisa mengurus, tidak ada orang yang bisa urus, dan tidak ada yang bisa menyelesaikan masalah,” kata Wang Liang.
Chen Ming juga menambahkan, pintu masuk desa ditutup. Sehingga tidak ada akses yang bisa masuk dan keluar, yang membatasi kebebasan warga. Dari Juli hingga sekarang, pemerintah hanya memberikan bantuan 1.000 yuan . Dengan 20 kg beras dan minyak, penduduk desa sudah tak memiliki pendapatan ekonomi.”
“Permintaan kami sangat sederhana, kami hanya ingin minta membiarkan kami keluar dan masuk dengan bebas. Biarkan kami hidup lebih bebas sedikit, menemukan cara untuk memiliki sedikit sumber keuangan, sehingga kami dapat bertahan hidup,” kata Chen Ming.
Penduduk desa dilarang meninggalkan desa dan putus asa
Chen Ming mengatakan kepada The Epoch Times bahwa Dai Rongli, mantan wakil walikota Ruili, baru-baru ini mengeluarkan surat yang menyerukan penyelamatan Ruili. Tidak hanya, tanpa ada perubahan, tetapi kontrol pemerintah daerah semakin meningkat.
“Saya rasa tidak ada perbaikan. Saya hanya berpikir bahwa (pemerintah) mengintensifkan dan mengendalikan dengan semakin ketat,” kata Chen Ming.
Bahkan, kini warga tidak diperbolehkan keluar dari desa, sampai ada warga yang bertengkar dengan petugas. Akan tetapi, tetap tidak diperbolehkan keluar. Mereka diharuskan menulis laporan dan menunggu persetujuan.
Dia mengatakan bahwa dirinya telah memberitahukan kepada kepala desa tentang hal-hal khusus sebelumnya, dia hanya bisa membiarkannya keluar sebentar. Akan tetapi, kini sama sekali tidak mungkin terjadi.
Liu Jun (nama samaran), yang meninggalkan Desa Tunhong pada bulan Agustus lalu untuk menjalankan toko perhiasan di daerah perkotaan, mengungkapkan bahwa Desa Tunhong belum diblokir. Para karyawan supermarket, dan staf pemerintah dapat masuk dan keluar secara normal, kecuali untuk rakyat jelata tidak diperbolehkan.
“Jadi rakyat jelata sudah ambruk,” katanya.